BPKH Kelola Dana Haji Rp 105 Triliun, Investasikan Kemana?
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) baru saja memperingati hari ulang tahunnya yang pertama pada Kamis (7/6) lalu. Meski telah berusia satu tahun, Plt Kepala BPKH, Anggito Abimanyu mengatakan baru mengelola dana pada awal Januari 2018.
Menurut dia, hingga Marat 2018 total dana yang dikelola BPKH sebanyak Rp 105.191.372.936.614. Untuk lebih mendapat manfaat, dana haji ini akan disalurkan melalui berbagai investasi. Saat ditanya akan diinvestasikan kemana, Anggito mengatakan yang jelas investasi itu bentuknya yang berhubungan langsung dengan jamaah haji.
“Investasi yang akan kami lakukan disamping surat berharga, itu ada Investasi langsung di Arab Saudi dan langsung dapat riyal,” ujar Anggito saat ditemui usai acara pemotongan tumpeng Milad BPKH ke-1 di Hotel Grabd Sahid, Jakarta, Kamis (7/6).
Anggito mengatakan, selama setahun ini BPKH telah banyak melakukan berbagai upaya untuk mengelola dana haji, di antaranya melakukan penunjukan 31 Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS-BPIH) dan 15 Manajer Investasi. “Pagi tadi kami sudah mendapat kepastian laporan keuangan sudah akan diserahkan, dan insya Allah setelah lebaran akan diserahkan,” ucap dia.
Selain itu, BPKH juga telah membuat MoU atau kerja sama keuangan haji dengan Kementerian Keuangan, IDB (Islamic DeveIopment Bank), Adahi-IDB, PINA-Bappenas, dan penjajakan kerja sama dengan pemilik hotel dan katering di Arab Saudi. Anggito optimis kehadiran BPKH ke depannya akan meningkatkan manfaat bagi penyelenggaraan ibadah haji dan memberikan maslahat bagi umat Islam.
“Mudah-mudahan seluruh investasi dapat dilaksanakan,” kata Anggito.
Di tempat yang sama, Wakil Komisi VIII DPR RI Tubagus Ace Hasan Syadzily mengatakan, dana Rp 150 triliun yang dikelola BPKH tersebut merupakan dana umat, sehingga harus digunakan untuk meningkatkan layanan haji. Menurut dia, setiap uang yang disimpan atau diinvestasikan pasti ada manfaatnya dan setiap tahun bertambah.
“Kalau dipergunakan untuk pelayanan haji, itu bisa mengurangi biaya haji, jadi nilai manfaatnya untuk masyarakat. Kalau dana haji untuk infrastruktur, itu tidak tepat,” kata Ace. (sumber: ROL/ihram.co.id)
Indeks Kabar
- Gaya Hidup Halal Bukan Islamisasi
- Ulama Deklarasikan Gerakan Satu Bantu Satu
- Patung Dewa Perang China di Tuban, Dinilai Potensial Cederai Harmoni Bangsa
- Uskup Jerman Hina Umat Muslim
- Pesan Natal Presiden Ceko Berisi Penolakan terhadap Pengungsi
- Qori' Indonesia Raih Juara II MTQ Internasional di Kuwait
- RUU Pesantren Tunggu Pengesahan Rapat Paripurna
- Di London Liga Muslim Dunia Bahas Peran Islamic Center
- Klaim Paling Pancasila Dinilai Timbulkan Saling Curiga Sesama Anak Bangsa
- Batal Digelar di Kampus Harvard, Misa Satanik Pindah ke Restoran Hong Kong
-
Indeks Terbaru
- Jerman Kritik Netanyahu Terkait Peta Timur Tengah tanpa Palestina
- Heboh Xi Jinping Buat Al-Quran Versi China, Seperti Apa?
- Seorang Ibu Tunaikan Nazar Jalan Kaki Lamongan – Tuban setelah Anaknya Tuntas Hafal Al-Quran
- Menemukan Kedamaian Dalam Islam
- Dahulu Anti-Islam, Politikus Belanda Ini Temukan Hidayah
- Masjid di Siprus Yunani Diserang Bom Molotov Disertai Vandalisme: Islam tidak Diterima
- 24 Jam Sebelum Meninggal, Anthony Jadi Mualaf
- Pengadilan Turki Perintahkan Tangkap Rasmus Paludan, Pembakar Al-Quran di Swedia
- Georgette Lepaulle Bersyahadat di Usia Tua
- Uni Eropa Tegaskan Pembakaran Alquran tidak Memiliki Tempat di Eropa
Leave a Reply