Masyarakat Muslim ’25 Juta’ di Rusia Kuat dan Terus Tumbuh

Komunitas Muslim di Rusia yang kini mencapai 25 juta orang kuat dan terus tumbuh, Grand Mufti Rusia Syeikh Rawil Gaynetdin mengatakan pada Anadolu Agency.

Jumlah Muslim di Rusia meningkat terutama karena dua faktor: angka kelahiran yang tinggi diantara keluarga Muslim dan melalui kedatangan orang-orang dari Asia Tengah, kata Syeikh Gaynetdin. Dia mengatakan jumlah Muslim juga disebutkan dalam sensus populasi.

Syeikh Gaynetdin mengatakan kebanyakan umat Muslim di negara itu tinggal di wilayah Moskow dan wilayah metropolitan besar lain seperti St. Petersburg dan Yekaterinburg.

Terdapat juga konsentrasi pengikut Islam yang tinggi di wilayah-wilayah di mana negara Islam berlokasi sebelum terbentuknya negara Rusia tunggal; sekarang wilayah ini ialah Tatarstan, Bashkortostan, republik Kaukasus Utara, katanya.

Muslim adalah penduduk asli Rusia; lebih dari 58 bangsa, negara dan kelompok etnis telah mempraktikkan Islam, katanya.

Dia juga mencatat bahwa Islam pernah dideklarasikan sebagai agama resmi di salah satu negara yang saat ini merupakan bagian dari Rusia – di Volga Bulgaria, pada tahun 922, yang 66 tahun lebih awal dari penerimaan Kristen Ortodox sebagai negara resmi di Kievan Rus.

“Islam datang ke Rusia pada abad ketujuh. Pengikut Nabi Muhammad kita datang ke Rusia 22 tahun setelah dia meninggalkan kehidupan dunia.

Mereka tiba ke suatu kota yang saat ini dikenal sebagai Derbent, itu berada di Dagestan Selatan. Dan adzan pertama di Rusia terdengar di tanah Dagestan,” kata mufti itu.

Mayoritas Muslim Rusia merupakan Sunni yang berasal dari Madzab Hanafi tetapi terdapat juga beberapa Sunni dan Syiah, ujar Gaynetdin mengatakan.

“Syiah Rusia sebagian besar orang Azeri dan Tajik dari Pamir dan mereka sangat kecil jumlahnya. Kebanyakan Syiah tinggal di Derbent, Dagestan selatan.

“Di Moskow, hanya satu komunitas yang terdaftar sebagai Syiah,” katanya.

3 pusat federal

Bagaimanapun juga, dia mengatakan Islam di Rusia tetap sangat toleran dan menghormati baik agama lain maupun sekte dalam Islam lainnya.

“Kami tidak membedakan Muslim menjadi Syiah dan Sunni, bagi kami mereka semua anggota Ummat Muslim,” Gaynetdin mengatakan.

Sang sheikh mengatakan ketika ada tamu-tamu dari Timur Tengah yang mengunjungi Rusia, mereka mengatakan hubungan dalam Ummat Muslim Rusia patut dicontoh.

Sistem administrasi Muslim Rusia terdiri dari tiga pusat federal: Di Moskow, terdapat Dewan Mufti Rusia; Otoritas Spiritual Muslim di Kota Ufa dan Otoritas Spiritual Muslim di Kaukasus, yang bertindak sebagai pusat koordinasi Muslim di Kaukasus Utara.

“Islam merupakan sebuah agama yang sangat demokratis, tidak mempunyai satupun hirarki seperti dalam Kekristenan. “Tidak ada Paus ataupun Patiark Ekumenis bagi Islam. Dalam Islam, setiap negara memiliki pelembagaan spiritualnya sendiri.

“Inilah hirarkinya, sistem otoritas spiritual. Di Rusia, terdapat tiga pusat federal dan kami percaya bahwa ini merupakan pilihan terbaik untuk mengatur hubungan relijius Muslim di Rusia,” kata mufti itu.

Berbicara mengenai masalah Jerusalem, Gaynetdin mengungkapkan ketakutan bahwa jika Israel merebut kekuasaan atas kota suci itu, umat Muslim tidak akan bisa beribadah di sana. “Jerusalem merupakan tempat suci bagi tiga agama monotheis kita.

“Dan itu harus tetap tempat suci Yahudi, Kristen dan Muslim. Israel tidak berhak merebut kekuasaan dan mengubah kota ini menjadi milik Israel; mereka tidak berhak melarang Muslim dan Kristen untuk beribadah di sana. “Dan ini akan terjadi jika Israel merebut kekuasaan atas kota itu. (sumber: hidayatullah)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>