Dompet Dhuafa Inisiasi Program Sekolah Literasi Indonesia
Gerakan kerelawanan kian menguat dalam satu dekade terakhir ini. Banyak relawan menginisiasi gerakan kebaikan dan mengajak masyarakat turut serta dengan sukarela. Salah satu sektor yang banyak menarik minat relawan adalah pendidikan. Seperti yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa Pendidikan (DD Pendidikan) dengan menginisiasi program Sekolah Literasi Indonesia (SLI).
Melalui program tersebut, DD Pendidikan berupaya untuk meningkatkan kualitas sekolah dari dua lingkup. Yakni kualitas pembelajaran dan pengembangan budaya sekolah berbasis literasi.
Program ini berjalan di 48 titik wilayah Indonesia dalam waktu satu tahun. Guna memastikan implementasi program berjalan lancar dan sesuai harapan, DD Pendidikan menempatkan Konsultan Relawan untuk bertugas di masing-masing wilayah.
Dalam keseharian, para Konsultan Relawan ini dipanggil “Kawan SLI” agar terasa dekat dan akrab. Konsultan Relawan terdiri dari anak-anak muda yang memiliki semangat pengabdian untuk pendidikan Indonesia. Mereka adalah lulusan terbaik dari kampusnya.
Mereka mendaftar dan mengikuti alur seleksi secara sukarela. Inda Dwi Septianingrum adalah salah satu Kawan SLI yang ditempatkan di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.
Dara asal Magetan ini harus rela menahan rindu berkumpul dengan keluarganya demi menjalankan amanah mulia. Ketika ditanya bagaimana rasanya menjadi Kawan SLI, Inda hanya menjawabnya dengan satu kata, “Enak!”.
Inda memilih jawaban itu karena ia bisa belajar sabar dan mendapatkan banyak pelajaran yang tak mungkin didapatnya dari kampus manapun. Tak mudah memang tugas yang harus diemban oleh Kawan SLI. Mereka harus dapat mengawal
implementasi program sambil beradapatasi dengan lingkungan baru.
“Rasanya tidak semudah membalikkan telapak tangan,” ujar Inda.
Terlebih lagi, tidak semua sekolah terbuka dengan perubahan, sehingga tak jarang respons negatif pun diberikan kepada program. Demikian juga terhadap kedatangan Kawan SLI. Saat itulah Inda merasa kebermanfaatannya dipertanyakan.
Sebelum turun ke wilayah penempatan, para Kawan SLI telah lebih dahulu mendapatkan pembekalan di Bogor, kantor DD Pendidikan. Salah satu materi pembekalannya adalah bagaimana Kawan SLI dapat mempersuasi sekolah. Cara agar bisa masuk menjadi bagian dari sekolah maupun guru, di antaranya adalah dengan pendekatan nonformal dan nonstruktural.
“Faktanya di sini justru terjadi anomali. Cara-cara nonformal dan nonstruktural hingga terbentuk kedekatan nyatanya tidak berbanding lurus dengan keberhasilan program,” ujar Inda.
Namun menyerah sepertinya tak ada di kamus Inda. Menyadari apa yang terjadi, Inda pun meluruskan niatnya serta menguatkan keyakinan bahwa apa yang ia lakukan adalah sebuah ketulusan untuk menebar kebaikan.
“Semangat yang fluktuatif itu lumrah, yang terpenting adalah bagaimana kita terus bangkit setelah down dan berjuang sekuat tenaga untuk menaklukkan tantangan,” ujar Inda. (sumber: ROL)
Naskah Terkait Sebelumnya :
Indeks Kabar
- Gerhana Matahari, Kemenag Anjurkan Masyarakat Shalat
- Kesepakatan Normalisasi dengan ‘Israel’ Memicu Kemarahan Publik di Sudan
- Pemerintah Australia Tolak 500 Pengungsi Suriah dan Iraq
- Anggota DPR: Para Politisi Harus Mencontoh Mohammad Natsir
- Turki Luncurkan Kampanye Penggalangan Dana, Erdogan Sumbang 7 Bulan Gajinya
- Pesat, Pertambahan Populasi Muslim di Australia
- Subhanallah, 20 Pekerja Asing dari Filipina Nyatakan Memeluk Islam selama Ramadhan Ini
- Pemimpin Muslim Gelar Protes Tolak Kebijakan Trump
- Penghina Nabi Muhammad SAW Jadi Tersangka
- UAS seru Umat Tidak Pilih Calon Pemimpin Berpolitik Uang
-
Indeks Terbaru
- OKI Adakan Pertemuan Darurat Membahas Sudan, Militer Setuju Gencatan Senjata Seminggu
- Yusuf Masuk Islam Setelah Temukan Alquran di Stadion Old Trafford
- Pelaku Penembakan Kantor MUI Tewas, Sebelumnya Incar Ketua Umum dan Mengaku Nabi
- Viral Video Protes Suara Bising di Masjid, Kakek Australia Ini Malah Masuk Islam
- Pelaku Penembakan Kantor MUI Tewas, Sebelumnya Incar Ketua Umum dan Mengaku Nabi
- Mualaf Fano, Dulu Benci dan Caci Maki Adzan Tapi Kini Malah Merindukan Kemerduannya
- Kantor MUI Ditembak, Sejumlah Staf Jadi Korban
- Terpikat Makna 2 Surat Alquran, Mualaf Nathalia: Saya Temukan Konsistensi dalam Islam
- Sebut Homo itu Haram, Seorang Bocah Muslim Dijemput Paksa Polisi
- Adzan Pikat Tiktoker Filipina Hingga Akhirnya Ucap Dua Kalimat Syahadat
Leave a Reply