Terkait PKI, Negara Harus Menjamin Peristiwa Kelam Kemanusiaan Takkan Terulang
Dalam “Catatan Kemanusiaan Menjelang 30 September 2017”, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyatakan, Indonesia harus menyelesaikan sejarah masa lalunya dengan jalan keindonesian.
Komisioner Komnas HAM, Maneger Nasution, menyatakan, dalam perspektif HAM, perlu dipertimbangkan bahwa sejatinya Indonesia berbesar hati dan dengan penuh kesadaran mengakui sejarah kelam masa lalu.
“Kemudian secara kolektif menyelesaikan sejarahnya sendiri dengan cara dan jalan Indonesia sendiri,” ujarnya di Jakarta, Sabtu (23/09/2017) dalam catatan diterima hidayatullah.com.
Komnas HAM pun berharap kehadiran negara dalam memastikan, kejadian-kejadian buruk kemanusiaan pada masa lalu, agar tidak terjadi lagi di masa kini dan mendatang.
Khususnya terkait kekejaman PKI sebagaimana tergambar dalam peristiwa Gerakan 30 September (G30S)/PKI tahun 1965 silam.
“Negara harus hadir menjamin bahwa peristiwa-peristiwa kelam kemanusiaan yang sama tidak akan terulang lagi di masa yang akan datang (guarantees of nonrecurrence),” ujar Maneger.
Terkait film G30S/PKI, ia mengatakan, sekira ada pihak yang ingin memproduksi film versi baru, seperti Presiden Joko Widodo yang mengusulkan agar film yang dibuat pada tahun 1984 itu, diproduksi ulang dengan gaya milenial agar mudah diterima oleh generasi muda, “itu adalah hak mereka.”
“Hanya perlu dipertimbangkan bahwa hal itu sejatinya dilakukan atas kehendak bersama seluruh atau mayoritas rakyat. Keinginan itu bukan karena dendam sejarah. Ia harus didahului riset yang memadai oleh tim independen,” ujarnya menekankan.
Pengungkapan peristiwa tidak boleh merubah konten sejarah. Ia juga harus dilakukan dengan objektif dan tidak memutarbalikkan fakta sejarah.
“Dan, juga penting dihitung bahwa keinginan itu telah memperhitungkan bahwa manfaatnya lebih besar dari kemudratan yang ditimbulkan,” imbuhnya mengingatkan. (sumber: hidayatullah)
Naskah Terkait Sebelumnya :
- ACT Kirim Tim Kemanusiaan dan Bantuan Pangan ke Suriah
- Informasi Mengenai Peristiwa Masa Depan dalam Al Qur’an
- KPI Terima 2000 Email Aduan terkait Film King Suleiman
- Pakar Hukum Tata Negara Tegaskan, Pasal Penodaan Agama Harus Tetap Ada
- Turki Terima Penghargaan Atas Bantuan Kemanusiaan untuk Pengungsi
Indeks Kabar
- Melalui BAZNAS, Madrasah se-Banten Sumbang Rp 630 Juta untuk Rohingya
- Massa ASWAJA Bangil Tolak Acara Syiah
- Profesor Yahudi: Nabi Adam adalah Muslim
- Lebih dari 30 Korban Tewas Serangan di Nice Adalah Muslim
- Pesat, Pertambahan Populasi Muslim di Australia
- Hadiri Milad ke-19, Tokoh-tokoh Kristen Apresiasi Keberadaan FPI
- Kebencian Terhadap Islam dan Yahudi Meningkat di Jerman
- Bersyahadat 2 Tahun Lalu, Jupiter: Islam Agama yang Sejuk
- Biarkan Jilbab Dilarang, Pemerintah Langgar HAM
- Presiden dan DPR RI Terima Kunjungan Ketua Majelis Syura Arab Saudi
-
Indeks Terbaru
- Lebih dari 16.000 Madrasah di Uttar Pradesh India Ditutup
- Selamat Idul Fitri 1445 H, Mohon Maaf Lahir-Batin
- Baznas Tolak Bantuan Palestina dari McDonald’s Indonesia
- Malam Lailatul Qadar, Malaikat Berhamburan ke Bumi
- Puasa Ramadhan Menghapus Dosa
- Paksa Muslimah Lepas Hijab saat Mugshot, Kepolisian New York Ganti Rugi Rp 278 Miliar
- Dari Martina Menjadi Maryam, Mualaf Jerman Bersyahadat di Dubai
- Al Shifa, Rumah Sakit Terbesar di Gaza Dihabisi Militer Zionis
- Tiga Macam Mukjizat Alquran
- Prof Maurice, Ilmuwan Prancis yang Jadi Mualaf Gara-Gara Jasad Firaun
Leave a Reply