Mulai 2019, Semua Produk Wajib Tersertifikasi Halal
Direktur Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) MUI, Dr Lukmanul Hakim mengatakan, potensi distribusi halal di Indonesia sangat besar. Terlebih, dengan adanya regulasi mengenai kewajiban sertifikasi halal yang akan diimplementasikan pada 2019 mendatang.
“Dengan adanya Undang-Undang Jaminan Produk Halal (UU JPH), maka setiap produk yang masuk dan didistribusikan di Indonesia wajib tersertifikasi halal dan dilabelisasi dengan jelas, dalam hal ini meliputi semua produksi dan rantai pasok produknya,” ujar Lukmanul Hakim di Jakarta.
Hal itu, kata Lukmanul Hakim, untuk menjaga konsumen Muslim di Indonesia dari produk yang tidak jelas status kehalalannya. Ia menyampaikan itu sebagai pembicara utama pada acara Global Trade Development Week (GTDW) 8.0 yang dilaksanakan di Jakarta, belum lama ini.
Perdagangan produk halal secara global, lansir laman resmi LPPOM MUI baru-baru ini, semakin menunjukkan potensi yang menggairahkan bagi sektor industri. Hal ini menunjukkan masyarakat dunia semakin membutuhkan produk halal sebagai konsumsi sehari-hari.
Produk halal yang terus diminati bukan hanya sekadar pangan, obat dan kosmetika, namun jasa logistik juga. Terlebih Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi besar itu. Oleh karenanya, GTDW 8.0 pada 27 Februari lalu itu mengambil tema “Halal Trade, Manufacturing & Logistics”.
Menurut Lukmanul Hakim, UU juga mengamanatkan adanya peningkatan kualitas SDM yang terlibat di dalamnya, yaitu dengan diharuskannya setiap auditor perusahaan mempunyai sertifikasi profesi. Hal ini sebagai jaminan kompetensi personal auditor tersebut.
Senada dengan Lukmanul Hakim, Founder Logistics Building Blocks (LBB) International, Prof Dr Marco Tieman, menyampaikan, pasar halal Indonesia sangat baik, dan produk halal dari Indonesia dapat diterima di hampir seluruh dunia.
Acara ini dihadiri oleh sekitar 60 orang peserta, berasal dari berbagai perusahaan, instansi dan perwakilan beberapa negara. Antara lain, Malaysia, New Zealand, Jepang, Indonesia, dan Thailand. (sumber: hidayatullah)
Naskah Terkait Sebelumnya :
Indeks Kabar
- PBB: Tentara Myanmar Lakukan Pembunuhan dan Perkosaan Secara Massal Etnis Rohingya
- Upaya Evangelisasi di Vietnam Dinilai Tak Berjalan Efektif
- Israel Semakin Berani Buat Permukiman Baru Berkat Trump
- Tangkap Pembuat Situs Menghina Nabi
- Din: Pancasila akan Rusak tanpa Agama
- OKI Kecam Pengaitan Islam dengan Terorisme
- Perkembangan Islam di Suriname
- KNRP Terima Donasi Safari Ramadhan Rp 1,5 M dari Kaltim
- MUI Sesalkan tak Ada Peringatan Hari Berkabung Nasional G30S/PKI
- RUU Pesantren Tunggu Pengesahan Rapat Paripurna
-
Indeks Terbaru
- Masjidil Haram Dinodai Ponsel dan Kamera
- Masuk Islam, Zilla Fatu Putra Umaga Pegulat WWE Ini Beberkan Alasannya yang Mengejutkan
- China Tangkapi Warga Muslim Hui yang Tolak Penghancuran Masjid
- Dari Benci Jadi Cinta Islam
- OKI Adakan Pertemuan Darurat Membahas Sudan, Militer Setuju Gencatan Senjata Seminggu
- Yusuf Masuk Islam Setelah Temukan Alquran di Stadion Old Trafford
- Pelaku Penembakan Kantor MUI Tewas, Sebelumnya Incar Ketua Umum dan Mengaku Nabi
- Viral Video Protes Suara Bising di Masjid, Kakek Australia Ini Malah Masuk Islam
- Pelaku Penembakan Kantor MUI Tewas, Sebelumnya Incar Ketua Umum dan Mengaku Nabi
- Mualaf Fano, Dulu Benci dan Caci Maki Adzan Tapi Kini Malah Merindukan Kemerduannya
Leave a Reply