Rusia Nyatakan Jehovah’s Witnesses Organisasi Ekstrimis Terlarang
Mahkamah Agung Rusia menyatakan kelompok Kristen Jehovah’s Witnesses sebagai organisasi ekstrimis dan memerintahkan agar perkumpulan keagamaan itu menyerahkan aset-asetnya kepada negara. Organisasi Kristen itu menyatakan akan banding.
Saat membacakan putusannya hari Kamis (20/4/2017), hakim Yury Ivanenko mengatakan semua 395 cabang organisasi itu yang ada di wilayah Rusia dinyatakan terlarang dan aset serta propertinya disita oleh negara.
Selebaran promosi berupa informasi tentang Jehovah’s Witnesses (JW) yang dianggap “mengandung bahaya bagi kesehatan”, diajukan sebagai bukti oleh pihak Kementerian Kehakiman dalam persidangan, kata perwakilan kementerian Svetlana Borisova seperti dikutip RT dari kantor berita RIA Novosti. Lebih dari 90 buku kecil perihal organisasi itu yang ditemukan petugas mengandung materi ekstrimisme.
Menurut Borisova, larangan transfusi darah yang menjadi keyakinan para pengikut JW berpotensi membahayakan nyawa manusia. Dia mengutip kasus di mana sejumlah pengikut JW menolak mengizinkan prosedur transfusi darah bagi anak mereka yang membutuhkannya.
Bulan Maret 2017, Kementerian Kehakiman sudah menghentikan aktivitas di pusat kegiatan JW, sambil menunggu putusan akhir dari MA.
JW membantah semua tuduhan terkait ekstrimisme. Mereka berdalih, ekstrimisme yang dipermasalahkan bisa ditemukan dari kutipan dalam Bibel, dan sebagian materi ilegal yang ditemukan di kantor mereka adalah barang bukti palsu yang sengaja diletakkan orang di sana.
Jehovah’s Witnesses sudah mengumumkan akan mengajukan banding atas putusan tersebut, dan jika perlu, akan mengadu ke Mahkamah HAM Eropa.
Jika masih nekat beroperasi di Rusia, sementara putusan banding yang dibuat oleh panel tiga hakim mengukuhkan putusan saat ini, JW terancam hukuman penjara 2 sampai 6 tahun. (sumber: hidayatullah)
Naskah Terkait Sebelumnya :
- Imam Ortodoks Rusia: Islam Agama Masa Depan di Rusia
- Mahkamah Agung Rusia Larang Siswi Muslim Berjilbab
- Pimpinan Gereja Jehovah’s Witnesses Divonis Bersalah atas 8 Kejahatan Seksual
- Rusia Larang Buku Sirah Tentang Sahabat Abu Bakar Siddiq
- Selain di Inggris, Populasi Muslim di Rusia Juga Melonjak Drastis
Indeks Kabar
- Myanmar Pecat 7 Jenderal yang terlibat Pembentaian setelah Sanksi Uni Eropa
- Forum Pemuda Lintas Agama Minta Nobel Perdamaian Suu Kyi Dicabut
- Pemerintah Afghanistan Tak Pernah Larang Pendidikan untuk Perempuan
- Muslimah New York Berjuang di Pengadilan untuk Hak Jilbabnya
- MUI: Tindak Tegas dan Pidanakan Pelaku Pelecehan Lafadz Allah
- KH Ma’ruf Amin: Pemimpin Harus Memimpin Umatnya dengan Syariat Islam
- Saat Non-Muslim Hadiri Peletakan Batu Pertama Masjid ini di Mentawai
- Angkatan Laut AS Miliki Kepala Perwira Pertama Berhijab
- Parlemen Australia Merekomendasikan Pelecehan Seks Anak di Gereja Katolik Merupakan
- 87 Jemaah Wafat dan 184 luka-luka Akibat Jatuhnya Crane di Mekah
-
Indeks Terbaru
- Jerman Kritik Netanyahu Terkait Peta Timur Tengah tanpa Palestina
- Heboh Xi Jinping Buat Al-Quran Versi China, Seperti Apa?
- Seorang Ibu Tunaikan Nazar Jalan Kaki Lamongan – Tuban setelah Anaknya Tuntas Hafal Al-Quran
- Menemukan Kedamaian Dalam Islam
- Dahulu Anti-Islam, Politikus Belanda Ini Temukan Hidayah
- Masjid di Siprus Yunani Diserang Bom Molotov Disertai Vandalisme: Islam tidak Diterima
- 24 Jam Sebelum Meninggal, Anthony Jadi Mualaf
- Pengadilan Turki Perintahkan Tangkap Rasmus Paludan, Pembakar Al-Quran di Swedia
- Georgette Lepaulle Bersyahadat di Usia Tua
- Uni Eropa Tegaskan Pembakaran Alquran tidak Memiliki Tempat di Eropa
Leave a Reply