AILA Apresiasi Tak Diizinkannya Kontes Gaya Dewata di Bali
Aliansi Cinta Keluarga (AILA) Indonesia mengapresiasi kerja kepolisian yang tidak mengizinkan Kontes Mister dan Miss Gaya Dewata 2018 berbau LGBT di Bali yang tidak diizinkan Polda Bali.
Sekjen AILA Indonesia Nurul Hidayati mengatakan, sebagai ormas yang peduli dengan masa depan keluarga Indonesia, langkah kepolisian ini harus mendapat apresiasi.
“Karena telah berpihak pada masa depan keluarga Indonesia yang bermartabat, yang beradab, sesuai dengan ideologi bangsa Indonesia yaitu sila ke-2 dari Pancasila,” ujarnya kepada hidayatullah.com, Rabu (10/10/2018).
Nurul juga berharap, ke depannya tidak ada lagi organisasi apapun di Indonesia yang mengadakan kontes serupa yang bertentangan dengan UUD 1945, ideologi bangsa yaitu Pancasila, dan kearifan lokal.
“Selain itu kami juga berharap kepada seluruh lapisan masyarakat untuk ikut serta mengawasi lingkungan daerahnya masing-masing agar tidak terjadi hal-hal seperti ini lagi,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Kabid Humas Polda Bali, AKBP Henky Widjaja menyampaikan, acara Kontes Mister dan Miss Gaya Dewata 2018 yang rencananya digelar hari ini di Bhumiku Denpasar, tidak diberikan izin oleh Polda Bali. Sebab, kata Henky, acara itu tidak etis bagi masyarakat Indonesia.
“Dengan pertimbangan bahwa kegiatan tersebut tidak etis bagi masyarakat Indonesia dan ada penolakan dari masyarakat serta adanya surat resmi tentang penolakan kegiatan tersebut dari MUI Denpasar,” jelasnya.
Kontes berbau LGBT tersebut rencananya digelar di Bali pada hari Rabu (10/10/2018) ini. AILA kemarin mendesak agar penyelenggaraan Kontes Mister dan Miss Gaya Dewata itu dibatalkan.
Ketua AILA Indonesia Rita Soebagio mengatakan, Kontes Mister dan Miss Gaya Dewata bagi kelompok LGBTIQ itu bertentangan dengan Pancasila khususnya sila ke-1 Ketuhanan Yang Maha Esa dan sila ke-2 Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Dimana kedua dasar itu mengakui dan memperlakukan manusia sesuai harkat dan martabat sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
“Hal ini bertentangan dengan nilai-nilai agama dan budaya Indonesia, yang menempatkan manusia sebagai mahluk Tuhan yang mulia dan beradab,” ujarnya kepada hidayatullah.com, Selasa (09/10/2018). (sumber: hidayatullah)
Naskah Terkait Sebelumnya :
Indeks Kabar
- Museum Seni, Ikon Lanskap Doha yang Mengagumkan
- Rumah Zakat Berangkatkan Relawan untuk Bantu Muslim Rohingya
- Mantan Presiden Prancis Dukung Larangan Jilbab di Universitas
- MUI se-Indonesia Desak Pemerintah Tolak Masuknya TKA China
- Kemenag Sosialisasikan 5 Pasti Umrah di Makasar Tour and Holiday
- Masjid di Yerusalem Timur Jadi Sasaran Vandalisme
- Permohonan Bangun Masjid di Distrik Rocky View Ditolak
- Mantan Agen CIA Bersalah Culik Seorang Imam
- 1.279 Calhaj Undangan Raja Salman Tiba di Makkah
- H&M Minta Maaf atas Dugaan Tulisan 'Allah' di Kaus Kaki
-
Indeks Terbaru
- Jerman Kritik Netanyahu Terkait Peta Timur Tengah tanpa Palestina
- Heboh Xi Jinping Buat Al-Quran Versi China, Seperti Apa?
- Seorang Ibu Tunaikan Nazar Jalan Kaki Lamongan – Tuban setelah Anaknya Tuntas Hafal Al-Quran
- Menemukan Kedamaian Dalam Islam
- Dahulu Anti-Islam, Politikus Belanda Ini Temukan Hidayah
- Masjid di Siprus Yunani Diserang Bom Molotov Disertai Vandalisme: Islam tidak Diterima
- 24 Jam Sebelum Meninggal, Anthony Jadi Mualaf
- Pengadilan Turki Perintahkan Tangkap Rasmus Paludan, Pembakar Al-Quran di Swedia
- Georgette Lepaulle Bersyahadat di Usia Tua
- Uni Eropa Tegaskan Pembakaran Alquran tidak Memiliki Tempat di Eropa
Leave a Reply