Sebuah laporan yang dirilis lembaga PBB dari Divisi Kependudukan dalam Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial (DESA) menyebutkan bahwa pada tahun 2050 jumlah manusia yang mendiami bumi ini mencapai 9,7 miliar jiwa, atau naik 2 miliar dari jumlah saat ini.

Sembilan negara diproyeksikan bertanggung jawab atas setengah lebih dari kenaikan tersebut. India di tempat pertama dengan pertambahan populasi sebanyak 273 juta jiwa, dari yang ada sekarang 1,37 miliar jiwa. Meskipun penduduk China diperkirakan berkurang 31,4 juta antara tahun 2019 dan 2050, tetapi akan menjadi negara dengan penduduk terbanyak kedua. Populasi China diperkirakan terus melorot sampai 1,1 miliar pada 2100, dan ketika itu penghuni negara India ditaksir mencapai 1,4 miliar.

Selanjutnya ada Nigeria, yang diprediksi menambah 200 juta jiwa penduduknya sampai tahun 2050.

Tujuh negara lain yang memiliki jumlah penduduk terbanyak dalam kurun 30 tahun ke depan adalah Pakistan, Ethiopia, Tanzania, Indonesia, Republik Demokratik Kongo, Mesir dan Amerika Serikat.

Laporan bertajuk “The World Population Prospects 2019: Highlights” itu menyebutkan bahwa berdasarkan persentase kenaikan, pertambahan penduduk terbanyak akan terjadi di kawasan Sub-Sahara Afrika. Jumlah orang yang tinggal di negara kawasan itu bertambah empat kali lipat sampai 2050.

“Pertambahan populasi tercepat kebanyakan terjadi di negara-negara miskin,” kata Liu Zhemin, under-secretary-general DESA, dalam rilis pers hari Senin (17/6/2019) seperti dikutip RT.

Meskipun angka di atas mengejutkan, tetapi pertumbuhan populasi melambat secara global. Saat ini rata-rata seorang wanita melahirkan 2,5 anak. Akan tetapi 30 tahun ke depan trennya terus menurun sampai rata-rata 2,1.

Selain jumlah orang yang menyesaki bumi terus bertambah, menurut sebagian pakar masalah lain yang juga tidak boleh luput adalah aging population. Saat ini dalam setiap 11 orang, jumlah manula (65 tahun ke atas) hanya satu. Namun pada 2050, dalam setiap 11 orang jumlah manula ada 6. (sumber: hidayatullah)