Paris Miller Terkejut Islam Hormati Sosok Yesus

Paris Miller tumbuh dari keluarga yang tidak utuh sejak kecil. Ketika usianya masih tiga tahun, Paris harus menghadapi kenyataan pahit, kedua orang tuanya bercerai. Sejak saat itu, Paris diasuh oleh ibunya yang kebetulan beragama Katolik meskipun tidak terlalu taat.

Warga North Carolina, Amerika Serikat (AS) itu tumbuh menjadi pribadi yang kritis. Awal perjumpaannya dengan Islam terjadi ketika ia mulai belajar di universitas.

Di kampus itulah ia mulai mengkaji secara serius agamanya sendiri. Itu bermula ketika pihak kampus meminta seluruh mahasiswa baru membawa Injil Perjanjian Baru.

Hal itu sangat menarik buat saya sebagai seorang Kristen. Kami memulainya (pembahasan) dari Injil Perjanjian Lama, kata Paris Miller, seperti dikutip About Islam, Ahad (11/12).

Dari beberapa diskusi, Paris menyimpulkan, keesaan Tuhan sebenarnya sudah dijabarkan dalam Injil Perjanjian Lama. Hal itu, menurut dia, agak berseberangan dengan apa yang dijumpai dalam Injil Perjanjian Baru.

Fakta itulah yang baru disadari Paris ketika itu. Sebelumnya, Paris mengira apa yang diajarkan Injil Perjanjian Baru mengenai bagaimana seharusnya seorang beriman menjalani hidup, sudah cukup.

Tentu saja, banyak orang Kristen yang berperilaku baik, seperti tidak mencuri, tidak berkata bohong, tidak mengambil nyawa orang lain. Namun, hubungan insan dengan Tuhan itu yang agaknya saya lewatkan, kata dia menjelaskan.

Lulus dari universitas, Paris kemudian bertunangan. Dalam cita-citanya saat itu, ia hanya ingin menjadi istri yang baik dan ibu yang teladan bagi anak-anak. Calon suaminya merupakan seorang Kristen yang taat.

Dia dan pasangannya hendak mencari gereja yang memberikan pelayanan konseling bagi dua calon mempelai. Paris mengenang, saat itu ada salah seorang kawan kekasihnya datang. Rupanya, ayahnya merupakan seorang pastor.

Namun, Paris dan kekasihnya sama-sama kecewa. Bukan lantaran bimbingan konseling yang diperoleh. Kedua pasangan ini ternyata tidak mendapatkan jawaban yang cukup memuaskan dari sang pastor mengenai hubungan antara manusia dan Tuhan.

Singkat cerita. Paris kemudian terkenang akan salah satu temannya yang seorang Muslimah. Dalam sebuah kesempatan, Paris bercerita kepada temannya ini, yang kemudian mengundang Paris dan calon suaminya ke masjid. “Saya ingat, itulah kali pertama saya masuk masjid. Saya bahkan, mengenakan hijab untuk pertama kalinya. Saya merasa senang, “ujar Paris mengenang.

Ternyata, calon suami Paris menyambut ramah ajakan itu. Dia pun berangkat sama-sama ke masjid. Saat itu, hari Jumat. Seusai Shalat Jumat, calon suami Paris berdialog panjang lebar dengan seorang kawan Paris yang Muslim. Kemudian, ia mengucapkan dua kalimat syahadat.

“Perpindahan keyakinanku kepada Islam sangat berdasarkan nalar pikiran. Melalui membaca Alquran. Mempelajari Islam sedikit demi sedikit, bagaikan melengkapi kepingan-kepingan teka-teki, sampai mendapatkan gambaran yang utuh,”ujarnya.

Satu hal yang menjadi daya tarik Islam, menurut dia, adalah bagaimana agama ini menghormati sosok Yesus. (sumber: ROL)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>