PBB: Tentara Myanmar Lakukan Pembunuhan dan Perkosaan Secara Massal Etnis Rohingya
Seorang wanita mengatakan bayi lelakinya yang berusia 8 bulan digorok. Seorang lagi wanita mengatakan dia diperkosa beramai-ramai.
Fakta penyiksaan aparat Myanmar terhadap etnis Muslim Rohingya
Pasukan keamanan Myanmar terbukti telah melakukan pembunuhan dan peemperkosaan secara massal serta membakar desa-desa Muslim Rohingya, sejak Oktober. Demikian laporan kantor hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terbaru, dikutip Reuters
Menurut PBB, tindakan mereka itu kemungkinan bisa dianggap kejahatan terhadap kemanusiaan dan “penghapusan etnis (genosida)”. Para saksi mengatakan melihat kekejian tentara Myanmar, termasuk “pembunuhan bayi, anak-anak, wanita dan orang tua; mereka yang melarikan diri ditembak; desa dibakar; penahanan massal; pemerkosaan dan kekerasan seksual yang luas; penghapusan makanan dan sumber-sumber makanan secara sengaja, “menurut laporan itu.
Bayi Digorok
Seorang wanita mengatakan kepada para penyelidik PBB bahwa bayi lelakinya yang berusia 8 bulan jadi korban karena digorok. Seorang lagi wanita mengatakan dia diperkosa oleh para tentara dan melihat putrinya yang berusia 5 tahun dibunuh sedang ia mencoba menyelamatkannya.
“Kekejaman dahsyat yang dilakukan terhadap anak-anak Rohingya ini tidak bisa dibiarkan,” kata Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Zeid Ra’ad al Hussein dalam sebuah pernyataan. “Saya berbicara dengan Aung San Suu Kyi sekitar satu setengah jam lalu. Saya menyeru beliau berusaha keras untuk memberi tekanan kepada tentara dan layanan keamanan agar menghentikan operasi ini,” kata Ra’ad al-Hussein dalam wawancara bersama Reuters di Jenewa. “Dia memberi tahu saya bahwa sebuah penyelidikan akan diluncurkan. Dia mengatakan mereka membutuhkan lebih banyak informasi.” “Kami sangat prihatin”
Di Yangon, juru bicara presiden Myanmar, Zaw Htay mengatakan, “Ini tuduhan sangat serius, dan kami sangat prihatin. Kami akan segera menyelidiki klaim ini melalui komisi investigasi pimpinan Wakil Presiden U Myint Swe. “Di mana ada bukti nyata tentang kekerasan dan pelanggaran, kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan,” katanya.
Sekitar 66.000 orang sudah melarikan diri dari Provinsi Rakhine yang kebanyakan penduduknya beragama Islam ke Bangladesh, sejak militer Myanmar meluncurkan operasi keamanan dalam menanggapi serangan-serangan terhadap pos-pos polisi perbatasan pada 9 Oktober 2016, lapor PBB.
Kantor kemanusiaan PBB baru-baru ini menyatakan kini jumlah mereka sudah 69.000. “Operasi pembersihan area’ kemungkinan menyebabkan ratusan kematian,” setengahnya akibat helikopter-helikopter yang melepaskan tembakan dan bom-bom ke arah desa, menurut laporan PBB itu.
Empat penyidik PBB mengumpulkan keterangan 220 saksi dan korban Rohingya bulan lalu yang melarikan diri dari “daerah yang dikepung” di Maungdaw di Rakhine ke Bangladesh. Mayoritas melaporkan seorang anggota keluarga dibunuh atau hilang sementara 101 wanita melaporkan diperkosa atau mengalami kekerasan seksual, menurut laporan itu.
Pernyataan-pernyataan mereka itu menunjukkan “terjadinya penindasan pada kebijakan etnis yang serupa dengan, dalam konteks lain, apa yang dianggap sebagai ‘penghapusan kaum’,” kata pemimpin misi PBB, Linnea Arvidsson dalam satu konferensi pers. (sumber: hidayatullah)
Naskah Terkait Sebelumnya :
- 24 Etnis Muslim Rohingya Tewas dalam Operasi Gabungan di Myanmar
- Kelompok HAM Sebut Myanmar Lakukan Genosida Muslim Rohingya
- Militer Myanmar Bunuh 30 Etnis Rohingya dalam Aksi Kekerasan Terbaru
- PBB Segera Lakukan Penyeledikian Kekerasan Aparat Myanmar terhadap Etnis Muslim Rohingya
- Puluhan Rumah Etnis Rohingya Dirobohkan
Indeks Kabar
- Pesan Grand Syaikh Al Azhar untuk Umat Islam di PBNU
- Sejuta Anak di Gaza Hidup dalam Kondisi Mengerikan
- Setelah Mengetahui Ada Bakteri pada Air Liur Anjing, Seorang Ilmuwan Masuk Islam
- Pihak Berwenang Yunani Dinilai Ingin Tempatkan Orang Kristen di Kantor Mufti
- Semakin Banyak Aborigin Jadi Muslim di Australia
- China Berencana Investasi di Industri Daging Halal Pakistan
- Musibah, AS Akhirnya Sahkan Perkawinan Sesama Jenis
- Organisasi Kemanusiaan Barat Gencar Kampanyekan Isu Palestina
- Gabungan Ormas Islam Indonesia Tolak lnternasionalisasi Kota Suci
- Dokumentasikan Kejahatan Tentara Israel bisa Dipenjara 10 Tahun
-
Indeks Terbaru
- Kemenlu Rusia Kutuk Swedia Izinkan Politikus Denmark Bakar Alquran di Stockholm
- Trudi Best Jadi Mualaf karena Takjub Lihat Muslim Melakukan Sesuatu karena Allah
- Hidayah adalah Misteri, Dunia Clubbing Pintu Masuk Mualaf Ameena Bersyahadat
- Eks Marinir yang Berniat Mengebom Masjid Tak Kuasa Bendung Hidayah, Ia pun Bersyahadat
- Pemerintah Afghanistan Tak Pernah Larang Pendidikan untuk Perempuan
- Mantan Ateis Asal Prancis Masuk Islam di Qatar, Kehangatan Muslim Kuatkan Keputusannya
- Jenazah Tertukar, RS di Jerman Justru Kremasi Muslim
- Pernah Benci Islam hingga Pukul Seorang Muslim, Mualaf Eduardo Akhirnya Bersyahadat
- Dulu Anggap Islam Agama Alien, Ini yang Yakinkan Mualaf Chris Skellorn Malah Bersyahadat
- Marine El Himer, Sang Model Prancis yang Masuk Islam
Leave a Reply