45 Lembaga Halal Dunia Diakui MUI
Tren gaya hidup halal kini semakin mewabah. Di berbagai belahan dunia, negara yang penduduknya mayoritas bukan Muslim pun ikut meramaikan ranah sertifikasi halal dunia.
Sebut misalnya Jepang, Korea, Thailand, bahkan negara-negara di kawasan Eropa. Mereka berlomba-lomba mengajukan sertifikasi halal untuk menjaring para pelancong Muslim yang berkunjung ke sana.
Selain mengajukan sertifikasi halal ke Majelis Ulama Indonesia (MUI), sejumlah komunitas Muslim di berbagai negara juga membentuk lembaga halal sendiri, untuk kemudian menjalin kerja sama atau mendapatkan pengakuan dari MUI dalam melakukan sertifikasi halal.
Hingga kini, berdasarkan data LPPOM MUI yang dilansir laman resminya penghujung 2018 kemarin, setidaknya ada 45 lembaga sertifikasi halal dari 26 negara yang telah menjalin kerja sama dengan atau mendapatkan pengakuan dari MUI.
Menurut Wakil Direktur LPPOM MUI Muti Arintawati, pada umumnya lembaga sertifikasi halal di dunia dibentuk dan dijalankan oleh komunitas Muslim setempat berpusat di masjid, Islamic center, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), atau perusahaan swasta.
Ia menuturkan, lembaga sertifikasi halal di luar negeri bisa berupa perusahaan swasta bahkan perusahaan keluarga.
Hanya sedikit negara yang pemerintahnya ikut mengatur sertifikasi halal. Hal tersebut berbeda dengan di Malaysia, Singapura, dan Indonesia.
“Aturan sertifikasi dikembangkan oleh masing-masing lembaga. Harmonisasi dilakukan melalui kerja sama bilateral antar lembaga atau pun melalui forum-forum internasional seperti OIC, ASEAN, MABIMS, IMTGT, dan WHFC,” ujar Muti.
Karenanya, Muti menjelaskan, MUI melakukan kerja sama dengan lembaga sertifikasi luar negeri dengan cara memberikan surat pengakuan setelah mengkaji beberapa aspek.
“Di antara aspek tersebut meliputi kelembagaan, fatwa, ulama, dan auditor yang dimiliki prosedur sertifikasi dan peran lembaga tersebut dalam mengembangkan syiar Islam,” katanya. (sumber: hidayatullah)
Naskah Terkait Sebelumnya :
Indeks Kabar
- Duh, Kelompok Satanic Mulai Sebarkan Paham Mereka pada Anak-anak
- YLKI: Waspadai Makanan Luar Negeri tanpa Label Halal
- Akademisi Inggris Tolak Penghargaan Bergengsi dari Israel
- Tank-tank ‘Israel’ Menembaki Gaza, Melanjutkan Serangan Berturut-turut
- Menag Mengatakan Kolom Agama di KTP Tetap Ada
- Ustadz Abdul Somad Lc MA Tentang Pembakaran ‘Bendera Tauhid’
- Tentara Dibunuh di London, Sentimen Anti-Islam Menguat
- Komnas HAM Ingatkan Aparat Tak Semena-mena dalam Menangani Terorisme
- Pemerintah Cina Paksa Muslim Uighur Bersumpah tak Ajarkan Agama Islam
- Ani Yudhono Wafat, MUI Turut Berduka Cita
-
Indeks Terbaru
- Jerman Kritik Netanyahu Terkait Peta Timur Tengah tanpa Palestina
- Heboh Xi Jinping Buat Al-Quran Versi China, Seperti Apa?
- Seorang Ibu Tunaikan Nazar Jalan Kaki Lamongan – Tuban setelah Anaknya Tuntas Hafal Al-Quran
- Menemukan Kedamaian Dalam Islam
- Dahulu Anti-Islam, Politikus Belanda Ini Temukan Hidayah
- Masjid di Siprus Yunani Diserang Bom Molotov Disertai Vandalisme: Islam tidak Diterima
- 24 Jam Sebelum Meninggal, Anthony Jadi Mualaf
- Pengadilan Turki Perintahkan Tangkap Rasmus Paludan, Pembakar Al-Quran di Swedia
- Georgette Lepaulle Bersyahadat di Usia Tua
- Uni Eropa Tegaskan Pembakaran Alquran tidak Memiliki Tempat di Eropa
Leave a Reply