Pengalaman Bagi Hewan Qurban di Pedalaman, Disambut Gembira Pendeta
Kurang lebih 8 jam berjibaku melintasi pedalaman Nusa Tenggara Timur, tepatnya Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kecamatan Amanuban Selatan, Deda Noemuke dalam proses pendistribusian hewan qurban.
Untuk bisa sampai kelokasi, tim harus menunggangi sebuah truk semi bus, yang dipenuhi oleh hewan qurban, berdesak-desakan.Namun karena adalah amanah yang harus di tunaikan sebelum berlalunya Hari Tasyrik, kami harus segera sampai ke tempat tujuan.
Masuk keluar hutan, merupakan pemandangan yang harus dinikmati, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, untuk membagi-bagi huwan qurban amanah umat Islam.
“Kami harus tetap menjaga kondisi hewan qurban agar tetap stabil dan jangan sakit, apalagi sampai mati, “ ujar Syaiful tekan satu tim kami.
“Walaupun kondisi saya kurang satabil dan sedikit flu, kita harus tetap semangat menjaga hewan qurban ini agar sampai tujuan dengan selamat, “ pungkasnya. “Apa pun itu medannya, kita harus tetap semangat,”lanjutnya.
Menjelang petang, mobil beserta hewan qurban baru memasuki pintu gerbang lokasi. Namun perjalanan masih perlu membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam agar bisa sampai ke tempat tujuan.
Dua jam berlalu, akhirnya tim sampai di lokasi penyaluran hewan qurban. Tepatnya di desa Ello, Kampung Oenana, Kecamatan Fatukopa, Kabupaten TTS-NTT.
Tepatnya pukul 17:20 WITA, tim disambut dengan tradisi adat setempat. Tim disambut dengan tradisi warga setempat yang bisa disebut “Natoni’.
Natoni adalah budaya setempat, berupa ungkapan pesan yang dinyatakan melalui syair-syair kiasan adat yang dituturkan secara lisan oleh seorang penutur (atonis).
Di dalam masjid, kami disambut bak seorang pahlawan yang baru balik dari medan juang. Yang cukup mengagetkan dan berkesan, seorang toko agama Protestan, Pendeta Julius Fallo, ikut menyambut dengan gembira.
Bapa Julius, demikian ia akrab disapa, adalah toko agama di Desa Ello.Selama ini, dikenal cukup santun dengan pemeluk agama Islam.
“Saya tidak peduli dia beragama apa. Tapi ketika bantuan itu datang kami bagikan samarata,” ungkap Julius. “Tak terkecuali daging qurban. Ini adalah Hari Raya umat Islam. Bahagianya ummat Islam bahagia kita semua,” tambah Julius.
Bukan cuma itu saja, Julius mengaku sudah menyerahkan sebidang tanahnya untuk mendirikan masjid untuk umat Islam. “Bahkan saya pernah serahkan tanah saya untuk didirkan masjid,” lanjutnya. Acara penyerahan hewan qurban diakhiri dengan makan bersama. (sumber: hidayatullah)
Naskah Terkait Sebelumnya :
Indeks Kabar
- Alasan Peta Nasional Islam Ala Austria Sangat Berbahaya
- Pulang Perang 33.000 Tentara Inggris Kecanduan Miras dan Mengganas
- 800 Warga Hindu India Masuk Islam
- Kesan Idul Fitri Bagi Vladimir Putin
- Wantim MUI: Perbedaan Pilihan Tak Boleh Rusak Ukhuwah Islamiyah
- Ketua MUI akan Jadi Saksi Ahli Kasus Dugaan Penistaan Agama
- Forum Media Islam-Eropa Bahas Ujaran Kebencian
- India Mengkambing Hitamkan Muslim Terkait Penyebaran Virus Corona
- Puluhan Mayat Muslim Afrika Tengah Dikubur di Septic Tank
- Dana Covid Hanya Mampu Bantu 75 Persen dari Total Pesantren
-
Indeks Terbaru
- Ucapan Islami Ini Membuka Mata Hati Mualaf Ismael Lea South untuk Masuk Islam
- Pelaku Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan Berseragam Polisi
- Mantan Ateis Asal Prancis Masuk Islam di Qatar, Kehangatan Muslim Kuatkan Keputusannya
- Kemenlu Rusia Kutuk Swedia Izinkan Politikus Denmark Bakar Alquran di Stockholm
- Trudi Best Jadi Mualaf karena Takjub Lihat Muslim Melakukan Sesuatu karena Allah
- Hidayah adalah Misteri, Dunia Clubbing Pintu Masuk Mualaf Ameena Bersyahadat
- Eks Marinir yang Berniat Mengebom Masjid Tak Kuasa Bendung Hidayah, Ia pun Bersyahadat
- Pemerintah Afghanistan Tak Pernah Larang Pendidikan untuk Perempuan
- Mantan Ateis Asal Prancis Masuk Islam di Qatar, Kehangatan Muslim Kuatkan Keputusannya
- Jenazah Tertukar, RS di Jerman Justru Kremasi Muslim
Leave a Reply