MUI Bakal Membentuk Stasiun Televisi untuk Umat Islam
Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (Wantim MUI) memprakarsai gagasan perlunya kaum Muslim Indonesia membentuk sebuah stasiun televisi berskala nasional. Hal itu disampaikan Ketua Wantim MUI, Din Syamsuddin, Senin (26/12).
Menurut Din, gagasan itu mencuat dalam Rapat Pleno Wantim MUI ke-13 belum lama ini. Di sana, para pimpinan ormas-ormas Islam merumuskan agenda strategis jangka pendek untuk tiga tahun ke depan.
“Saya sendiri yang mengusulkan, sudah saatnya umat Islam Indonesia untuk memiliki stasiun televisi dan media massa yang berwibawa dan berpengaruh. Bila perlu, menjadi trend setter dari kehidupan nasional. Untuk itu, terpikirkan untuk segera memiliki stasiun televisi,” ujar Din Syamsuddin saat dihubungi, Senin (26/12).
Beberapa hal melatari gagasan tersebut. Di antaranya, kesadaran akan besarnya potensi umat Islam Indonesia. Aksi Super Damai 2 Desember lalu, misalnya, merupakan bukti bahwa kaum Muslim bisa bersatu padu untuk menoreh sejarah.
Kemudian, Din melihat eksistensi stasiun-stasiun televisi masa kini. Masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri.
Namun, menurut Din, begitu banyak kegiatan umat Islam yang bernilai positif kurang mendapatkan sorotan nasional. Selain itu, beberapa pemberitaan justru kurang proporsional terhadap Islam. Khusus untuk umat Islam, dipandang perlu ada stasiun televisi sendiri. Sehingga, bisa menjadi sarana pencerdasan kehidupan umat.
Kemudian, umat Islam bisa berperan mencerdaskan kehidupan bangsa. “Jadi, semangatnya itu fastabiqul khairat, berlomba-lomba dalam kebaikan. Bermitra secara strategis,” jelas mantan ketua umum PP Muhammadiyah itu.
Dalam waktu dekat, pihaknya menjajaki kemungkinan untuk membentuk stasiun TV bagi umat Islam. Beberapa persoalan akan dikaji. Misalnya, terkait perizinan, frekuensi, permodalan, dan manajemen.
“Saya berkeyakinan, rencana (stasiun) televisi Islam akan mendapat dukungan dari umat Islam. Kita cari formulanya, bagaimana bentuknya, yang tentu harus dikelola secara profesional dan transparan,” katanya. “Kalau saya berharap, kurang dari satu tahun, kalau bisa, sudah terwujudkan. Soal permodalan, saya berkeyakinan, umat Islam Indonesia akan membantunya. Itu juga salah satu faktor penting,” tukasnya. (sumber: ROL)
Naskah Terkait Sebelumnya :
Indeks Kabar
- Begini Posisi Wanita dalam Ajaran Talmud Yahudi
- OKI Adakan Pertemuan Darurat Membahas Sudan, Militer Setuju Gencatan Senjata Seminggu
- Pemerintah Cina Paksa Muslim Uighur Bersumpah tak Ajarkan Agama Islam
- KH Ali Musthofa Ya’qub: Ceramah Ulama Syi’ah Di Istiqlal Bisa Bahayakan Umat dan NKRI
- Pengadilan China Jatuhkan Vonis Berat kepada 39 Warga Muslim Turkistan Timur
- MUI: Yang Bela Emansipasi Wanita di Luar Koridor Islam Tak Diakui
- Ozil Sumbang Rp 1,5 Milyar untuk Ramadhan di Turki, Suriah dan Somalia
- Habib Munzir Al-Musawa Wafat
- 560 Orang Tewas dan 2.000 Terluka di Ghouta dalam 9 Hari
- OKI Kecam Pengaitan Islam dengan Terorisme
-
Indeks Terbaru
- China Tangkapi Warga Muslim Hui yang Tolak Penghancuran Masjid
- Dari Benci Jadi Cinta Islam
- OKI Adakan Pertemuan Darurat Membahas Sudan, Militer Setuju Gencatan Senjata Seminggu
- Yusuf Masuk Islam Setelah Temukan Alquran di Stadion Old Trafford
- Pelaku Penembakan Kantor MUI Tewas, Sebelumnya Incar Ketua Umum dan Mengaku Nabi
- Viral Video Protes Suara Bising di Masjid, Kakek Australia Ini Malah Masuk Islam
- Pelaku Penembakan Kantor MUI Tewas, Sebelumnya Incar Ketua Umum dan Mengaku Nabi
- Mualaf Fano, Dulu Benci dan Caci Maki Adzan Tapi Kini Malah Merindukan Kemerduannya
- Kantor MUI Ditembak, Sejumlah Staf Jadi Korban
- Terpikat Makna 2 Surat Alquran, Mualaf Nathalia: Saya Temukan Konsistensi dalam Islam
Leave a Reply