Restoran Halal di Kanada Diserang dengan Stigma Ekstremis
Pemilik restoran halal di Kanada menerima banyak ulasan negatif akhir-akhir ini. Ulasan tersebut mengaitkan makanan halal yang mereka kelola dengan stigma ekstremisme.
Restoran Eddy’s Mediterranean Bistro di Windsor dan Taboui by Eddy’s di Tecumseh baru membuka restoran beberapa bulan lalu. Mereka pun hanya menyediakan daging halal.
Banyak kampanye negatif di media sosial terkait kedua restoran ini. Mereka menyebut layanan restoran makanan halal akan mengasingkan Kanada dan budayanya serta mendukung kelompok teroris ISIS.
Dilansir di aboutislam.net, Sabtu (16/3), pemilik restoran Eddy Hammoud terdorong untuk menjelaskan yang sebenarnya terkait konsep halal. “Saya memiliki pelanggan warga Kanada, mereka datang ke sini, mereka suka daging halal karena mereka dapat membedakan antara halal dan bukan halal,” jelas dia.
Menurut Hammoud, makanan halal bukanlah hal yang baru di Kanada. Jika memang ini tidak sesuai dengan budaya Kanada, bisa saja sudah dihentikan sejak lama. Sami Kleit, pelola Pasar Daging Kings yang berbasis di Windsor juga menjual daging halal yang disembelih. Dia memberikan dukungannya kepada restoran Mediterania Muslim.
“Hewan-hewan dipotong di tenggorokan untuk diambil daging halal dan kemudian dikeringkan. Ini cara yang benar dalam agama kami. Anda harus memotong tenggorokan, Anda harus membiarkan darah mengalir karena seharusnya tidak ada darah di dalamnya, “katanya.
Sami Kleit mengatakan beberapa pelanggan yang tidak selalu makan makanan halal sering mengunjungi tokonya karena mereka dapat mengetahui perbedaan antara daging halal dan non-halal.n Ratna Ajeng Tejomukti. (sumber: ROL)
Naskah Terkait Sebelumnya :
- Brunei Wajibkan Pedagang Makanan Miliki Sertifikat Halal
- Inilah Restoran Besar yang Belum Bersertifikasi Halal versi LPPOM MUI
- MUI Imbau Restoran Ajukan Sertifikasi Halal
- Pemilik Restoran Non Muslim di Malaysia Dilarang Perdaya Pelanggan dengan Tulisan “Halal”
- Yu Hyunwoo, Mualaf Pemilik Restoran Halal di Korea
Indeks Kabar
- Rujuk Fatah-Hamas Disambut Baik, Penjajah Israel Meradang
- Mualaf Center Indonesia Catat Pertumbuhan Mualaf di 2016 Capai 2.491 Orang
- MUI Apresiasi Tayangan Ramadhan di Televisi
- Pemprov DKI Lepas Saham Miras Fahira Idris: Ini Kado Indah bagi Warga Jakarta
- RUU Pesantren Tunggu Pengesahan Rapat Paripurna
- Manuskrip Mushaf Tertua dalam Sejarah Islam Direstorasi
- 2,3 Juta Anak Korban Perang Timur Tengah Terkatung-Katung di Negeri Tetangga
- MUI: Semua Pihak Agar Hormati Putusan Vonis Meiliana
- Aplikasi Masjeed Mungkinkan Terbangunnya Jaringan Masjid Seluruh Indonesia
- Septic Tank Jadi Kuburan Massal Anak, Gereja Katolik Irlandia Dihujani Kecaman
-
Indeks Terbaru
- Vegetarisme dan Islamofobia Dianggap Penghalang Pertumbuhan Sektor Halal di India
- Kisah Mualaf Seorang Bintang Hip Hop Jerman
- Shariffa Carlo Dulu Musuhi Islam, Kini Jadi Muslimah
- Irena Handono, Temukan Islam Saat Jalani Pendidikan Biarawati
- Bintang Timnas Kamerun Patrick Mboma Masuk Islam
- Islam Jalan Hijrah Mario Rajasa
- Klaim Sebagai Kuil Hindu, Nasionalis India Ingin Rubah Citra Taj Mahal
- Stevanus Hanzen, Berawal dari Lagu Islami
- Partai Politik India Mempermasalahkan Pengeras Suara Masjid Melantunkan Adzan
- Hiroaki Kawanishi, Mualaf yang Ingin Sebarkan Islam di Jepang
Leave a Reply