DK PBB Tunda Pemungutan Suara Resolusi Palestina
Dewan Keamanan (DK) PBB menunda pemungutan suara untuk mengesahkan resolusi yang akan memastikan perlindungan internasional bagi warga sipil Palestina. Pemungutan suara itu dijadwalkan akan dilakukan pada Kamis (31/5) malam, tetapi kemudian ditunda hingga Jumat (1/6) atau hingga waktu yang tidak ditentukan.
Sebelumnya DK PBB telah melakukan diskusi selama berminggu-minggu mengenai peningkatan kekerasan di Jalur Gaza. Kuwait kemudian mengajukan rancangan resolusi yang menuntut penggunaan kekuatan yang tidak berlebihan, tidak proporsional, dan tidak pandang bulu oleh militer Israel.
Amerika Serikat (AS) telah mengindikasikan akan memveto resolusi tersebut. Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, juga dengan tajam mengkritik resolusi itu karena tidak mencantumkan Hamas, kelompok militan Islam yang memerintah Gaza.
DK PBB telah terpecah belah dan lumpuh dalam menangani konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama puluhan tahun. Setelah serangkaian pertemuan darurat tentang Gaza, badan paling kuat di PBB ini belum menyatakan sikap, bahkan dalam pernyataan pers.
Rancangan resolusi itu mengungkapkan keprihatinan serius atas eskalasi kekerasan dan situasi yang memburuk di wilayah Palestina. Terutama sejak dimulainya serangkaian protes massal di perbatasan Israel-Gaza pada 30 Maret.
Lebih dari 110 warga Palestina tewas dan ribuan lainnya terluka oleh tembakan militer Israel. Israel mengatakan pasukannya hanya melakukan aksi pembelaan terhadap tembok perbatasan mereka dan justru balik menuduh Hamas telah mencoba menyerang mereka.
Rancangan resolusi tersebut juga menyerukan langkah-langkah mendesak untuk memastikan gencatan senjata segera dilakukan. Resolusi ini meminta Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk memberikan laporan tertulis dalam waktu 60 hari untuk memastikan keamanan, perlindungan, dan kesejahteraan penduduk sipil Palestina di bawah pendudukan Israel, termasuk rekomendasi tentang mekanisme perlindungan internasional.
Rancangan resolusi itu juga mendesak akses kemanusiaan tanpa hambatan ke Gaza dan langkah nyata menuju rekonsiliasi antara berbagai faksi Palestina. Atas permintaan Kuwait, DK PBB telah mengadakan beberapa pertemuan darurat terkait bentrokan di perbatasan Israel-Gaza.
Ledakan roket dan mortir pada Selasa (29/5), memicu AS untuk mengadakan pertemuan darurat pada Rabu (30/5). Utusan Timur Tengah AS Nikolay Mladenov mengatakan eskalasi terbaru di Gaza adalah peringatan tentang seberapa dekatnya dunia dengan jurang perang yang dihadapi setiap hari. (sumber: ROL)
Naskah Terkait Sebelumnya :
Indeks Kabar
- MUI: Alquran Melarang Nikah Beda Agama
- Menembak Mati Paramedis Gaza, Israel Melanggar Hukum Internasional
- Zionis Israel Membangun 3.900 Unit Pemukiman Ilegal Baru di Tepi Barat
- MUI: Cegah Corona dengan Banyak Ibadah di Rumah
- Pemerintah Jangan Bedakan Guru Madrasah dan Sekolah Umum
- MUI Imbau Ibadah Ramadhan Dilakukan di Rumah
- MUI: Hendaknya TNI dan Polri Netral dalam Pemilu
- Kemenag Buka Pendaftaran Calon Petugas Haji 2015M
- Pembakaran Bendera Tauhid Terus Menuai Kecaman
- Ormas GARDAH Jabar Tangkap Tangan Dugaan Aksi “Pemurtadan”
-
Indeks Terbaru
- UEA Kecam Pembangunan Permukiman Baru Israel di Wilayah Palestina
- Jadi Mualaf, Susie Brackenborough: Tak ada yang Membingungkan dalam Islam
- Ucapan Islami Ini Membuka Mata Hati Mualaf Ismael Lea South untuk Masuk Islam
- Pelaku Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan Berseragam Polisi
- Mantan Ateis Asal Prancis Masuk Islam di Qatar, Kehangatan Muslim Kuatkan Keputusannya
- Kemenlu Rusia Kutuk Swedia Izinkan Politikus Denmark Bakar Alquran di Stockholm
- Trudi Best Jadi Mualaf karena Takjub Lihat Muslim Melakukan Sesuatu karena Allah
- Hidayah adalah Misteri, Dunia Clubbing Pintu Masuk Mualaf Ameena Bersyahadat
- Eks Marinir yang Berniat Mengebom Masjid Tak Kuasa Bendung Hidayah, Ia pun Bersyahadat
- Pemerintah Afghanistan Tak Pernah Larang Pendidikan untuk Perempuan
Leave a Reply