100 Pengacara Dunia Mendesak Netanyahu Berhenti Menahan Aktivis HAM

Lebih dari 100 pengacara dan pembela hak asasi manusia dari seluruh dunia menandatangani sebuah surat terbuka hari Selasa ditujukan kepada Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu mengungkap keprihatinan dan kebijakan menolak dan menahan aktivis HAM ‘berdasarkan kritik mereka terhadap ‘Israel’.’

“Kami menyerukan pemerintah ‘Israel’ untuk menghormati hak asasi manusia dari semua orang, dan untuk menghentikan praktik termasuk menolak pembela HAM dan pendukung dan advokat yang didasarkan kritik mereka terhadap pemerintah (‘Israel’),” tulisnya dalam surat yang dimuat media Yahudi, Haaretz.

Surat yang dikirim ke Netanyahu ini secara khusus membahas penahanan selama 14 jam pengacara Katherine Franke dan Vincent Warren di bandara Ben Gurion, pada bulan Mei 2018.

Franke termauk salah satu penandatangan surat, juga penandatangan lain seperti mantan gitaris band Pink Floyd Roger Waters, Direktur Eksekutif Amnesty International Amerika, Margaret Huang dan Direktur Eksekutif Suara Yahudi untuk Perdamaian, Rebecca Vilomerson.

“Kami cemas oleh kebijakan ‘Israel’ yang jelas menolak masuknya para pembela hak asasi manusia, seperti Warren, yang kritis terhadap pemerintah Anda,” tulis surat itu.

Bulan Mei lalu, polisi ‘Israel’ menahan dua pengacara HAM ternama asal Amerika saat kedatangan mereka di bandara Tel Aviv dengan tuduhan berperan dalam kampanye internasional melawan penjajahan Zionis ‘Israel’ atas Palestina.

Menurut laporan dari media ‘Israel’, Haaretz, pengacara Katherine Franke dan Vincent Warren ditangkap di Bandara Ben Gurion, dan ditahan selama 14 jam, sebelum mereka dideportasi kembali ke AS.

Keduanya dituduh memiliki hubungan dengan gerakan pro-Palestina bernama Boycott, Divestment, Sanctions (BDS), sebuah gerakan boikot produk ‘Israel’ yang mendunia.

Dalam surat mereka, para pembela hak asasi manusia dan pengacara internasional mengatakan “perilaku mengkhawatirkan ‘Israel’ menyerupai rezim represif di seluruh dunia, dan tidak konsisten dengan nilai-nilai demokrasi yang diklaim telah dijunjungnya.”

Surat itu mengacu pada insiden lain di mana “pembela hak asasi manusia terkemuka lainnya juga pernah ditolak masuk atau visa mereka dicabut.”

Para pengacara menyoroti kasus Direktur Human Rights Watch untuk masaah ‘Israel’ dan Palestina, Omar Shakir. Pada bulan Mei, Shakir dideportasi meskipun memiliki izin kerja; dia dituduh melakukan aktivitas anti-’Israel’ dan keterlibatan dalam gerakan BDS, yang dia tolak. Shakir saat ini tengah menentang keputusan di pengadilan ‘Israel’. (sumber: hidayatullah/haaretz)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>