Rakyat Taiwan Menolak Legalisasi Perkawinan Homoseksual
Rakyat Taiwan, negeri yang mendapat reputasi sebagai pusatnya liberalisme di Asia, menolak perkawinan sesama jenis. Masalah perkawinan sebenarnya yang menjadi subyek dari tiga referendum terpisah yang digelar hari Sabtu (24/11/2018).
Kelompok konservatif meminta legislasi yang menyatakan perkawinan adalah ikatan antara seorang lelaki dan perempuan dipertahankan dan tidak diubah. Sedangkan kaum LGBT dan pendukungya meminta agar undang-undang diamandemen untuk memasukkan pasangan sesama jenis di dalamnya.
Hasil pemungutan suara dari referendum itu ternyata menunjukkan sebagian besar rakyat mendukung kelompok konservatif. Hasil referendum itu berseberangan dengan keputusan pengadilan tinggi bulan Maret 2017 yang mendukung pengakuan perkawinan homoseksual. Pengadilan ketika itu juga memberikan waktu kepada parlemen untuk mengamandemen undang-undang atau membuat yang baru. Tidak jelas bagaimana hasil referendum itu akan mempengaruhi legislasi.
Pihak berwenang sekarang diduga akan membuat sebuah undang-undang khusus tanpa harus mengamandemen Hukum Sipil.
Menurut koresponden-koresponden BBC, salah satu kemungkinan yang akan terjadi adalah pasangan homoseksual diberikan perlindungan hukum, tetapi mereka tidak dapat melakukan perkawinan di Taiwan. (sumber: hidayatullah)
Naskah Terkait Sebelumnya :
Indeks Kabar
- KPI Tegur Empat Stasiun TV Terkait Acara Ramadhan
- 10 Tahun PPPA Daarul Quran, Membangun Indonesia dan Dunia dengan Alquran
- Salahi Prosedur Bubarkan Pengajian, Kapolres Banggai Dicopot
- Kementerian Agama Luncurkan Aplikasi Al-Quran Digital
- Cina Larang PNS dan Siswa Berpuasa
- Pimpinan Gereja Jehovah’s Witnesses Divonis Bersalah atas 8 Kejahatan Seksual
- Inilah Masjid-Masjid yang Diubah Jadi Katedral di Barat
- Mengenal Abu Hurairah, Sahabat Terbanyak Meriwayatkan Hadits
- Aa Gym: Kemenag Perlu Bina SDM Bertauhid Bagus & Profesional
- Walikota Depok Mengaku Sukses Kelola Multikulturalisme
-
Indeks Terbaru
- Jerman Kritik Netanyahu Terkait Peta Timur Tengah tanpa Palestina
- Heboh Xi Jinping Buat Al-Quran Versi China, Seperti Apa?
- Seorang Ibu Tunaikan Nazar Jalan Kaki Lamongan – Tuban setelah Anaknya Tuntas Hafal Al-Quran
- Menemukan Kedamaian Dalam Islam
- Dahulu Anti-Islam, Politikus Belanda Ini Temukan Hidayah
- Masjid di Siprus Yunani Diserang Bom Molotov Disertai Vandalisme: Islam tidak Diterima
- 24 Jam Sebelum Meninggal, Anthony Jadi Mualaf
- Pengadilan Turki Perintahkan Tangkap Rasmus Paludan, Pembakar Al-Quran di Swedia
- Georgette Lepaulle Bersyahadat di Usia Tua
- Uni Eropa Tegaskan Pembakaran Alquran tidak Memiliki Tempat di Eropa
Leave a Reply