MUI: Kunjungan Yahya Cholil Staquf ke Israel Tidak Perlu Dilakukan
Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Muhyiddin Junaidi MA, memandang kunjungan KH Yahya Cholil Staquf, anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) yang juga Katib Aam PBNU, ke Israel tidak perlu dilakukan.
Sebab menurutnya, kunjungan itu sangat bertentangan secara etika diplomasi, politik, dan agama. Juga secara gamblang menafikan dan mengabaikan kesepakatan extra ordinary summit OKI di Jakarta tentang penyelamatan Al-Quds Syarif (Baitul Maqdis).
“Apalagi kunjungan yang dibalut dengan ornamen budaya dilakukan saat ratusan warga Palestina dibunuh secara biadab oleh tentara Israel,” ucapnya kepada hidayatullah.com dalam pernyataannya, Ahad (10/06/2018).
Bila kunjungan itu tetap dilakukan, maka menurutnya itu akan menabrak rambu konstitusi dan merusak citra Indonesia serta mengganggu hubungan Indonesia dengan Palestina dan bangsa Arab.
“MUI minta agar yang bersangkutan diberikan sanksi moral dan sebagainya dan administratif karena telah melakukan moral hazard yang sangat berbahaya bagi perjuangan bangsa Palestina,” tegasnya.
Ia menerangkan, alasan kunjungan yang disampaikan untuk mengubah konflik menjadi kerja sama adalah slogan yang absurd dan usang.
Sebab menurutnya, Israel menjadikannya sebagai jebakan untuk merayu pihak-pihak tertentu untuk menjadi mitranya guna memperbaiki citra negara Yahudi di dunia international.
“Kunjungan tersebut sangat melukai perasaan umat Islam Indonesia dan masyarakat dunia yang cinta damai,” tutupnya.
Sebelumnya, Ketua Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas membantah jika ada kerja sama antara NU dengan Israel.
“Tidak ada kerja sama NU dengan Israel. Sekali lagi ditegaskan, tidak ada jalinan kerja sama program maupun kelembagaan antara NU dengan Israel,” ujar Robikin dalam pernyataannya di Jakarta, Sabtu (09/06/2018). Sebelum itu, beredar secara viral di media sosial undangan dari salah satu kampus di Israel untuk PBNU. (sumber: hidayatullah)
Naskah Terkait Sebelumnya :
- Israel Tutup Al-Aqsha karena Bangsa Arab tidak Bersatu
- Menteri Israel Minta Hubungan Penuh dengan Saudi dan Kunjungan Resmi Pemerintah Riyadh
- Palestina: Kegiatan Permukiman Israel tidak Sah
- Penjelasan PBNU Soal Gus Yahya Staquf ke Israel
- Protes Anti Israel Dilakukan di Berbagai Kota di Seluruh Dunia
Indeks Kabar
- Valentine’s Day, MUI Larang Apotik Jual Kondom pada Pelajar
- Dompet Dhuafa Inisiasi Program Sekolah Literasi Indonesia
- Wamenag Minta Pelaku Homoseksual Diproses Hukum dan Dibina
- MUI Setuju Produsen ‘Terompet al-Qur’an’ Dipidanakan
- Inilah Rancangan Perluasan Masjid Nabawi di Madinah
- Walikota Depok Mengaku Sukses Kelola Multikulturalisme
- Italia akan Bangun Pemakaman Islam Pertama Tak Jauh dari Roma
- Cerita Mohammad Ahsan Tentang Prosesnya Berhijrah
- Ditandai Shalat Jumat Pertama, Masjid Khusus Homo Resmi Dibuka
- MUI Kecam Kezaliman di Myanmar, Mesir, Nigeria, dan Afrika Tengah
-
Indeks Terbaru
- Jerman Kritik Netanyahu Terkait Peta Timur Tengah tanpa Palestina
- Heboh Xi Jinping Buat Al-Quran Versi China, Seperti Apa?
- Seorang Ibu Tunaikan Nazar Jalan Kaki Lamongan – Tuban setelah Anaknya Tuntas Hafal Al-Quran
- Menemukan Kedamaian Dalam Islam
- Dahulu Anti-Islam, Politikus Belanda Ini Temukan Hidayah
- Masjid di Siprus Yunani Diserang Bom Molotov Disertai Vandalisme: Islam tidak Diterima
- 24 Jam Sebelum Meninggal, Anthony Jadi Mualaf
- Pengadilan Turki Perintahkan Tangkap Rasmus Paludan, Pembakar Al-Quran di Swedia
- Georgette Lepaulle Bersyahadat di Usia Tua
- Uni Eropa Tegaskan Pembakaran Alquran tidak Memiliki Tempat di Eropa
Leave a Reply