PBB Segera Lakukan Penyeledikian Kekerasan Aparat Myanmar terhadap Etnis Muslim Rohingya
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) hari Jumat mengatakan, utusannya segera berangkat ke Myanmar akan melakukan penyelidikan sehubungan kasus video kekerasan yang dilaporkan terjadi di negara itu, termasuk tindakan kekerasan militer terhadap etnis Muslim Rohingya.
“Peristiwa beberapa bulan terakhir telah menunjukkan bahwa masyarakat internasional harus tetap waspada dalam memantau situasi hak asasi manusia di sana,” kata Yanghee Lee, perwakilan Khusus PBB tentang situasi hak asasi manusia di negara itu.
Perwakilan khusus PBB Yanghee Lee dijadwalkan mengunjungi negara ini mulai Senin depan dalam kunjungan selama 12 hari, termasuk mengunjungi Negeri Bagian Kachin, lokasi yang menyaksikan kekerasan etnis Rohingya oleh tentara.
“Eskalasi dalam pertempuran di Kachin dan Shan, dengan dampak negatif yang tak terelakkan pada situasi warga sipil, menyebabkan beberapa keresahan mengenai arah itu pemerintah baru yang berkuasa pada tahun pertama pemerintahan,” kata Lee dikutip laman resmi PBB, un.org, Jumat (06/01/2017).
Dalam penyelidikannya nanti, Lee juga akan mengumpulkan informasi yang terjadi di Sittwe, Rathedaung, Buthidaung dan Maungdaw di Negara bagian Rakhine, serta Nay Pyi Taw dan Yangon.
Bulan lalu, pejabat tinggi PBB hak asasi manusia, Zeid Ra’ad Al Hussein mengatakan bahwa dia sangat kecewa dengan kurangnya akses ke beberapa daerah terburuk dalam Rakhine utara, terutama terkait berbagai tuduhan yang mengkhawatirkan pelanggaran hak asasi manusia, termasuk pembunuhan, perkosaan dan pembakaran rumah milik minoritas Muslim Rohingya.
Tindakan kekerasan terhadap etnis minoritas itu Rohingya oleh militer Myanmar mempengaruhi janji pemenang Hadiah Nobel Perdamaian, Aung San Suu Kyi, untuk memastikan keamanan di negara itu terjamin, jika partai pimpinannya mengambil alih tampuk pemerintahan pada Maret 2016 lalu.
Suu Kyi menghadapi kritik internasional karena gagal membendung aksi kekerasan militer Myanmar terhadap etnis Muslim Rohingya yang mendiami utara negeri Rakhine. (sumber: hidayatullah)
Naskah Terkait Sebelumnya :
- 24 Etnis Muslim Rohingya Tewas dalam Operasi Gabungan di Myanmar
- Kelompok HAM Sebut Myanmar Lakukan Genosida Muslim Rohingya
- Malaysia Serukan ASEAN Selidiki Kekejaman Terhadap Muslim Rohingya
- Militer Myanmar Bunuh 30 Etnis Rohingya dalam Aksi Kekerasan Terbaru
- PBB Desak Myanmar Berikan Kewarganegaraan kepada Suku Rohingya
Indeks Kabar
- Warga Amerika yang Muallaf Semakin Banyak
- Seribu Masjid di Jerman Dibuka untuk Umum
- MUI: Tindak Tegas dan Pidanakan Pelaku Pelecehan Lafadz Allah
- Koleksi Langka Islami Dipamerkan di Spanyol
- Film Iqro Ajak Anak Cinta Alquran Sejak Dini
- Umat Islam Peduli Malang Sosialisasikan Fatwa MUI Tentang Penggunaan Atribut Natal
- Anggota Dewan Larang Warga Hindu Izinkan Muslim Masuk Rumah
- Polisi Tangkap Pelaku Penyerangan Siswi Muslim Inggris
- Pemukim Yahudi Israel Kembali Lecehkan Pemakaman Muslim
- Terima Nobel Perdamaian, Abiy Ahmed: Militan dan Kekuatan Global Mengancam Tanduk Afrika
-
Indeks Terbaru
- Jadi Mualaf, Susie Brackenborough: Tak ada yang Membingungkan dalam Islam
- Ucapan Islami Ini Membuka Mata Hati Mualaf Ismael Lea South untuk Masuk Islam
- Pelaku Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan Berseragam Polisi
- Mantan Ateis Asal Prancis Masuk Islam di Qatar, Kehangatan Muslim Kuatkan Keputusannya
- Kemenlu Rusia Kutuk Swedia Izinkan Politikus Denmark Bakar Alquran di Stockholm
- Trudi Best Jadi Mualaf karena Takjub Lihat Muslim Melakukan Sesuatu karena Allah
- Hidayah adalah Misteri, Dunia Clubbing Pintu Masuk Mualaf Ameena Bersyahadat
- Eks Marinir yang Berniat Mengebom Masjid Tak Kuasa Bendung Hidayah, Ia pun Bersyahadat
- Pemerintah Afghanistan Tak Pernah Larang Pendidikan untuk Perempuan
- Mantan Ateis Asal Prancis Masuk Islam di Qatar, Kehangatan Muslim Kuatkan Keputusannya
Leave a Reply