Susan Davany Jessica: Islam Menjawab Siapa Tuhanku

Jessica membaca dan mempelajari surah Maryam. Tanpa disadari, air mata menetes ke pipinya. Ia menangis dan tersentuh dengan kandungan surah tersebut.
Sebelum mengenal Islam, pemilik nama lengkap Susan Davany Jessica ini begitu tidak simpati akan risalah yang dibawakan Nabi Muhammad SAW.

Menurut perempuan kelahiran Medan, 18 Desember 1984 ini, Islam merupakan agama yang tak menghormati perempuan karena memperbolehkan perempuan dinikahi oleh laki-laki yang telah beristri alias poligami. “Pada dasarnya agama merujuk ke suatu kebaikan, tapi kok Islam terkesan jahat kepada perempuan. Tapi (pendapat) itu dulu sebelum saya memahami Al quran, kata Jessica, begitu ia akrab disapa, mengenang saat berbincang dengan republika.co.id, Kamis (29/9).
Namun, saat ini bagi karyawati sebuah perusahaan kontraktor engineering dan rental alat berat ini, Islam merupakan pilihan hidup yang tidak bisa tawar-tawar lagi. Hanya Islam yang dapat menjelaskan tentang siapa Tuhan sebenarnya, pertanyaan yang ia tanyakan sejak duduk di bangku sekolah menengah atas.
Demi mendapatkan jawaban siapa sebenarnya Tuhan, perempuan kedua dari empat bersaudara ini sempat berpindah-pindah keyakinan. Namun semua agama yang diyakininya ketika itu tidak memberikan jawaban pasti tentang siapa Tuhan yang sebenarnya.
Sebelum menganut Kristen, ia terlahir dari keluarga Katolik taat. Saat pindah pun, ia lakukan secara totalitas.
Ia menjadi pelayan gereja yang setiap Sabtu dan Minggu tidak pernah absen ibadah. Hampir setiap hari, ia pun membaca Alkitab dan mendengarkan khotbah dari pendeta. Berkali-kali mempertanyakan tentang hakikat Tuhan, ia sempat dimarahi.
Bahkan, kata sarjana ilmu politik dan komunikasi sebuah kampus ternama di Jakarta ini, sang pendeta mengatakan sikap kritis yang dilakukan jemaat adalah dosa besar dan tidak akan diselamatkan Yesus.
Meski tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan dari sang pendeta, Jessica tetap terus berusaha mencari tahu lewat Alkitab siapa Yesus itu sebenarnya.
Alkitab yang ia baca menyatakan, tidak ada satu pun seruan Yesus kepada umatnya agar disembah. Yang ada hanyalah mengikuti ajarannya, bukan menyembahnya. Demikian pula, ketika ia menemukan kerancuan dari Trinitas. Siapa itu Yesus, Allah, dan roh kudus?
Hampir setiap hari ia pun membaca Alkitab dan mendengarkan khotbah dari pendeta. Namun, benaknya selalu bertanya, siapa itu Yesus, Allah, dan roh ku dus? Karena, menurut pendeta, mereka itu tiga nama, tapi satu jiwa. Jika mereka itu satu, mengapa di Alkitab selalu ada percakapan atau seruan antara Jesus kepada Allah, dan kalau memang Yesus adalah Tuhan, mengapa ada doa Nabi Daud yang hidup sebelum Yesus?
Dalam doa, Nabi Daud juga menyeru kepada Allah. Itu artinya, Allah inilah sosok yang sepertinya sangat dihormati dalam Alkitab. Saya menilai sosok Yesus itu hanyalah pesuruh Allah karena Daud tidak berdoa menyebut nama Yesus, tuturnya.
Tak menemukan jawaban yang memuaskan, ia memutuskan berpindah ke Buddha. Akan tetapi, harapan Jessica mendapatkan jawaban atas kegamangannya dari keyakinan barunya tersebut tak menemui hasil.
Dari kebingungan itu sekitar 2007, Jessica tergelitik hatinya mencari Tuhan lewat Islam dengan bantuan internet.
Kala itu, yang pertama dipelajari adalah pola hidup Nabi Muhammad. Jessica bertanya, mengapa Muhammad SAW menikah dengan banyak perempuan. Karena penasaran, Jessica pun belajar Islam dan membeli Alquran.
“Saya juga unduh Alquran digital dan telusuri di Google tentang sejarah Muhammad SAW,”katanya.
Namun, anehnya pada saat pertama membuka lembaran Alquran, yang ter buka justru surah Maryam. Saya cari-cari tidak ada surah atau ayat tentang Muhammad ketika itu, paparnya.
Jessica pun membaca dan mempelajari surah Maryam. Saat membaca, tanpa disadari air mata menetes ke pipinya. Ia menangis dan tersentuh dengan kandungan surah tersebut.
Apalagi, isi dari surah Maryam bersinggungan sekali dengan Maria dan Yesus. Surah ini mengisahkan cerita Maryam atau Maria dan Yesus atau Nabi Isa yang sebenarnya. Hampir setiap malam, ia membaca terjemahan Alquran seperti membaca novel.
Jessica melihat bagaimana Allah menjabarkan semuanya, mulai dari Allah menciptakan langit dan bumi.
Dari zaman batu, zaman orang memanggil malaikat dengan nama perempuan (angel), zaman Fira’un, sampai ke zaman Yesus. Semua dijabarkan lebih lengkap daripada kitab-kitab sebelumnya, paparnya.
Dari pengetahuan membaca Alquran, sambung Jessica, ia menyimpulkan semua risalah agama samawi bersumber dari Allah SWT. Risalah-risalah tersebut disempurnakan Islam sebagai agama pamungkas.
Alquran adalah kitab suci yang lebih disempurnakan, lebih detail, dan kompleks, ujarnya menjelaskan.
Setelah mempelajari Alquran, akhir nya pada pengujung 2015 atau awal 2016, Jessica memutuskan ber ikrar syahadat. Pada Juli 2016, ia mendapatkan sertifikat ikrar tersebut. (sumber: ROL)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>