Kelompok Islam Cina Puji Kemajuan Hak Muslim Ningxia
Juru bicara Asosiasi Islam Cina (IAC) memuji upaya lokal untuk mempromosikan persatuan etnis dan kebebasan beragama di Daerah Otonomi Ningxia Hui di Barat Laut Cina. Wilayah ini memiliki seperlima dari kelompok etnis Hui di Cina.
Wakil ketua sekaligus juru bicara asosiasi tersebut, Jin Rubin, mengatakan, sebagai pusat utama umat Islam di Cina, wilayah Ningxia telah melakukan upaya yang luar biasa dalam hal Islamisasi. Ningxia telah mendorong langkah untuk melindungi kebebasan beragama melalui berbagai ukuran, termasuk sektor pendidikan. Dalam hal ini, Lembaga Sosialis Ningxia dan Lembaga Islam Ningxia telah melakukan pelatihan atau seminar mengenai urusan agama.
“Karena kebanyakan imam di Cina hanya memiliki latar belakang pendidikan sekolah menengah atas, mereka begitu ingin memperkaya pengetahuan agama dan memperbaiki diri dan lebih baik dalam melayani para penganut agama dan kesejahteraan masyarakat,” kata Jin, dilansir dari Global Times, Selasa (6/3).
Ningxia memiliki sekitar 2,47 juta penduduk Hui, yang menyumbang sebesar 36 persen dari populasi wilayah tersebut. Sebagian besar dari mereka menganut Islam.
Jin mengatakan, wilayah ini memiliki sebanyak 4.391 masjid dan 10.150 imam yang terdaftar, yang membuat staf keagamaan menjadi kelompok penting untuk mempromosikan patriotisme dan persatuan di wilayah tersebut.
Saat ledakan pengetahuan itu terjadi, Jin mengatakan, jika pemuda Muslim di Cina sangat menginginkan untuk belajar tentang perkembangan di sektor keagamaan. Jin, yang juga bertanggung jawab atas pertukaran agama IAC dengan negara lain, mengatakan, kebijakan kebebasan beragama Cina telah dipuji oleh beberapa negara Arab. Yang mana, menurutnya, hal itu memberi mereka kepercayaan lebih tinggi untuk berbagi cerita tentang Muslim Cina kepada dunia.
Ia mengatakan, selama pertukaran keagamaan itu, Cina harus secara tegas menolak infiltrasi (penyusupan) dari ekstrimisme. Ia mencatat, bahwa anti-ekstrimisme telah menjadi konsensus dalam dunia Islam.
“Ekstrimisme telah menyimpangkan doktrin-doktrin Islam untuk melayani agenda politik mereka, dan cita-cita yang inklusif selalu menjadi arus utama dalam dunia Islam,” tambahnya.
Sebelumnya, pejabat Ningxia dalam sebuah diskusi panel yang diadakan di sela-sela pertemuan tahunan Kongres Rakyat Cina, mengatakan, bahwa wilayah Ningxia telah membuat kemajuan besar dalam pekerjaan etnik di sana. “Partai dan pejabat pemerintah di wilayah itu menganggap persatuan nasional sebagai garis hidup dari setiap pekerjaan dan sebuah dasar untuk pengembangan ilmiah di kawasan ini,” kata pejabat Ningxia. (sumber: ROL)
Naskah Terkait Sebelumnya :
Indeks Kabar
- Sekjen PBB: Ghouta Timur Seperti “Neraka di Atas Bumi”
- 70 Ormas Islam Jatim Kembali Turun Jalan dalam Aksi Bela Islam untuk NKRI
- Kristen Ortodoks Merayakan Natal 7 Januari
- Film Beauty and The Beast Bahayakan Anak-Anak Indonesia
- ODOJ dan PKPU Sebar Al-Quran Braille untuk Tunanetra di Yogyakarta
- Gereja Berumur 127 Tahun Berubah Fungsi Menjadi Masjid
- Bela Muslim Yang Dilecehkan, Gadis Australia Tuai Banyak Pujian
- Diam-Diam Trump Dorong Negara-Negara Kawasan Bentuk ‘NATO Arab’
- MUI Kritik Acara Tak Bermanfaat Saat Ngabuburit
- Pesat, Pertambahan Populasi Muslim di Australia
-
Indeks Terbaru
- Vegetarisme dan Islamofobia Dianggap Penghalang Pertumbuhan Sektor Halal di India
- Kisah Mualaf Seorang Bintang Hip Hop Jerman
- Shariffa Carlo Dulu Musuhi Islam, Kini Jadi Muslimah
- Irena Handono, Temukan Islam Saat Jalani Pendidikan Biarawati
- Bintang Timnas Kamerun Patrick Mboma Masuk Islam
- Islam Jalan Hijrah Mario Rajasa
- Klaim Sebagai Kuil Hindu, Nasionalis India Ingin Rubah Citra Taj Mahal
- Stevanus Hanzen, Berawal dari Lagu Islami
- Partai Politik India Mempermasalahkan Pengeras Suara Masjid Melantunkan Adzan
- Hiroaki Kawanishi, Mualaf yang Ingin Sebarkan Islam di Jepang
Leave a Reply