Bahu Membahu, Umat Islam Denmark Gelar Buka Puasa Akbar Bersama Non-Muslim
Seperti halnya di Indonesia, di berbagai negara lain juga banyak ditemui tradisi berbuka puasa bersama saat Ramadhan. Begitu pula yang saya rasakan pada Ramadhan tahun ini di Kopenhagen, Denmark. Buka bersama masih menjadi momentum langka yang dinanti-nantikan kaum Muslimin di negara ini.
Selain karena hanya terjadi di bulan Ramadhan, buka bersama juga menjadi ajang silaturahim bagi kaum Muslim yang menjadi kelompok minoritas di “negara paling bahagia tahun 2016” menurut PBB ini.
Sejumlah masjid menyelenggarakan buka bersama secara rutin selama bulan Ramadhan, sebut saja salah satunya Masjid Taiba. Masjid yang beralamat di Titangade 15, 2200 København N ini saban hari menjelang maghrib dipenuhi jamaah pria sekitar 90 orang.
Selain menyediakan menu berbuka kurma dan minuman ringan, juga akan ada menu besar yang disediakan selepas shalat maghrib berjamaah.
Sementara itu, untuk tahun ini, Masjid Hamad Bin Khalifa yang merupakan masjid agungnya Kopenhagen tidak menyediakan buka bersama dengan menu besar karena alasan ekonomi.
Hari Bersejarah
Selain banyak peluang merasakan berbuka puasa jamaah di masjid sekitar Kopenhagen, saya pribadi juga merasakan pengalaman berbuka puasa bersama Muslimin dari banyak suku bangsa dan ras.
Pengalaman terbaru saat buka puasa akbar yang diselenggarakan oleh Muslimsk Lokalhjælp (Muslim Local Help) pada tanggal 18 Juni 2017 lalu.
Di antara keunikan acara berbuka puasa akbar ini, diselengarakannya di city hall (alun-alun kota), dapat dikuti semua pengunjung baik Muslim maupun non-Muslim.
Uniknya, semua makanan yang disajikan merupakan hasil patungan warga Muslim secara sukarela. Selain dilakukan acara makan besar secara berjamaah, juga diselenggarakan shalat maghrib di pelataran gedung city hall.
Program ini baru dilakukan sejak tahun 2016 lalu. Saya sangat terharu saat menghadiri peluncuran perdananya itu.
Shalat maghrib di alun-alun kota Kopenhagen, Denmark, Ramadhan 1438 H. [Foto: Syahnada]
Selain karena banyak bertemu saudara seiman dari berbagai latar belakang budaya dan bangsa -termasuk Muslim Danish, juga karena saat itu kali pertamanya saya mendengarkan kumandang azan di ruang terbuka dan menggunakan pengeras suara.
Menurut saya, hari itu menjadi hari bersejarah bagi umat Muslim seluruh Denmark. Alhamdulillah!
Acara buka bersama ini diakhiri dengan kegiatan “operasi semut” untuk membersihkan seluruh kawasan pelataran city hall.
Banyak jalan untuk kita kaum Muslim berdakwah kepada khalayak. Dengan suksesnya penyelenggaraan program Iftar Jama’i Akbar ini, kaum Muslimin Denmark sudah berhasil bahu-membahu berdakwah kepada masyarakat lokal secara tidak langsung.
Dakwah kali ini dilakukan melalui sebuah pertunjukkan kedermawanan kaum Muslimin, dalam berbagi makanan dan kecintaan mereka akan kebersihan di waktu yang bersamaan. Barakallah! (sumber: hidayatullah)
Naskah Terkait Sebelumnya :
Indeks Kabar
- Polosin: Tuhan yang Maha Penyayang Perkuat Keyakinanku
- PBB Desak Myanmar Berikan Kewarganegaraan kepada Suku Rohingya
- Puluhan Ribu Pengunjuk Rasa Menentang Benyamin Netanyahu terkait Korupsi
- Gereja Methodist Inggris Akui Terlibat 2.000 Kasus Pelecehan
- Umat Buddha Garis Keras Tolak Pemberian Kewarganegaraan untuk Rohingya
- PBB Mengajak Dunia Meningkatkan Bantuan pada Rohingya
- Majelis Tinggi Agama Sepakat Masalah Perkawinan
- Walikota Depok Mengaku Sukses Kelola Multikulturalisme
- Mendikbud: Indonesia Harapan Dunia Islam
- Komunitas Muslim Gelar International Hijab Solidarity Day
-
Indeks Terbaru
- Ucapan Islami Ini Membuka Mata Hati Mualaf Ismael Lea South untuk Masuk Islam
- Pelaku Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan Berseragam Polisi
- Mantan Ateis Asal Prancis Masuk Islam di Qatar, Kehangatan Muslim Kuatkan Keputusannya
- Kemenlu Rusia Kutuk Swedia Izinkan Politikus Denmark Bakar Alquran di Stockholm
- Trudi Best Jadi Mualaf karena Takjub Lihat Muslim Melakukan Sesuatu karena Allah
- Hidayah adalah Misteri, Dunia Clubbing Pintu Masuk Mualaf Ameena Bersyahadat
- Eks Marinir yang Berniat Mengebom Masjid Tak Kuasa Bendung Hidayah, Ia pun Bersyahadat
- Pemerintah Afghanistan Tak Pernah Larang Pendidikan untuk Perempuan
- Mantan Ateis Asal Prancis Masuk Islam di Qatar, Kehangatan Muslim Kuatkan Keputusannya
- Jenazah Tertukar, RS di Jerman Justru Kremasi Muslim
Leave a Reply