Uniknya Kehidupan Islam di Bangkok

Seorang mahasiswa jurusan FMIPA Universitas Syah Kuala, Muhammad Chaidir mengisahkan kehidupan Muslim di Bangkok. Menurut pemuda yang mendapat Scholarship Program for ASEAN Countries yang diselenggarakan Universitas Chulalongkorn ini, pemeluk Islam di Bangkok mencapai 82 persen dari total pemeluk Islam di Thailand.

Berdasarkan penelitian Kementerian Luar Negeri Thailand, mayoritas warga Muslim di kota metropolitan ini bermukim di timur Bangkok. Sebagian besar mereka bekerja di bidang perniagaan, selebihnya di sektor yang berhubungan dengan kerajaan dan swasta.

Bangkok mempunyai sekitar 178 masjid dari total yang ada di Thailand. Di mana ada masjid, maka di sekitarnya terdapat perkampungan muslim. “Saya sendiri tinggal di sebuah apartemen di salah satu kampung muslim di Bangkok. Di sini terdapat masjid yang cukup terkenal di kalangan muslim Thailand, yaitu Masjid Darul Aman,” kata Chaidir.

Pemeluk Islam di kawasan ini kebanyakan berasal dari Pattani, salah satu provinsi di selatan Thailand. Sebagian kecil pemeluk Islam lainnya berasal dari Indonesia, Afrika, Pakistan, dan lainnya. Masjid sebagai wadah pemersatu umat benar-benar terasa ketika kita berada di tengah dominasi kaum yang nonmuslim. Salat lima waktu di masjid ini menurut mahasiswa itu selalu ramai saf-saf terisi penuh. Komunitas-komunitas kecil seperti mahasiswa muslim di kawasan ini kerap membuat halaqah-halaqah guna meningkatkan keimanan mereka.

Mahasiswa muslim Indonesia di Bangkok juga membuat pertemuan tiap minggu untuk menambah ilmu keislaman dan meningkatkan rasa persaudaraan antarmuslim senegara asal. Selain itu, hari Jumat menjadi hari raya kecil yang disambut gembira oleh warga muslim di Bangkok yang berbondong-bondong salat Jumat. Banyak orang Islam yang berasal dari kawasan berbeda datang untuk melaksanakan kewajiban salat Jumat. Para pedagang berjejer menjajakan makanan tepat di depan masjid, sehingga jemaah salat dapat membeli makanan yang terjamin kehalalannya seusai Jumatan.

Toleransi antarumat beragama di Thailand sangatlah kuat. Saling menghormati adalah kuncinya. Di kawasan ini juga terdapat banyak tempat peribadatan bagi pemeluk Budha. Patung-patung Budha dan sesajian berupa air soda, bunga melati, kemenyan, dan buah-buahan menjadi pemandangan biasa saat warga berjalan-jalan di kawasan ini.

Para pemeluk Budha juga menghormati umat Islam. Saat perayaan Hari Raya Idul Adha yang lalu misalnya, umat Islam dapat merayakannya dengan bebas tanpa gangguan. Walaupun suasananya sangat berbeda dengan di Aceh atau Indonesia umumnya di mana gema takbir tak terdengar nyaring karena jumlah masjid yang minim tetapi umat Islam di sini tetap mempersiapkan diri merayakan hari besar Islam tersebut.

“Hal yang paling saya rindukan ketika itu adalah mak meugang, tradisi memasak daging yang hanya dimiliki orang Aceh. Sie reuboh khas Aceh Rayuek sempat membuat saya ingin sekali mencicipinya ketika menelepon keluarga di Aceh,” kata Chaidir.

Ketersedian makanan halal di Bangkok memang sangat sedikit, hanya ada di beberapa lokasi di mana banyak orang Islam yang datang atau bermukim seperti di pusat perbelanjaan, universitas, dan area sekitar masjid. “Di lokasi saya tinggal ada warung yang khusus menjual makanan halal yang diimpor dari Malaysia, seperti roti kabin, mi instan dan permen.”

Saat berada di Thailand, kaum Muslim memang harus berhati-hati memilih makanan. Meski demikian Pemerintah Thailand sudah lebih dulu punya aturan mengenai sertifikasi dan label produk halal jika dibandingkan dengan Indonesia, sehingga negara itu bisa menjadi pengekspor bahan pangan terbesar keenam ke berbagai negara lainnya. (sumber: inilah.com)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>