India Diberondong Petir dan Badai Debu, Seratusan Orang Tewas
Sedikitnya 109 orang tewas dan lebih dari itu luka-luka akibat angin topan yang membawa debu menerpa negara bagian Uttar Pradesh dan Rajasthan, wilayah utara India.
Badai debu hari Rabu (2/5/2018) mengakibatkan aliran listrik terputus, pohon-pohon tumbang, rumah-rumah rusak dan hewan-hewan ternak bergelimpangan tak bernyawa. Dilansir BBC, kebanyakan korban tewas sedang tidur ketika rumah mereka ambuk diterpa angin disertai pasir yang menerjang dengan sangat kuat dan diiringi gelegar petir.
Badai pasir biasa terjadi di bagian utara India saat musim panas. Namun, jumlah korban tewas yang banyak seperti sekarang ini tidak biasanya terjadi.
Sedikitnya 73 orang dilaporkan kehilangan nyawa di Uttar Pradesh. Lebih dari setengah jumlah itu berada di distrik Agra, di mana terdapat monumen Taj Mahal. Para pejabat mengatakan bahwa jumlah korban jiwa kemungkinan akan bertambah. Pohon tumbang dan dinding runtuh banyak menewaskan orang di negara bagian itu.
Jurnalis lokal Laxmikat Pachouri mengatakan kepada BBC bahwa 21 orang meninggal dunia di desa Kheragarh, sekitar 50 kilometer arah barat daya dari Agra.
Sebagian dari rumah-rumah di sana terbuat dari lempung, dan lainnya dari bata dan mortar.
“Orang-orang di sini kaget dan tidak percaya kehancuran sedemikian itu terjadi di desa mereka. Malam lalu saya bertemu dengan satu keluarga yang kehilangan empat anak, sangat menyedihkan. Keluarga itu sulit mempercayainya. Mereka mengatakan bahwa anak-anak sedang bermain di dalam rumah ketika dinding ambruk dan menimpa mereka,” kata Pachouri.
“Orangtua mereka sangat terguncang dan tidak bisa berhenti menangis,” imbuhnya.
Angin topan juga menerjang tiga distrik di negara bagian Raajstan, tetangga Uttar Pradesh. Di distrik Alwar, Bharatpur dan Dholpur sedikitnya 36 orang tewas. Para pejabat mengatakan daerah paling parah terdampak adalah Alwar. Sekolah-sekolah di distrik itu ditutup.
Shivam Lohia, pemilik Hotel Alwar, mengatakan dia meninggalkan begitu saja mobilnya setelah hampir terseret angin di jalan.
“Saya tidak pernah melihat badai yang merusak seperti itu seitdaknya selama 25 tahun. Semua orang ketakutan dan mencari perlindungan sementara pohon-pohon dan rumah-rumah diterpa angin. Itu seperti mimpi buruk,” katanya kepada kantor berita AFP.
Pemerintah Uttar Pradesh mengumumkan akan memberikan uang duka 400.000 rupe (sekitar 83 juta rupiah) kepada keluarga korban.
Sementara itu pada hari Rabu (2/5/2018) negara bagian Andhra Pradesh diberondong lebih dari 41.000 sambaran petir, lapor AFP, dan jatuh korban nyawa. “Saya sudah bertugas selama 20 tahun, dan ini merupakan yang terburuk yang pernah saya lihat,” kata Hemant Gera, sekretaris lembaga penanggulang bencana di Rajasthan kepada BBC.
“Pada 19 April kami mengalami badai debu dengan intensitas tinggi –19 orang tewas ketika itu– tetapi sekarang ini badai menyerang saat malam hari sehingga banyak orang tidur dan tidak dapat keluar dari rumah-rumah mereka ketika dinding lempung ambruk.”
Badai debu juga menerjang ibukota Delhi, yang berjarak lebih dari 100 kilometer, Rabu malam hari. Kota itu juga diguyur hujan sangat lebat. Departemen Meteorologi India mengatakan badai-badai yang lain sepertinya akan menerjang daerah yang lebih luas sebelum pekan ini. (sumber: hidayatullah)
Naskah Terkait Sebelumnya :
- 1000 Lebih Warga Palestina Tewas Akibat Blokade ‘Israel’ di Gaza
- 560 Orang Tewas dan 2.000 Terluka di Ghouta dalam 9 Hari
- Hampir 100 Orang Tewas di Rakhine, Pemerintah Pindahkan Warga Non Muslim
- Korban Tewas Perang Suriah Sudah Mencapai 140.041 Orang
- Politisi Hindu India: Taj Mahal Dibangun oleh Pengkhianat
Indeks Kabar
- Mengapa Negara-negara Muslim Bungkam atas Uighur di Xinjiang?
- Peneliti Sebut Emas Alternatif Obat Kanker
- Revisi RUU Perlindungan Anak Dinilai Semakin Melindungi Anak
- Dukung Palestina, Zayn One Direction Diancam Dibunuh
- Grand Launching ODOJ, Masjid Istiqlal Sesak Seperti Lebaran
- Peringati Kemerdekaan Hari Ini, Bukti Kecintaan PKS pada RI Tak Main-main
- Alquran Sumber Ilmu Pengetahuan
- Kesepakatan Normalisasi dengan ‘Israel’ Memicu Kemarahan Publik di Sudan
- Pew: Islam Jadi Agama dengan Tingkat Pertumbuhan Tercepat
- Baznas Mualaf Center Gelar Konferensi Mualaf Borneo 2018
-
Indeks Terbaru
- UEA Kecam Pembangunan Permukiman Baru Israel di Wilayah Palestina
- Jadi Mualaf, Susie Brackenborough: Tak ada yang Membingungkan dalam Islam
- Ucapan Islami Ini Membuka Mata Hati Mualaf Ismael Lea South untuk Masuk Islam
- Pelaku Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan Berseragam Polisi
- Mantan Ateis Asal Prancis Masuk Islam di Qatar, Kehangatan Muslim Kuatkan Keputusannya
- Kemenlu Rusia Kutuk Swedia Izinkan Politikus Denmark Bakar Alquran di Stockholm
- Trudi Best Jadi Mualaf karena Takjub Lihat Muslim Melakukan Sesuatu karena Allah
- Hidayah adalah Misteri, Dunia Clubbing Pintu Masuk Mualaf Ameena Bersyahadat
- Eks Marinir yang Berniat Mengebom Masjid Tak Kuasa Bendung Hidayah, Ia pun Bersyahadat
- Pemerintah Afghanistan Tak Pernah Larang Pendidikan untuk Perempuan
Leave a Reply