Khatib Masjidil Haram: Perpecahan Kembalikan Masa Jahiliyah

Pesan penting dari ziarah haji adalah untuk menunjukkan kesatuan umat Islam dan untuk menghindari semua pertentanga. Pesan ini disampaikan dalam khutbah Jumat kemarin, di Masjidil Haram.

Khutbah yang disampaikan Sheikh Saleh Aal Talib ini menjadi bermakna karena berada pada Jumat terakhir sebelum datangnya masa puncak haji yang wukuf di Arafah, Shalat Jumat tersebut dihadiri sekitar 1,5 juta orang yang terdiri dari pada peziarah haji yang datang dari seluruh penjuru dunia.

Sheikh Saleh Aal Talib dalam khutbahnya menyerukan agar para peziarah haji agar memanfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk memuliakan Yang Maha Kuasa dan melindungi kesucian tempat-tempat suci.

“Setiap kali terjadi perselisihan di antara umat Islam akan membawa umat ini kembali ke zaman Jahiliyah (era pra-Islam) dan setiap perselisihan di antara mereka menyerupai zaman kegelapan,” katanya.

Menurut Saleh, konsensus dan moderasi merupakan adalah ciri khas masyarakat Islam,. Dia mengatakan bahwa menyerukan kepada umat Islam untuk mempersempit kesenjangan di antara mereka dan berusaha untuk menghadapi tantangan di hadapan umat secara bersamaan.

Imam tersebut menekankan pada nilai-nilai cinta, kesetaraan, persaudaraan, toleransi dan keadilan dan mengatakan bahwa semua Muslim harus mengatasi perbedaan mereka dengan menerapkan prinsip-prinsip pengampunan.

Para peziarah oleh Syaikh Saleh mengingatkan bahwa satu-satunya slogan selama haji mereka adalah pengakuan monoteisme dan sunnah Nabi Muhammad saw. Para peziarah tidak boleh melakukan aktivitas lain yang bertentangan dengan tujuan mulia dari pilar kelima Islam tersebut.

“Patuhilah secara ketat ajaran Alquran dan Sunnah dan jangan mau menjadi mangsa tipu muslihat dari beberapa elemen yang sesat,” tegas imam tersebut ketika memberi pesan kepada para peziarah tersebut.

Sementara itu, puluhan ribu orang menghadiri sholat Jum’at di Masjid Nabawi di Madinah. Dalam khotbahnya, Syeikh Dr Abdul Bari Al-Thubaiti juga menekankan pada nilai persatuan, cinta, kesetaraan, kasih sayang dan persaudaraan selama ziarah haji.

“Kemurnian pikiran, perilaku saleh adalah ‘pakaian murni’ yang menghasilkan persaudaraan dan menggambarkan rasa memiliki dalam pelaksanaan ibadah haji,” katanya. (sumber: ihram.co.id)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>