Rezim Bashar al Assad Telah Luncurkan 215 Serangan Kimia di Suriah
Rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad masih terus menggunakan senjata kimia meski sebelumnya mengklaim telah memusnahkan persediaan senjata kimia di Suriah.
Dilansir Anadolu Agency, pasukan rezim telah meluncurkan 215 serangan kimia sejak perang meletus di Suriah. Serangan-serangan itu bertujuan untuk memaksa warga sipil keluar dari daerah yang dikuasai oposisi.
Serangan kimia di distrik Douma di Ghouta Timur pada Sabtu sekali lagi membuktikan bahwa rezim masih belum berhenti menggunakan senjata kimia. Rezim juga meluncurkan serangan kimia serupa di daerah Ghouta Timur pada tahun 2013 dan Khan Sheikhoun pada tahun 2017.
Selain itu, rezim juga meluncurkan serangan kimia di pusat Aleppo di akhir tahun 2016 untuk memaksa warga sipil keluar dari daerah tersebut. Rezim meluncurkan serangan kimia yang menewaskan lebih dari 1.400 warga sipil tewas di Ghouta Timur pada 21 Agustus 2013. Selain itu, sejumlah besar warga sipil termasuk perempuan dan anak-anak juga terkena dampak serangan kimia tersebut.
Setelah serangan tersebut, Amerika Serikat sempat diperkirakan akan melakukan intervensi di Suriah. Namun, Rusia mencegah intervensi AS setelah rezim menyatakan akan memusnahkan stok senjata kimia. Sebuah kesepakatan dicapai pada 15 September 2013. Proses pemusnahan senjata kimia dimulai dengan peran Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW). OPCW mengumumkan bahwa proses pemusnahan telah selesai pada 19 Agustus 2014.
Namun, organisasi hanya memusnahkan stok yang dilaporkan oleh rezim. Serangan-serangan yang terjadi beberapa waktu terakhir menunjukkan bahwa rezim berhasil menyembunyikan sebagian senjata kimia.
Setidaknya 100 warga sipil tewas akibat serangan kimia rezim di daerah Khan Sheikhoun di Idlib pada 4 April 2017. Serangan tersebut terjadi pada dini hari, ketika penduduk masih tertidur.
Pusat pemantauan udara milik oposisi sempat melaporkan pergerakan jet tempur dari Pangkalan Udara Shayrat milik rezim, namun menganggapnya sebagai serangan udara yang kerap menargetkan daerah tersebut. Kemudian dipahami bahwa itu adalah serangan kimia ketika pemboman itu tidak mengakibatkan darah atau luka pada korban.
Tim badan pertahanan sipil di Suriah White Helmets mengumumkan 40 warga sipil tewas dalam serangan kimia oleh rezim Assad di daerah Douma di Ghouta Timur pada Sabtu. Jumlah korban tewas akibat serangan kimia rezim di Douma, sebuah distrik Ghouta Timur pada Sabtu meningkat menjadi 78 orang, kata dokter setempat pada hari Ahad.
Rezim Assad telah menggunakan senjata kimia 215 kali
Jaringan Hak Asasi Manusia Suriah (SNHR) dalam sebuah laporan pada 4 April 2018 menyatakan bahwa rezim telah meluncurkan 11 serangan kimia sejak serangan Khan Sheikhoun. SNHR dalam laporannya menyatakan bahwa rezim telah melakukan 214 serangan kimia di Suriah sejak awal perang sipil pada tahun 2011. Serangan pada Sabtu adalah yang serangan kimia ke-215.
Menurut laporan tersebut, pasukan rezim sejauh ini telah meluncurkan 45 serangan kimia di Idlib, 29 di Hama, 27 di Aleppo, 7 di Homs,4 di Daraa dan 3 di Deir-ez-Zor.
Naskah Terkait Sebelumnya :
- Kanada Mengutuk Situasi yang Meningkat di Suriah
- Liga Arab:Rezim Bashar al Assad Bertanggung jawab Bunuhi Penduduk Aleppo
- PBB: Pasukan Bashar al Assad Dalang Serangan Gas Sarin
- Rabithah ‘Alam Islami Mengutuk Serangan Kimia Rezim Bashar di Khan Syaikhun
- Sekjen PBB: Ghouta Timur Seperti “Neraka di Atas Bumi”
Indeks Kabar
- Jawa Barat Dinobatkan Sebagai Provinsi Halal
- Menag: Qari Bima Juara MTQ Internasional Harumkan Indonesia
- Muslim Berjilbab Jadi Duta Universitas di Amerika
- Ikut Pilpres, Muslimah Ini Jadi Penantang Putin
- Tiga Hal ini Bisa Dilakukan untuk Cegah Upaya AS Terkait Al-Quds
- Ajak Serang Muslim, 10 Anggota Jaringan Kanan-Jauh Prancis Ditangkap
- Perancang Busana Muslim Indonesia Siap Pamer Koleksi di New York
- Menag Berharap Kalender Islam Bisa Diwujudkan Tahun Ini
- Paus: Al-Quran adalah Kitab Perdamaian
- Innalillahi, Mantan Petinju Muhammad Ali Meninggal Dunia
-
Indeks Terbaru
- Jerman Kritik Netanyahu Terkait Peta Timur Tengah tanpa Palestina
- Heboh Xi Jinping Buat Al-Quran Versi China, Seperti Apa?
- Seorang Ibu Tunaikan Nazar Jalan Kaki Lamongan – Tuban setelah Anaknya Tuntas Hafal Al-Quran
- Menemukan Kedamaian Dalam Islam
- Dahulu Anti-Islam, Politikus Belanda Ini Temukan Hidayah
- Masjid di Siprus Yunani Diserang Bom Molotov Disertai Vandalisme: Islam tidak Diterima
- 24 Jam Sebelum Meninggal, Anthony Jadi Mualaf
- Pengadilan Turki Perintahkan Tangkap Rasmus Paludan, Pembakar Al-Quran di Swedia
- Georgette Lepaulle Bersyahadat di Usia Tua
- Uni Eropa Tegaskan Pembakaran Alquran tidak Memiliki Tempat di Eropa
Leave a Reply