Palestina: Kegiatan Permukiman Israel tidak Sah
Juru Bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Nabil Abu Rudeineh, pada Kamis (24/5) mengatakan semua kegiatan permukiman Israel di wilayah Palestina yang diduduki dipandang sebagai tidak sah. Pembangunan permukiman Israel juga merupakan pelanggaran terhadap keabsahan internasional.
“Berlanjutnya kebijakan permukiman, pernyataan oleh para pejabat AS yang mendukung permukiman dan hasutan oleh para menteri Israel telah mengakhiri penyelesaian dua-negara dan mengakhiri peran AS di wilayah ini,” kata juru bicara tersebut di dalam satu pernyataan kepada kantor berita resmi Palestina, WAFA.
Abu Rudeineh mengatakan, “Israel akan menggagalkan semua upaya internasional untuk menyelamatkan proses politik, yang mengharuskan masyarakat internasional agar segera bertindak untuk menyediakan perlindungan buat rakyat Palestina dan mengakui Negara Palestina di perbatasan 1967 dengan Jerusalem Timur sebagai Ibu Kotanya.”
Ia memperingatkan bahwa “tindakan Israel dan sikap bias AS menciptakan kondisi dan keadaan yang meningkatkan ketidak-stabilan serta ikut memalingkan wilayah ini ke jalur yang akan menghancurkan semuanya”.
Menteri Pertahanan Israel Avigdor Liberman pada Kamis, sebagaimana dilaporkan Xinhua, mengatakan ia akan mengupayakan persetujuan jalur-cepat bagi 2.500 unit permukiman di Tepi Barat Sungai Jordan. Liberman mengatakan di dalam satu pernyataan bahwa persetujuan pembangunan buat tambahan 1.400 unit akan diajukan, tapi bukan dalam waktu dekat.
Rencana tersebut mencakup pembangunan di Ariel, satu permukiman luas di bagian utara Tepi Barat dan 460 unit di Maaleh Adumim di dekat Yerusalem. Palestina telah mengajukan rujukan ke Mahkamah Pidana Internasional (ICC) untuk meminta jaksa membuka penyelidikan resmi mengenai tuduhan kejahatan Israel di wilayah Palestina yang diduduki.
Israel telah mengecam langkah itu dan mengatakan ICC “tak memiliki jurisdiksi untuk menyelidiki kebijakannya”. Sebanyak 600.000 pemukim tinggal di berbagai permukiman di Tepi Barat dan Jerusalem Timur, yang rakyat Palestina ingin proklamasikan sebagai ibu kota negara masa depan mereka. (sumber: ROL/Antara)
Naskah Terkait Sebelumnya :
- Dukung Layanan IT Israel, Persatuan Guru Inggris Serukan Boikot Produk HP
- Israel Semakin Berani Buat Permukiman Baru Berkat Trump
- Komite Palestina: Serang Aksi Damai, Israel Lakukan Kejahatan Perang
- Organisasi Lintas Agama Kecam 50 Tahun Israel Duduki Palestina
- Uni Eropa Boikot Produk Susu dan Ayam asal Israel
Indeks Kabar
- Standardisasi Khatib, Komnas HAM: Bagaimana dengan Pendeta?
- Postingan Provokatif di Facebook, Penista Agama Islam Ini Diringkus Polisi
- Hadiah Idul Fitri BSMI untuk Warga Gaza
- Kapolri Izinkan Polwan Gunakan Hijab
- Warga Muslim Myanmar Jadi Korban Amuk Massa Lagi!
- Dua Pemuda Amerika Merasa Sangat Bersalah Telah Membakar Alquran
- Panglima TNI: Ulama Indonesia sebagai Pemersatu Bangsa
- Otoritas Islam Bolehkan Sholat Idul Fitri di Rumah untuk Bantu ‘Selamatkan Manusia’
- Pastor Australia: ISIS Wajah Islam Sebenarnya
- Mufti Rusia: Muslim Moskow Perlu Tambahan Masjid
-
Indeks Terbaru
- UEA Kecam Pembangunan Permukiman Baru Israel di Wilayah Palestina
- Jadi Mualaf, Susie Brackenborough: Tak ada yang Membingungkan dalam Islam
- Ucapan Islami Ini Membuka Mata Hati Mualaf Ismael Lea South untuk Masuk Islam
- Pelaku Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan Berseragam Polisi
- Mantan Ateis Asal Prancis Masuk Islam di Qatar, Kehangatan Muslim Kuatkan Keputusannya
- Kemenlu Rusia Kutuk Swedia Izinkan Politikus Denmark Bakar Alquran di Stockholm
- Trudi Best Jadi Mualaf karena Takjub Lihat Muslim Melakukan Sesuatu karena Allah
- Hidayah adalah Misteri, Dunia Clubbing Pintu Masuk Mualaf Ameena Bersyahadat
- Eks Marinir yang Berniat Mengebom Masjid Tak Kuasa Bendung Hidayah, Ia pun Bersyahadat
- Pemerintah Afghanistan Tak Pernah Larang Pendidikan untuk Perempuan
Leave a Reply