Jawaban Imam Masjidil Haram Soal Internasionalisasi Haji
Senyum mengembang terpancar di wajah Imam Besar Masjidil Haram, Syeikh Abdurrahman As Sudais saat membicarakan Islam di Indonesia. Di ruang kerjanya, tak jauh dari kompleks Masjidil Haram, dia mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki peran penting dalam dunia Islam dengan penduduk Muslim terbesar.
Saat ini, menurut dia, Islam menghadapi tantangan besar dengan munculnya kekuatan yang ingin menjalankan sabotase terhadap Islam. Karena itulah suara-suara yang menyerukan moderasi Islam menjadi sangat penting. Islam, kata Syeikh Sudais, sangat kuat menyerukan perdamaian. Umat Islam sendiri, banyak sekali yang juga merupakan manusia-manusia toleran.
Sesungguhnya, dalam pandangan dia, Islam adalah cantik. Karena itulah semua proses dakwah harus bisa memancarkan kecantikan Islam. “Islam tidak ada kaitan apa-apa dengan terorisme,” tutur dia akhir pekan lalu.
Sayangnya, Syeikh Sudais melihat bahwa saat ini ada kekuatan yang membajak Islam untuk memberikan citra yang buruk. Dalam beberapa kesempatannya bertemu para ulama, tokoh, juga kalangan akademisi di Indonesia, dia mengaku banyak mendengar keinginan untuk terus menyuarakan Islam yang toleran dan penuh kasih sayang terhadap alam semesta. Karena, tutur Presiden Otoritas Haramain (Masjidil Haram dan Masjid Nabawi) itu, Islam memang hadir untuk alam semesta.
Slogan-slogan politik dan sektarian, diyakininya sebagai musuh besar bagi Islam saat ini. Ajaran yang dibawa oleh agama tersebut adalah ajaran tentang, harmoni, damai, dan juga pentingnya menjaga persatuan. “Ini adalah era media. Kita harus bergandengan tangan untuk melayani Islam melalui era baru media digital,” tutur dia saat menerima kunjungan jurnalis dari Indonesia.
Salah satu opini yang dinilainya menjadi ancaman bagi persatuan Islam adalah soal internasionalisasi haji. Opini tersebut mengharapkan agar pengelolaan jamaah haji dilakukan dengan melibatkan komunitas internasional. Menurut Syeikh Sudais, Arab Saudi telah menjawab opini tersebut dengan pekerjaan yang nyata.
Berdasar perjalanan sejarah, wisdom keislaman, maupun fakta geografis, dia menegaskan, Arab Saudi memiliki otoritas penuh untuk melayani jamaah haji dan umroh. Untuk memberikan pelayanan yang terbaik, pemerintah Arab Saudi telah melakukan upaya terbaiknya menata Masjidil Haram juga Masjid Nabawi.
Selain itu, dia menambahkan, konsep untuk tidak saling mengintervensi sesama negara Muslim juga penting sekali untuk dihormati. Sikap saling menghormati kedaulan negara perlu ditumbuhkan di negara-negara yang berpenduduk Islam.
Dia lantas memberikan contoh soal pentingnya menghormati kedaulan negara itu dengan menyebut masjid Istiqlal. “Kalau saja, tiba-tiba ada pihak dari negara lain yang datang ke Indonesia dan terus menyatakan sebagai pihak yang berwenang mengelola Masjid Istiqlal, bagaimana sikap Indonesia,” ujar Syeikh Sudais.
Karena itulah prinsip untuk tidak saling mengintervensi harus dihormati. “Ini adalah norma dalam pergaulan dunia,” tutur dia. Begitupun dalam pengelolaan Haramain dalam melayani jamaah haji dan umrah dari berbagai negara. Pemerintah Arab Saudi telah memastikan bahwa Haramain saat ini dalam kondisi yang sangat aman. Lebih dari 100 ribu tentara dikerahkan untuk menjaga kedua masjid tersebut setiap hari selama 24 jam di bulan Ramadhan dan di musim haji.
Penghormatan terhadap prinsip untuk tidak saling mengintervensi juga diberikan Arab Saudi kepada negara-negara lain. “Kami tidak pernah mengintervensi Indonesia, Iran, juga negara lain,” kata Syeikh Sudais. Karena itulah, Pemerintah Arab Saudi juga menginginkan supaya kedaulatannya juga tidak diintervensi.
Semua upaya keras yang dilakukan Arab Saudi untuk melayani jamaah haji, dikatakannya, murni untuk menjaga persatuan Islam dan meningkatkan kenyamanan jamaah haji dan umrah. Dengan demikian, diharapkannya, semua jamaah haji dan umroh menjadi lebih soleh setelah menjalankan ibadah tersebut. (sumber: ihram.co.id)
Indeks Kabar
- indu Keadilan, 300 Warga India Ingin Masuk Islam
- Komunitas Homoseksual Surabaya Akan Gelar Pesta, Gubernur Jatim: Acara Ini Akan Dihentikan
- Berkunjung ke Paris, Netanyahu Disambut Demonstrasi Masif Pro Palestina
- erawat Palestina Dibunuh Saat Bertugas, Ini Janji Israel
- Filipina-Kirgistan Saingan Indonesia di Musabaqah Alquran dan Hadis Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Damanhuri Zuhri Republika/ Darmawan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (kedua kiri) bersama dengan Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Musthafa Ibrahim Mubarak (kiri) menjawab pertanyaan wartawan usai acara Penyerahan Hadiah Musabaqah Hafalan Al-quran dan Hadis Tingkat Nasional, Pangeran Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (kedua kiri) bersama dengan Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Musthafa Ibrahim Mubarak (kiri) menjawab pertanyaan wartawan usai acara Penyerahan Hadiah Musabaqah Hafalan Al-quran dan Hadis Tingkat Nasional, Pangeran REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juri Musabaqah Alquran dan Hadis tingkat Asia Pasifik VII Dasman Yahya Ma'ali mengatakan Indonesia setiap tahun selalu menjadi juara umum. Tetapi peserta dari 18 negara lainnya tak kalah hebat dalam hafalan Alquran dan Hadis. "Saya sebagai juri hadis, melihat penampilan dua hari, Indonesia memiliki saingan terkuat dalam menghafal Hadis yakni Kirgistan dan Filipina," jelas Dasman kepada Republika, Rabu (20/4). Meskipun demikian, Dasman mengakui peserta yang mengikuti musabaqah Hadis merupakan orang-orang pilihan. Terbukti hanya 14 orang yang mengikuti musabaqah kategori hadis dan hanya berasal dari empat negara, Indonesia, Malaysia, Filipina dan Kirgistan. Bagi penghafal hadis untuk tingkat Asia Pasifik ini memiliki kriteria khusus. Seluruh peserta harus menghafal 500 hadis shahih. "500 hadis ini terbagi dengan 100 hadis hafal dengan sanadnya dan 400 hadis tanpa sanad," ujarnya menjelaskan. Menurut Dosen Hadis UIN Riau ini, peserta dari Indonesia memiliki hafalan yang bagus di bidang hadis dan seluruhnya hafal 100 hadis dengan sanadnya. Ini diakuinya sulit sekali remaja muslim yang benar-benar memperhatikan hafalan hadis lengkap dengan sanad yang sangat panjang. Musbaqah Alquran dan Hadis ini diikuti 103 peserta dari 18 negara. Perlombaan dibagi menjadi lima kategori hafidz 30 juz, 20 juz, 15 juz, dan 10 juz serta hadist.
- Jadi Muslim, Abdul Rauf Tolak Nyanyikan Lagu Kebangsaan Amerika di Pertandingan NBA
- 560 Orang Tewas dan 2.000 Terluka di Ghouta dalam 9 Hari
- Amerika Desak Paraguay Tidak Pindahkan Lagi Kedutaannya dari Al-Quds ke Tel Aviv
- Masjid yang Biasa Didatangi Pelaku Penembakan Orlando Dibakar
- KTT OKI ke-13 di Istanbul Temukan Solusi Tangani Perbedaan di Dunia Islam
-
Indeks Terbaru
- Prof Maurice, Ilmuwan Prancis yang Jadi Mualaf Gara-Gara Jasad Firaun
- Alhamdulillah, Bintang Football Jeremiah Owusu Amerika Masuk Islam
- Lembaga Kemanusiaan Harus Bayar Pungli Rp 80 Juta per Truk untuk Masuk Gaza
- Pemerintah Mumbai Robohkan Puluhan Toko Milik Muslim
- Perjalanan Pendeta Gould David Menjemput Hidayah Allah Hingga Menjadi Mualaf
- Perjalanan Pendeta Gould David Menjemput Hidayah Allah Hingga Menjadi Mualaf
- Sudah 380 Masjid Dihancurkan ‘Israel’ di Gaza
- Seorang Imam Masjid di Amerika Serikat Wafat Usai Ditembak
- Petinju Gervonta Davis Jadi Mualaf
- Politisi Thailand Sahkan Rancangan Perkawinan Sesama Jenis
Leave a Reply