Muslim Myanmar Dilarang Tarawih, Umat Budha Bagikan Mawar Putih
Para aktivis lintas agama dan pemeluk Budha menggelar kampanye solidaritas terhadap Muslim Myanmar setelah massa nasionalis garis keras melarang tarawih di Dagon Selatan. Para aktivis yang kebanyakan beragama Budha terinspirasi oleh seorang biksu yang menyerahkan mawar putih kepada umat Islam di kota itu setelah tarawih, sehari setelah insiden.
“Saya datang ke sini untuk menunjukkan solidaritas dan semangat kemanusiaan setelah apa yang terjadi semalam,” kata U Seintita, kepala biara di Pyin Oo Lwin dekat Mandalay, dikutip dari Myanmar Now, 30 Mei 2019.
“Saya ingin menunjukkan penghargaan kepada semua saudara Muslim kami…Itu tidak hanya isyarat perdamaian bagi gerombolan (garis keras) tetapi juga pesan niat baik untuk semua warga negara lainnya,” tambahnya.
Keesokan paginya, para aktivis Budha menyerahkan mawar putih kepada umat Islam setelah tarawih di sebuah masjid di kota Dagon, dengan mengatakan mereka ingin menentang penindasan orang-orang dari agama yang berbeda.
Kemudian pada hari Senin sekelompok umat Budha di Sagaing, dekat Mandalay, meluncurkan kampanye mawar putih di masjid Myoma. “Ini kampanye yang ditujukan untuk menunjukkan kebaikan hati kami yang penuh kasih kepada teman-teman Muslim kami di Sagaing, setelah penutupan paksa tiga rumah doa di Yangon,” kata Ma Su Chit, seorang warga setempat yang memimpin kampanye.
Dia dan rekan-rekan aktivisnya berencana membagikan lebih banyak mawar putih di kota-kota lain sepanjang Ramadan. “Kami juga melakukannya lagi di Yangon,” kata Ma Su Chit.
Nyi Pu Lay, seorang penulis terkemuka yang berbasis di Mandalay, melakukan perjalanan selama satu jam ke Sagaing untuk menunjukkan dukungan kepada umat Muslim yang berdoa di sana. “Saya percaya pada kebebasan beragama, dan saya berdiri di sisi hak asasi manusia,” katanya.
Setelah membagikan bunga, para aktivis mengadakan diskusi panel tentang cara mencegah konflik agama dan hidup dalam harmoni. Pada Rabu malam, gerombolan nasionalis garis keras berkumpul di permukiman pinggiran Yangon untuk memaksa Muslim menghentikan salat tarawih, kata saksi mata.
Diperkirakan 150 nasionalis berkeliaran di tiga lingkungan di South Dagon Township, memaksa masuk ke ruang salat di rumah-rumah penduduk dan memberi tahu untuk berhenti salat tarawih. Massa juga menahan seorang jurnalis dan mengancamnya dengan pisau, kata Thet Swe Win, seorang aktivis kerukunan antaragama.
Penduduk Muslim juga dipaksa untuk menghancurkan tempat wudhu di rumah mereka. Polisi di Dagon Selatan telah memburu dua pemimpin gerombolan yang melarang umat Muslim Myanmar salat tarawih, yakni Michael Kyaw Myint dan Thiha Myo Naing, yang akan dikenakan dakwaan menyebabkan ketakutan atau mengganggu ketertiban publik di bawah pasal 505 (b). (sumber: tempo.co)
Naskah Terkait Sebelumnya :
- Komnas HAM akan Proses Laporan ‘LP Pasir Putih Larang Napi Shalat Jamaah’
- Muslim Inggris Bagi-bagikan Mawar Kampanyekan Islam Damai
- Peraturan ‘Silent Tarawih’ di Mesir Ternyata Atas Permintaan Gereja
- Selama Ramadhan, Relawan Muslim dan Kristen Kota Tulsa Bagikan Bantuan Makanan
- Serang Toko Milik Umat Islam, Dua Warga Buddha Myanmar Ditangkap
Indeks Kabar
- Menag Ingatkan Pedoman Penyiaran Agama terkait “Kristenisasi” Car Free Day
- DPR Minta Kepala BPIP Tarik Ucapan “Agama Musuh Pancasila”
- Masjid Al-Quba Sukabumi Diacak-acak Orang tak Dikenal
- Dinilai Marak WNA Jadi Pelaku Homoseks, Penindakan Hukum Harus Tegas
- Sejumlah Aktor India Non Muslim Ikut Berpuasa di Bulan Ramadhan Untuk Kesehatan
- Negara Bagian Swiss Umumkan Larangan Kenakan Cadar di Wilayahnya
- Inilah Temuan KontraS Terkait Kondisi Jenazah Almarhum Siyono
- Tembak Dada Amir, Zionis Biarkan Ia Meregang Sampai Mati
- Komunitas Muallaf Jogja Tuntut Hukuman Mati Pembunuh Eka Mayasari
- Klub Newcastle Bikin Mushalla di Stadion St James Park
-
Indeks Terbaru
- Bintang Timnas Kamerun Patrick Mboma Masuk Islam
- Islam Jalan Hijrah Mario Rajasa
- Klaim Sebagai Kuil Hindu, Nasionalis India Ingin Rubah Citra Taj Mahal
- Stevanus Hanzen, Berawal dari Lagu Islami
- Partai Politik India Mempermasalahkan Pengeras Suara Masjid Melantunkan Adzan
- Hiroaki Kawanishi, Mualaf yang Ingin Sebarkan Islam di Jepang
- MUI: Umat Islam Perlu Banyak Kembangkan Bidang Kewirausahaan Muslimah
- Kerendahan Hati Mo Salah Jadi Inspirasi Mualaf Inggris
- Berharap Bahagia Saat ‘Berjumpa’ dengan Allah
- Peter Oudenes: Islam Agama Sempurna
Leave a Reply