Sertifikasi Halal Bantu Pemasaran Produk di Indonesia
CEO dan Founder Halal Corner Aisha Maharani menyambut baik aturan pemerintah untuk mewajibkan setiap produk di Indonesia melakukan sertifikasi halal. Hal ini bisa membantu pemasaran mereka kepada masyarakat khususnya konsumen Muslim.
“Yang namanya marketing, itu tidak hanya satu varian. Dengan memiliki logo dan sertifikat halal, itu juga salah satu varian yang bisa menambah nilai bagi produk tersebut,” ujar Aisha saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (14/9).
Dengan mencantumkan logo halal dalam produk yang dimiliki oleh suatu perusahaan, ini sedikitnya menjadi sebuah jaminan penjualan bagi konsumen Muslim. Nilai tambah akan perusahaan itu dapatkan dalam pasar Muslim.
Masyarakat Indonesia khususnya yang beragama Islam saat ini tingkat kepedulian dan kesadaran akan menggunakan produk halal disebut sudah lebih baik. Aisha menilai dibandingkan dengan awal ia merintis Halal Corner tahun 2009, kini konsumen sudah mulai mengerti bahkan kritis akan produk-produk halal.
Masyarakat bahkan tidak segan atau ragu lagi untuk bertanya apakah suatu produk yang dijual di pasaran baik jenis makanan, kosmetik, atau pakaian sudah memiliki sertifikat halal atau belum.
“Dari segi konsumen, mereka enak-enak saja jika produk itu wajib halal. Karena Indonesia akan memiliki lebih banyak produk halal, tidak seperti sekarang yang terbatas,” lanjutnya.
Ia pun menilai memang di Indonesia masih jarang perusahaan yang mau dan sadar untuk mendaftarkan produknya demi mendapat sertifikat halal. Terlebih produk lokal dan industri kecil.
Hal ini berhubungan dengan edukasi dan mindset atau jalan berpikir produsen. Mereka masih memakai pola pikir “tidak ada logo halal juga makanan saya sudah laku”.
“Ketika ada regulasi jaminan produk halal di Indonesia dan ada legalitasnya, ini bagus untuk konsumen. Perusahaan pun akan terbantu nilai pasarnya,” ujar wanita tersebut. (sumber: ROL)
Indeks Kabar
- Penjelasan LPPOM MUI tentang Isu Mi Instan Mengandung Babi
- Soal Uighur, MUI Desak RI Berbicara Lebih Keras kepada Cina
- CIA Secara ‘Keliru’ Hancurkan Laporan Penyiksaan Setebal 6.700 Halaman
- Muhammadiyah Bakal Miliki Kampus di Malaysia
- Muslim Cleansing di Republik Afrika Tengah, di Mana Penguasa Negeri Islam?
- Terlibat kasus Pedofilia, Eks Dubes Vatikan Dipecat
- Dana Covid Hanya Mampu Bantu 75 Persen dari Total Pesantren
- Saudi Minta Pemukim Yahudi Masuk Daftar Teroris dan Diadili
- Saatnya Raih Kemenangan
- Terkait Sikap Ahok atas KH Ma’ruf, Menag: Mempermalukan Ulama Berisiko Besar
-
Indeks Terbaru
- Ucapan Islami Ini Membuka Mata Hati Mualaf Ismael Lea South untuk Masuk Islam
- Pelaku Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan Berseragam Polisi
- Mantan Ateis Asal Prancis Masuk Islam di Qatar, Kehangatan Muslim Kuatkan Keputusannya
- Kemenlu Rusia Kutuk Swedia Izinkan Politikus Denmark Bakar Alquran di Stockholm
- Trudi Best Jadi Mualaf karena Takjub Lihat Muslim Melakukan Sesuatu karena Allah
- Hidayah adalah Misteri, Dunia Clubbing Pintu Masuk Mualaf Ameena Bersyahadat
- Eks Marinir yang Berniat Mengebom Masjid Tak Kuasa Bendung Hidayah, Ia pun Bersyahadat
- Pemerintah Afghanistan Tak Pernah Larang Pendidikan untuk Perempuan
- Mantan Ateis Asal Prancis Masuk Islam di Qatar, Kehangatan Muslim Kuatkan Keputusannya
- Jenazah Tertukar, RS di Jerman Justru Kremasi Muslim
Leave a Reply