Meditasi, CEO Twitter Mengaku Sadar Kekejaman Myanmar

CEO Twitter Jack Dorsey mengatakan dia “sadar akan pelanggaran hak asasi manusia dan penderitaan di Myanmar,” menanggapi kritik tentang tweet-nya tentang liburannya di sebuah negara yang mengabaikan nasib kelompok etnis Muslim Rohingya.

Dorsey mengatakan kunjungannya hanya bersifat pribadi dan dia tidak bermaksud untuk diam dengan tidak mengangkat masalah tetapi mengakui dia tidak tahu banyak tentang hal itu dan perlu belajar lagi.

Dalam pesan awal di jejaring media sosial, Dorsey mengatakan: “Negara Myanmar yang indah. Orang-orang selalu senang dan makanannya lezat.” Ini termasuk gambar sebuah ruangan di biara yang ditempati selama liburan, serta analisis detak jantung ketika melakukan meditasi.

Tidak ada referensi langsung tentang Rohingya.

Komentar itu menciptakan kritik dari pengawas hak dan pengguna Twitter. Jack Dorsey, menuai kecaman di dunia maya lantaran dua hari lalu dia mengunggah foto dan informasi dirinya menjalani meditasi di Myanmar dan memuji negara itu. Dorsey bahkan sempat mengajak orang untuk berwisata ke Myanmar.

Agustus lalu, Reuters melaporkan bagaimana pidato kebencian ditularkan melalui media sosial seperti Twitter dan Facebook pada puncak tirani militer Myanmar.

Dorsey mengatakan Twitter adalah cara umum berbagi berita dan informasi tentang peristiwa di Myanmar dan ‘menyaksikan nasib Rohingya dan komunitas lain’.

Lebih dari 730.000 etnis Rohingya melarikan diri dari kekerasan militer di Rakhine pada tahun 2017. Laporan PBB menyebut, di negara bagian Rakhine ada bukti pemusnahan (genosida) dan deportasi.Pengadilan Kejahatan Internasional, ICC mengancam menyeret Myanmar ke pengadilan karena melakukan kejahatan kemanusiaan. (sumber: hidayatullah)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>