Komunitas Banten Bersatu Bantu Sarana Air Bersih untuk Baduy Mualaf

Komunitas Banten Bersatu menyerahkan bantuan sarana air bersih untuk Baduy Mualaf. Penyerahaan bantuan ini diberikan kepada Baduy mualaf yang tinggal di kawasan Ciboleger atau kawasan Baduy luar di Kabupaten Lebak, Banten, Sabtu (21/4).

Haerul Umam, Koordinator Banten Bersatu, menyebutkan mereka mendapat informasi adanya Baduy mualaf yang kesulitan air bersih. “Melalui komunikasi dengan pihak ACT (Aksi Cepat Tanggap) Muhammad Basair (Head Of Corporate Partnership ACT) akhirnya diperoleh informasi Baduy mualaf itu tersebar di beberapa titik Kecamatan yang ada disekitar Kawasan Ciboleger (Kawasan Baduy Luar),” kata Haerul.

Dari informasi ACT diketahui pemukiman Baduy mualaf berada jauh dari sumber air. Letak sumur berada di bawah dengan akses jalan yang menurun dan licin. Kondisi ini menyulitkan warga untuk mengambil air bersih terutama anak-anak dan lansia.
Salah seorang tokoh wanita Leuwidamar Ade Marliah mengatakan masih ada empat titik lagi yang membutuhkan sarana air bersih. Beberapa lokasi, jaraknya jauh dan sulit di lalui kendaraan bermotor.

“Sebenarnya bukan hanya warga Baduy Mualaf saja yang membutuhkan bantuan, kondisi masyarakat umumnya pun sama. Kebanyakan dari mereka ekonomi kebawah,” kata Ade Marliah ketika menemani Komunitas ONE ART (Banten Bersatu) mengantarkan bantuan.

Bantuan yang diberikan berupa mesin pompa air, pipa paralon, bak penampungan, paket sembako untuk 17 Kepala Keluarga dan beberapa pakaian bekas layak pakai.

Titik yang didatangi ada dua tempat, pertama Kampung Cikuning Desa Tanjungwangi, Kecamatan Muncang, Kabupaten Lebak (berisi 13 Kepala Keluarga, dengan jumlah jiwa sebanyak 49 jiwa). Kedua, Kampung Dangdang, Desa Cisimeut Raya Kec. Leuwidamar. Jarak titik pertama ke titik kedua kurang lebih 9 km dengan akses jalan menanjak dan rusak berat. Semua bantuan itu berasal dari penggalangan dana yanf dilakukan di grup WA Banten Bersatu.

Sementara itu, Marnaya, Ketua RT 005 Kampung Cikuning, membantah adanya beberapa berita yang tersebar di sosial media yang mengatakan kondisi Baduy Mualaf ribuan yang terusir.

“Baduy Mualaf memang ada tapi tidak mencapai ribuan dan mereka tidak terusir. Mereka tersebar di beberapa Desa di sekitaran Ciboleger dan itu karena pilihan, mereka yang memilih untuk tinggal disana,” tegas Murnaya pada tim Banten Bersatu usai penyerahaan bantuan.

Warga Baduy Mualaf saat ini menempati tanah Perhutani tanpa ada surat pernyataan Hak guna pakai. Semuanya berdasarkan kemanusiaan pihak Kepala Desa yang menjamin mereka. Tapi jelas satu masalah juga dimasa depan.

Marnaya menghimbau jika ada lagi komunitas atau lembaga yang ingin menyalurkan bantuannya, dia berharap bisa berkoordinasi dengan pihak Desa setempat entah itu Kepala Desa atau RW, minimal Ketua RT.

Dia sempat kecewa beberapa hari sebelumnya ada komunitas dokter yang datang mengantarkan bantuan banyak dan berlimpah tapi tidak tepat sasaran, karena tidak berkoordinasi dengan aparat Desa.

“Mereka mengundang warga Baduy Mualaf dari beberapa titik desa untuk datang ke lokasi penyerahan bantuan. Sehingga warga berebut mengambil bantuan yang diturunkan yang pada akhirnya ada yang kebagian ada yang tidak. Bahkan warga masyarakat umum pun ikut berebut padahal mereka bukan Baduy Mualaf,” imbuhnya. (sumber: Panjimas)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>