Apakah Dosa Bisa Ditanggung Orang Lain?
Assalamualaikum wr. wb.
Saya ingin melanjutkan pertanyaan yang sudah dijelaskan (). Dan apabila seorang pria tersebut yang ingin masuk Islam dan melanggar aturan Islam, walaupun sudah kita arahkan dengan baik dan benar, apakah dosa tersebut akan ditanggung oleh istrinya? Mohon bantu saya ya saudara, saya butuh bimbingan. Sebelum nya saya berterimakasih.
Assalamualaikum wr.wb.
Malvy
Wa’alaikumussalam wr. wb.
Sdr. Malvy, semoga Allah SWT selalu menunjukkan jalan kemudahan untuk mendapatkan hidayah dan inayah-Nya.
Dosa (al-itsmu) adalah perbuatan yang melanggar hukum Allah atau larangan-Nya sebagaimana disandarkan pada ajaran agama Islam. Dosa jenisnya banyak sekali. Ada yang diterangkan secara umum, seperti termaktub dalam QS Asy-Syura: 42), yang artinya:
“Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zhalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih”
Rasulullah SAW menerangakn dosa itu dengan kalimat : al-itsmu maa haaka fi shadrika wa karihta an yaththali’a ‘alaihin naas, “dosa adalah sesuatu yang mengganjal di dalam hati dan enggan diketahui oleh orang lain”. Dari sini tersirat bahwa dosa itu perbuatan yang bertentangan dengan hati nurani. Tindakan yang bertentangan dengan hati nurani itu biasa disebut maksiat.
Salah satu kesalahan yang lazim terjadi dalam lingkungan masyarakat yang acuh adalah bahwa dosa seseorang dapat ditimbunkan kepada orang lain. Misalnya, seseorang dapat mencegah temannya dari memikul tanggung jawab keagamaan dan berkata, “Aku akan menerima dosa itu untuk diriku.”
Tentu saja orang tersebut akan melakukan dosa untuk mencegah melakukan sesuatu tanggung jawab, namun temannya tetap saja melakukan dosa karena tidak melakukan tanggung jawab itu. Dengan kata lain, tidak ada satu orang pun yang dapat memikul dosa dari pundak orang lain.
Pada hari Kebangkitan (kiamat), manusia akan bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya. Tidak ada satu orang pun yang memikul dosa orang lain. Allah memerintahkan Rasulullah saw. untuk menjelaskan hal ini dalam salah satu ayatnya sebagai berikut.
“Katakanlah (Muhammad), “Apakah (patut) aku mencari tuhan selain Allah, padahal Dialah Tuhan bagi segala sesuatu. Setiap perbuat-an dosa seseorang, dirinya sendiri yang bertanggung jawab. Dan seseorang tidak akan memikul beban dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitahukanNya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan.” (QS Al An’am: 164).
Rasulullah saw. bersabda sebagai berikut. “Tidak ada jiwa yang terbebani yang akan memikul beban orang lain.”
Demikian jawaban singkat dari kami, semoga dapat memberikan pencerahan dan mudah dipahami. Allahu a’lam. (Jawaban disarikan dari berbagai sumber).
Leave a Reply