Insinyur Saudi Ciptakan Payung Ber-AC untuk Jamaah Haji
Insinyur Saudi telah menemukan payung dengan pendingin udara yang diberi nama “Payung Makkah”. Payung yang bekerja menggunakan energi matahari atau bahkan baterai ini dapat membantu peziarah menghindari dehidrasi dan kelelahan akibat panas selama musim haji.
Dilansir dari Saudi Gazette pada Ahad (22/7), suhu di tanah suci akan mencapai 40 derajat celcius ketika musim haji. Mohammed Hamid Sayegh, seorang penduduk Makkah, diminta oleh seorang teman dekat dan rekannya untuk memikirkan gagasan kreatif yang bakal memudahkan para jamaah haji 2017, terutama untuk mengatasi cuaca yang sangat panas.
Sayegh pun menuturkan ide muncul ketika melihat permintaan untuk payung mengalami peningkatan selama beberapa tahun terakhir menyusul panas tinggi. Sebagian besar jamaah haji dari Eropa, Asia dan belahan dunia lainnya lebih memilih menggunakan payung selama mereka melakukan ibadah haji.
Sayegh pun terpikir untuk memasang kipas bawaan di dalam payung untuk menjaga jamaah berada dalam udara yang dingin selama musim haji. “Payung ber-AC ini bekerja menggunakan energi matahari atau dengan diisi listrik atau baterai,” kata dia ketika peluncuran payung itu.
Menurut Sayegh, payung itu ringan dengan bobot hanya 610 gram, mudah digunakan, dan memiliki kipas dengan dua kecepatan. “Mudah dihubungkan ke botol air yang terpasang di kanopi dengan pompa tangan untuk mendorong air ke alat penyiram,” kata dia.
Dia juga mengklaim payung itu mampu bekerja berjam-jam dengan menyemprotkan air melalui pompa. Hal ini ditandai dengan kapasitas yang tinggi dan ekonomis dalam konsumsi air sehingga menjadikannya pilihan ideal bagi jamaah haji.
“Terutama selama tahun dan tahun ini depan karena terjadinya kenaikan suhu yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Sayegh.
Raed Matar, manajer pemasaran dan penjualan “Payung Makkah” senang dengan kehadiran payung yang diproduksi di Cina ini. Payung ini sesuai digunakan di tempat-tempat suci di Makkah.
Dia juga menekankan payung unik ini tidak hanya akan digunakan oleh jamaah tapi juga orang lain dalam cuaca panas ini. “Karena suhu tinggi yang menyebabkan kesulitan bagi para jamaah, kami bekerja keras untuk membuat payung ini tersedia di pasaran sebelum dimulainya musim haji. Kami juga memastikan harga terjangkau untuk semua orang,” kata dia.
Sayegh telah mendaftarkan penemuannya di King Abdulaziz City for Science and Technology (KACST). (sumber: ROL)
Indeks Kabar
- Mesut Ozil Sumbangkan Bonus Piala Dunia 7 Milyar untuk Gaza
- Sesalkan Penindasan Rohingya, Majelis Tinggi Agama Konghucu Berharap Pelaku Segera Diadili
- Banyak Muslim Malawi Tinggalkan Islam, Ada Apa?
- MUI; Pria Sumsel Yang Injak Alquran Sengaja Provokasi Umat Islam
- Ini Sosok Mualaf Berdarah Cina yang Cium Kening Raja Salman
- Dr Tiar: Peradaban Islam Akan Memimpin Dunia
- Inggris Kian Islami; Masjid Sesak sedangkan Gereja Kehilangan Jemaat
- Meski Pendirinya Mundur, Demonstrasi Anti-Islam PEGIDA Jalan Terus
- Agamanya Dihina Presiden Macron, Paul Pogba Mundur dari Timnas Prancis
- UNESCO Nyatakan Islam Agama Paling Damai Sedunia
-
Indeks Terbaru
- Ucapan Islami Ini Membuka Mata Hati Mualaf Ismael Lea South untuk Masuk Islam
- Pelaku Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan Berseragam Polisi
- Mantan Ateis Asal Prancis Masuk Islam di Qatar, Kehangatan Muslim Kuatkan Keputusannya
- Kemenlu Rusia Kutuk Swedia Izinkan Politikus Denmark Bakar Alquran di Stockholm
- Trudi Best Jadi Mualaf karena Takjub Lihat Muslim Melakukan Sesuatu karena Allah
- Hidayah adalah Misteri, Dunia Clubbing Pintu Masuk Mualaf Ameena Bersyahadat
- Eks Marinir yang Berniat Mengebom Masjid Tak Kuasa Bendung Hidayah, Ia pun Bersyahadat
- Pemerintah Afghanistan Tak Pernah Larang Pendidikan untuk Perempuan
- Mantan Ateis Asal Prancis Masuk Islam di Qatar, Kehangatan Muslim Kuatkan Keputusannya
- Jenazah Tertukar, RS di Jerman Justru Kremasi Muslim
Leave a Reply