Yakinlah Selalu kepada Allah
Dalam training motivasi dan seni pengembangan diri, seringkali sang instruktur menyuntikkan kata-kata motivasi dan keyakinan kepada peserta pelatihan. Hal itu jamak didapati karena sebagian manusia memahami bahwa obsesi yang menghujam kuat dan cita-cita yang menjulang tinggi bisa menjadi kekuatan yang powerfull untuk perubahan yang ditekadkan.
Kekuatan itu disebut sanggup menerjang hingga ke alam bawah sadar, merasuki pikiran seseorang, dan menjadi framing atau mindset untuk setiap tindakan yang dikerjakan. Lihat saja, terkadang sebagian orang bahkan sampai merangkai tulisan besar-besar lalu dilengketkan di pintu kamarnya. Ada juga hingga merapal kalimat tertentu sekadar untuk memastikan keyakinan itu terjaga pada diri orang tersebut.
Lebih jauh, kisah Nabi Ya’qub, semoga Allah senantiasa mencurahkan keselamatan atasnya, bisa menjadi pelajaran tentang pentingnya keyakinan dan sangka baik kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala (Swt).
Allah berfirman:
قَالَ إِنِّي لَيَحْزُنُنِي أَن تَذْهَبُوا بِهِ وَأَخَافُ أَن يَأْكُلَهُ الذِّئْبُ وَأَنتُمْ عَنْهُ غَافِلُونَ
“Berkata Ya’qub: Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkanku dan aku khawatir kalau-kalau dia dimakan serigala, sedang kamu lengah dari padanya.”(QS Yusuf [12]: 13).
Masih dalam surat yang sama, Allah berfirman:
قَالَ هَلْ آمَنُكُمْ عَلَيْهِ إِلَّا كَمَا أَمِنتُكُمْ عَلَىٰ أَخِيهِ مِن قَبْلُ ۖ فَاللَّهُ خَيْرٌ حَافِظًا ۖ وَهُوَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ
“Berkata Ya’qub: Bagaimana aku akan mempercayakannya (Bunyamin) kepadamu, kecuali seperti aku telah mempercayakan saudaranya (Yusuf) kepada kamu dahulu? Maka Allah adalah sebaik-baik Penjaga dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang.” (QS: Yusuf [12]: 64).
Hikmah mengajarkan bahwa jika orang beriman kehilangan pijakan untuk hanya bergantung kepada Allah, maka yang timbul adalah kesedihan hati yang berlarut. Terlebih saat takdir Allah benar-benar berujung duka yang tidak diinginkan manusia. Sesuai kekhawatiran sang ayah, Yusuf terpisah dan akhirnya diterkam oleh serigala, demikian laporan saudara-saudara Yusuf.
Di kesempatan berbeda, kala orang beriman mematok keyakinan yang kuat dan bertawakkal sepenuh jiwa kepada Allah. Maka jiwanya tetap dipenuhi bulir-bulir optimis dan semangat yang pantang menyerah.
Dengan percaya diri, Nabi Ya’qub lalu berkata bahwa Allah saja sebaik-baik Penjaga dan Dia Maha Penyayang. Alhasil, Yusuf yang telah raib bertahun-tahun tanpa jejak justru kembali berjumpa dengan keluarganya dengan selamat.
Terakhir, Allah menegaskan soal sangka baik dan keyakinan yang tak boleh berpaling tersebut.
Firman Allah:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS: Al-Baqarah [2]: 186).
Allah berfirman:
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Katakanlah: Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” (Az-Zumar [39]: 53). (sumber: hidayatullah)
Leave a Reply