Dompet Dhuafa Mobilisasi Rp 2,5 Miliar untuk Rohingya
Dompet Dhuafa menjalankan tiga proram untuk korban konflik di Rakhine, Myanmar. Sambil terus mengalirkan bantuan jangka pendek sebagai respons cepat, Dompet Dhuafa juga menyiapkan program pendidikan dan ekonomi untuk jangka menengah.
Direktur Mobilisasi Zakat, Infak, dan Sedekah Dompet Dhuafa Bambang Suherman mengatakan sejauh ini Dompet Dhuafa memobilisasi Rp 2,5 miliar untuk Rohingya dari akumulasi donasi masyarakat untuk kemanusiaan. Dana ini adalah bantuan khusus konflik kemanusiaan.
Dompet Dhuafa juga akan terus menggalang bantuan selama sebulan ini dengan target Rp 1,5 miliar hingga Rp 2 miliar. Sepekan ini sudah terkumpul Rp 300 juta. “Dengan masifnya informasi, semoga masyarakat Indonesia makin peduli dan penyelesian konflik bisa makin cepat,” kata Bambang usai acara zikir dan doa untuk Rohingya di Masjid al-Madina Zona Madina Dompet Dhuafa, Parung Kabupaten Bogor, Kamis (6/9).
Secara bertahap, dana bantuan itu sudah bergulir sejak konflik di Rakhine kembali pecah pada 2016. Bantuan ini Dompet Dhuafa gunakan untuk dua program utama yakni bantuan jangka pendek berupa makanan dan kesehatan serta jangka menengah berupa rekonsiliasi via pendidikan melalui sekolah dan ekonomi melalui pasar.
Seiring niat Pemerintah Indonesia yang ingin membangun sekolah di Myanmar, Dompet Dhuafa mempunyai kompetensi di sana. Fokus Dompet Dhuafa terletak peningkatan kapasitas guru. “Sekolah ini kami bisa diakses semua termasuk Rohingya meski tidak punya status kewarganegaraan,” kata Bambang.
Pendekatan ekonomi melalui pasar juga rencananya akan dilakukan dengan didahului indentifikasi produksi dan kebutuhan konsumen di sana. Pasar dinilai jadi akses ekonomi yang terbuka buat semua dan diharapkan memunculkan kesadaran adanya kebutuhan satu sama lain. “Rekonsiliasi bisa dipercepat dengan ruang publik sehingga konflik bisa ditekan. Ini coba diinisiasi untuk jangka menengah agar konflik tidak berkembang,” ujar Bambang.
Isu Rohingya penting bagi Dompet Dhuafa. Setelah tragedi yang sama sebelumnya pada 2012, Dompet Dhuafa memperkuat sikap dengan menyerukan penghentian kekerasan terhadap manusia di Rakhine atas alasan apapun.
Sekretaris Perusahaan Dompet Dhuafa M Sabeth Abilawa mengatakan, untuk jangka panjang, Dompet Dhuafa berharap warga Rohingya diakui Pemerintah Myanmar sebagai warga negara. Saat ini mereka merupakan komunitas kewarganegaraan dan kehilangan hak-haknya. Butuh usaha antarpemerintah, termasuk Indonesia, untuk merealisasikan itu.
Dompet Dhuafa mengoptimalkan bantuan respons cepat. Tapi, dalam jangka panjang konflik ini harus diselesaikan. (sumber: ROL)
Naskah Terkait Sebelumnya :
- ERC Sebut Ribuan Muslim Rohingya Tewas dalam Tiga Hari
- Malaysia Serukan ASEAN Selidiki Kekejaman Terhadap Muslim Rohingya
- Rumah Zakat Berangkatkan Relawan untuk Bantu Muslim Rohingya
- Turki Kirimkan 1.000 Ton Bantuan untuk Muslim Rohingya di Myanmar
- Umat Buddha Garis Keras Tolak Pemberian Kewarganegaraan untuk Rohingya
Indeks Kabar
- Diduga Teror kepada Habib Rizieq dan FPI, Mobil Meledak Terbakar di Cawang
- Muslim Cina Pakai Jilbab di-Bully Netizen
- Emir Qatar Kirim Pesawat Bantuan untuk Korban Gempa dan Tsunami Palu
- Mengaku Kecolongan, Turis Asing Sumbang Paket Natal Sebuah Pesantren di Bali
- Gandeng 20 Kampus, Badan Wakaf Indonesia Harapkan Hal ini
- Uniknya Kehidupan Islam di Bangkok
- Puluhan Ribu Pengunjuk Rasa Menentang Benyamin Netanyahu terkait Korupsi
- Duh, Banyak Pemurtadan di Kampung Suruhan
- MUI: ‘Waspadai Komplek Masjid Al-Aqsha Dipaksa Dibagi Menjadi Dua Bagian’
- Tentara Israel Melecehkan Muslimah Kita
-
Indeks Terbaru
- UEA Kecam Pembangunan Permukiman Baru Israel di Wilayah Palestina
- Jadi Mualaf, Susie Brackenborough: Tak ada yang Membingungkan dalam Islam
- Ucapan Islami Ini Membuka Mata Hati Mualaf Ismael Lea South untuk Masuk Islam
- Pelaku Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan Berseragam Polisi
- Mantan Ateis Asal Prancis Masuk Islam di Qatar, Kehangatan Muslim Kuatkan Keputusannya
- Kemenlu Rusia Kutuk Swedia Izinkan Politikus Denmark Bakar Alquran di Stockholm
- Trudi Best Jadi Mualaf karena Takjub Lihat Muslim Melakukan Sesuatu karena Allah
- Hidayah adalah Misteri, Dunia Clubbing Pintu Masuk Mualaf Ameena Bersyahadat
- Eks Marinir yang Berniat Mengebom Masjid Tak Kuasa Bendung Hidayah, Ia pun Bersyahadat
- Pemerintah Afghanistan Tak Pernah Larang Pendidikan untuk Perempuan
Leave a Reply