22 Rumah Terbakar, Bom Meledak di Dekat Masjid di Rakhine

Sebanyak 22 rumah terbakar dan sebuah bom meletup dekat masjid di wilayah Rakhine dalam kejadian terbaru. Aksi terorisme terjadi selepas beberapa hari pemimpin defacto Myanmar, Aung San Suu Kyi mengatakan militer Myanmar telah mengakhiri `operasi pembersihan’ di kawasan setempat.

Menurut pihak pemerintah, kebakaran terjadi semalam di desa Kyain Chaung, Maungdaw yang pernah mengalami kejadian serupa sebelumnya.
“Anggota keamanan pergi dan memeriksa api dan menyelidiki penyebabnya,” kata sebuah pernyataan, sebagaimana dikutip New Delhi Television Limited (NDTV).

Namun keesokan harinya sebuah bom diledakkan di luar sebuah masjid di desa Mi Chaung Zay di kota Buthidaung, menurut pemerintah.

Tidak ada luka atau korban tewas yang dilaporkan dalam kedua insiden tersebut.

Pernyataan pemerintah tersebut menuduh seolah ledakan dilakukan ‘kelompok teroris’ tanpa memberikan informasi rinci apakah memiliki hubungan dengan Tentara Pembebasan Rohingya Arakan (ARSA), kutip AFP.

Pemerintah Myanmar mengakui bahwa puluhan desa telah dibakar selama sebulan terakhir.

Tapi pengungsi yang memasuki Bangladesh mengatakan bahwa mereka diteror oleh pihak militer dan gerombolan kelompok religius Budha yang main hakim sendiri, membakar desa mereka.

Kesaksian tersebut, di samping bukti gambar-gambar citra satelit dari sekitar 200 desa yang telah menjadi abu, telah memicu tuduhan bahwa militer Myanmar secara sistematis melakukan membersihkan etnis Muslim selama bertahun-tahun.

PBB telah menggambarkan kampanye militer sebagai “pembersihan etnis”.

Tapi sebelumnya menuduh gerilyawan Rohingya mengatur kebakaran dan memicu kekerasan komunal yang juga telah mengungsikan sekitar 30.000 umat Budha dan Hindu.

Para pengungsi tersebut sebagian besar telah melarikan diri ke selatan, dengan beberapa orang memenuhi ke dalam kuil dan bahkan sebuah stadion sepak bola yang berantakan di luar ibu kota Sittwe.

Pemerintah telah memblokir akses media independen seputar konflik di utara Rakhine, sehingga sulit untuk memverifikasi klaim dan tuduhan yang telah memperkuat perpecahan etnis Myanmar.

Suu Kyi, yang tidak memiliki kendali atas militer, memecah kebisuannya pada hari Selasa dalam sebuah pidato di televisi yang diajukan ke sebuah komunitas internasional yang bingung dengan kegagalannya untuk berbicara kepada Rohingya.

memecah kebisuannya pada krisis tersebut pada hari Selasa dalam sebuah pidato di televisi yang tujukan ke komunitas internasional yang dianggapnya bingung dan gagal berbicara mengenai Rohingya.

Minoritas Muslim Rohingya ditolak kewarganegaraan oleh pemerintah Myanmar dan telah menjadi sasaran pembasmian Islamaophobia di Myanmar yang mayoritas beragama Budha selama bertahun-tahun ini.

Peraih Nobel ini mengklaim “lebih dari 50 persen desa Muslim masih utuh” dan ‘operasi pembersihan’ telah dihentikan sejak 5 September, faktanya, wartawan AFP telah menyaksikan sendiri, rumah-rumah Muslim terbakar dalam minggu-minggu sebelumnya. (sumber: hidayatullah)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>