PP Muhammadiyah: Jangan Menafikan Peran Ormas Islam Lain

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Yunahar Ilyas, menyikapi pernyataan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian yang menganggap ormas-ormas selain Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) mau merontokkan negara yang viral di media sosial.

Sebelumnya, Tito dalam pernyataannya tersebut menganggap hanya Muhammadiyah dan NU ormas Islam yang sejak awal konsisten membangun NKRI. “Jangan dinafikanlah (ormas-ormas dan tokoh Islam lain),” ujar Yunahar kepada hidayatullah.com di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, semalam, Selasa (30/01/2018).

Yunahar menjelaskan, banyak tokoh Muslim selain dari ormas Muhammadiyah dan NU yang juga berperan penting dalam membangun dan mendirikan NKRI.

“Banyak tokoh-tokoh Islam di luar Muhammadiyah-NU yang termasuk pendiri negara ini,” ujarnya.

Mulai dari tokoh Islam yang tergabung dalam Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Panitia Sembilan, hingga para pejuang kemerdekaan Indonesia. “(Mereka) jangan diabaikan!” imbuhnya menekankan.

Di sisi lain Yunahar mengaku tidak tahu konteks pembicaraan Kapolri Tito dalam video cuplikan tayangan sebuah stasiun TV swasta tersebut. “Saya enggak tahu konteksnya karena di Youtube itu, kan, sepotong-potong. Konteksnya apa, biar Kapolri yang menjelaskan,” ujarnya berharap.

Ia pun berharap Kapolri menjawab tanggapan dan keberatan banyak pihak atas pernyataan Tito tersebut. Sebagaimana diketahui berikut penggalan pidato Kapolri Tito yang tersebar luas di medsos dan memicu polemik, Di bawah ini petikannya:

Perintah saya melalui video conference minggu lalu, 2 minggu lalu saat Rapim Polri, semua pimpinan Polri hadir, saya sampaikan tegas menghadapi situasi saat ini, perkuat NU dan Muhammadiyah. Dukung mereka maksimal.

Semua Kapolda saya wajibkan membangun hubungan dengan NU dan Muhammadiyah tingkat provinsi. Semua kapolres wajib untuk membuat kegiatan-kegiatan untuk memperkuat para pengurus cabang di tingkat kabupaten-kota.

Para kapolsek wajib, di tingkat kecamatan, bersinergi dengan NU dan Muhammadiyah. Jangan dengan yang lain. Dengan yang lain itu nomor sekian. Mereka bukan pendiri negara, mau merontokan negara malah iya.

Tapi yang konsisten dari awal sampai hari ini itu adalah NU dan Muhammadiyah. Termasuk hubungan. Kami berharap hubungan NU dan Muhammadiyah juga bisa saling kompak satu sama lainnya.

Boleh beda-beda pendapat, tapi sekali lagi kalau sudah bicara NKRI, mohon, kami mohon dengan hormat, kami betul-betul titip kami juga sebagai umat muslim, harapan kami hanya kepada dua organisasi besar ini.

Selagi NU dan Muhammadiyah itu menjadi panutan semua umat Islam Indonesia, kita yakin negara kita tidak akan pecah seperti Siria, Irak, Libia, Mesir, tidak akan bergolak. Karena dua tiang ini jelas, ideologinya jelas, sangat pro-Pancasila. (sumber: hidayatullah)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>