Zakir Naik Ucapkan Terima Kasih Dibolehkan Tinggal di Malaysia
Ahli perbandingan agama dan pendakwah internsiona, Dr Zakir Naik mengucapkan terima kasih kepada Negara Malaysia dan Perdana Menteri Dr Mahathir Mohammad karena membolehkannya tetap tinggal di negara itu, menanggapi tuntutan deportasi pemerintah Hindu India.
Melalui sebuah pernyataan terbaru, pria yang juga seorang dokter bedah itu berikrar akan menjaga keharmonian di negara menghormati multiras ini.
Keputusan itu menegaskan kembali sikap keyakinannya dan keharmonisan komunal Malaysia, dan menambahkan ini adalah bukti keberhasilan keragaman multiras di negara tersebut.
“Saya merasa rendah hati untuk menjadi bagian dari keragaman ini, dan saya juga mengakui kepekaan yang ditimbulkannya. Saya tidak akan pernah ingin mengganggu atau membahayakan keseimbangan ini dengan cara apa pun atau melanggar aturan hukum negara ini karena itu adalah kepedulian utama saya untuk memupuk keharmonisan sosial yang saat ini dinikmati oleh warganya, ”katanya dalam sebuah pernyataan hari Selasa, 10 Juli 2018,dikutip the Star.
Dia mengaku berhutang budi kepada Malaysia – tidak hanya sebagai orang yang mencari perlakuan yang adil, tetapi sebagai “individu dengan cinta kemanusiaan”.
“Saya berdoa agar Allah terus memberkati bangsa Malaysia dan pemimpinnya yang tak kenal takut Tun Dr Mahathir, dan bahwa Dia menjadikannya negara adikuasa, negara panutan dan teladan kebajikan untuk seluruh dunia melalui para pemimpin dan warganya, ” ujarnya.
Dalam sebuah pernyataan, Zakir menyatakan rasa terima kasihnya atas kedudukan perdana menteri dan mengklaim citranya telah ternoda oleh sekelompok “fanatik agama”.
“Seorang pengamat yang tidak bias akan menyadari bahwa tidak pernah dalam 25 tahun pengalaman saya mendakwahakan Islam dan perdamaian saya promosikan teror, atas nama Islam atau sebaliknya.
“Sebenarnya, tidak ada satu pun ceramah, dari ribuan yang telah saya sampaikan, pernah menerima keberatan dari pihak non-Muslim di India hingga pada bulan September 2012, ketika sekelompok fanatik agama berusaha menodai citra saya. Tujuan saya selalu untuk menumbuhkan kedamaian dan harmoni komunal – kebalikan dari tuduhan yang dilontarkan kepada saya, ”kata Zakir dalam sebuah pernyataan kemarin.
Sebelum ini, Perdana Menteri Mahathir Mohammad mengatakan Zakir merupakan penduduk permanen Malaysia, dan tidak melanggar hukum apa pun, sehubungan pemerintah India mengkonfirmasi bahwa pihaknya telah meminta Malaysia untuk mengekstradisi Zakir Naik.
“Selama dia tidak membuat masalah apapun, kami tak akan mendeportasi dia karena dia telah mendapatkan status permanent resident,” ujar Mahathir Mohamad saat konferensi pers di Putraja, Malaysia, seperti dilansir media India, NDTV, Jumat (06/07/2018).
Zakir Naik meninggalkan India tahun 2016 dan kemudian pindah ke Malaysia hingga mendapatkan status tinggal resmi atau permanent resident. Ulama berumur 52 tahun itu dikenal sebagai seorang kristolog dan ahli perbandingan agama yang ulung.
Zakir lahir di Kota Mumbai, India pada 18 Oktober 1965. Zakir dikenal sebagai presiden dari Yayasan Riset Islam (IRF). Ia mendirikan saluran TV Perdamaian, yang merupakan satu-satunya saluran di dunia yang mengkhususkan diri dalam perbandingan agama.
Debatnya dari satu negara ke negara lain ditonton begitu jutaan orang di Youtube.
Tahun 2015, Pemerintah Arab Saudi memberikan Hadiah Internasional Raja Faisal (KFIP) dengan mendapatkan sertifikat bertulisan tangan Arab, medali emas, dan uang sebesar 200 ribu dolar AS (senilai Rp 2,6 miliar).
Zakir dituduh mempromosikan terorisme dan bahkan dilabeli teroris oleh India, dimana partai berkuasanya, Partai Bhartiya Janata (BJP) dikenal tidak ramah dengan Islam. (sumber: hidayatullah)
Indeks Kabar
- PBB: Larangan Cadar Prancis Melanggar HAM
- MUI Sangat Mendukung Kebijakan Anies Tutup Total Alexis
- Alquran Sumber Ilmu Pengetahuan
- 100 Pengacara Dunia Mendesak Netanyahu Berhenti Menahan Aktivis HAM
- Imam Shamsi Ali: Bom di Makassar Rusak Hubungan Antarmanusia
- Serangan Rasis Marak Pascareferendum Brexit
- Pengenalan Makanan Halal di Universitas di Jepang Meluas Secara Bertahap
- ‘Kami Hidup dalam Ketidakpastian Hanya Karena Kami Muslim’
- OKI Kecam Pengaitan Islam dengan Terorisme
- MUI: Kongres Ekonomi Umat sebagai Sinergi Potensi Umat
-
Indeks Terbaru
- OKI Adakan Pertemuan Darurat Membahas Sudan, Militer Setuju Gencatan Senjata Seminggu
- Yusuf Masuk Islam Setelah Temukan Alquran di Stadion Old Trafford
- Pelaku Penembakan Kantor MUI Tewas, Sebelumnya Incar Ketua Umum dan Mengaku Nabi
- Viral Video Protes Suara Bising di Masjid, Kakek Australia Ini Malah Masuk Islam
- Pelaku Penembakan Kantor MUI Tewas, Sebelumnya Incar Ketua Umum dan Mengaku Nabi
- Mualaf Fano, Dulu Benci dan Caci Maki Adzan Tapi Kini Malah Merindukan Kemerduannya
- Kantor MUI Ditembak, Sejumlah Staf Jadi Korban
- Terpikat Makna 2 Surat Alquran, Mualaf Nathalia: Saya Temukan Konsistensi dalam Islam
- Sebut Homo itu Haram, Seorang Bocah Muslim Dijemput Paksa Polisi
- Adzan Pikat Tiktoker Filipina Hingga Akhirnya Ucap Dua Kalimat Syahadat
Leave a Reply