Jangan Salah Jawab Ketika Ditanya Tuhan di Mana

Alla adalah tuhan kita, namun kita tidak mungkin mengenal diri-Nya, kecuali Dia sendiri yang memperkenalkan kita. Termasuk keberadaan diri-Nya, kita tidak pernah tahu dan tidak akan pernah tahu. Memang terkadang kita mendengar ada ungkapan orang seperti Tuhan ada pada diri kita ini, atau tuhan ada di hati. Bahkan ada juga yang mengatakan bahwa tuhan ada di mana-mana di segala tempat.

Tetapi kalau kita mau sedikit kritis, sebenarnya dua ungkapan di atas kurang tepat. Itu hanya gossip tentang tuhan. Gosipnya, tuhan itu konon ada di dalam hati atau ada di mana-mana, tetapi siapa yang bilang? Dan benarkan tuhan mengatakan bahwa dirinya ada di dalam hati manusia? Benarkah tuhan mengatakan bahwa dirinya ada di mana-mana?

Jangan-jangan ungkapan itu tidak benar. Kalau tidak benar, berarti salah kan? Dan tentu sangat fatal sekali akibatnya, sebab kita telah memandang tuhan bukan dengan cara yang benar. Kita menganggap tuhan dengan pandangan yang keliru. Ungkapan bahwa tuhan itu ada di dalam diri kita, sebenarnya datang dari sebuah kepercayaan yang menyimpang. Para peneliti mengatakan bahwa pemikiran itu datang dari kaum wihdatul wujud (kesatuan wujud tuhan dengan manusia). Paham ini telah dikafirkan oleh para Ulama kita yang dahulu dan sekarang.

Dan ungkapan bahwa tuhan ada di mana-mana, juga menyimpang dan merupakan pendapat dari kaum Jahmiyyah (faham yang menghilangkan sifat-sifat Allah) dan Mu’tazilah. Lalu Allah Ta’ala tuhan kita itu ada di mana?

Untuk menjawab pertanyaan itu, mudah saja kok. Mari kita bukan kitab suci yang merupakan firman Allah Ta’ala sendiri. Di dalam Alquran Al-Kariem, Allah Ta’ala telah menjelaskan keberadaan dirinya. Jadi kita tidak usah pusing tujuh keliling menjawab pertanyaan adik-adik TK kecil itu. Jawab saja pakai Alquran, sebab Alquran adalah penjelasan resmi dari Allah Ta’ala sendiri, jadi mana mungkin salah, ya kan?

Mari kita buka satu surat di urutan ke-20. Surat itu adalah surat Thaha. Di sana Allah Ta’ala menyebut diri-Nya dengan salah satu dari sekian banyak nama-Nya, Ar-Rahman, yang artinya Yang Maha Penyayang.

“Ar-Rahman di atas ‘Arsy Ia istiwaa (bersemayam).” (QS Thaha: 5)

“Sesungguhnya Tuhan kamu itu Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari, kemudian ia istiwaa (bersemayam) di atas ‘Arsy.” (QS Al-A’raf: 54).

Jadi ibu bisa memberi jawaban mudah dan singkat kepada si kecil, “Nak, kata Allah, Dia berada di atas Arsy.”

‘Arsy adalah mahluk Allah yang paling tinggi berada di atas tujuh langit dan sangat besar sekali sebagaimana diterangkan Ibnu Abbas. Tidak seorang pun dapat mengukur berapa besarnya.” Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh. (sumber: Ahmad Sarwat, Lc/inilah)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>