MUI: Cegah Corona dengan Banyak Ibadah di Rumah
Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta kaum Muslim/Muslimah di Indonesia ikut berperan dalam mencegah peredaran virus corona SARS-CoV2 (Covid-19). Salah satu caranya dengan meningkatkan ibadah tetapi dilakukan bukan di kerumunan.
“MUI mengimbau kepada masyarakat Indonesia khususnya umat Islam untuk terus berkontribusi dalam mencegah peredaran Covid-19 dengan ikhtiar lahir dan batin. Ikhtiar batin yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, meningkatkan ibadah, memperbanyak munajat, hingga di setiap ibadah shalat fardhu diselingi dengan doa kepada Allah SWT dengan penuh khusyuk,” ujar Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Niam Sholeh saat video conference pandangan tokoh agama mengenai mengatasi peredaran Covid-19, di akun youtube saluran Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sabtu (28/3).
Ia juga meminta umat Islam bisa mengucapkan qunut nadzillah karena ada masalah wabah covid-19. Yang tak kalah penting adalah ibadah disesuaikan dengan protokol kesehatan organisasi kesehatan dunia yaitu menghindari kerumunan sekalipun atas nama ibadah. Karena itu, ia menhakui MUI telah menetapkan fatwa pada 16 Maret 2020 yaitu fatwa nomor 14 tahun 2020 tentang pedoman pelaksanaan ibadah ketika wabah Covid-19.
“Bukan melarang ibadah, kita berkontribusi menyelamatkan jiwa dengan melaksanakan protokol kesehatan. Ini untuk meminimalisir kerumunan, dengan demikian ibadah yang dilksanakan berkerumun seminimal mungkin dihindari,” ujarnya.
Ia menambahjan, kegiatan dari rumah termasuk ibadah seiring sejalan dengan pencegahan penyebaran Covid-19. Sebab dengan tiga langkah yaitu penguatan Muslimin dan Muslimah berada di rumah dengan
pelaksanaan ibadah dan menjaga jarak dari kerumunan.
Selain itu ibadah ini bisa menjaga kesehatan dan ini untuk kemaslahatan. Niam meminta masyarakat mematuhi fatwa ini dan melakukan ibadah bukan di masjid atau mushala melainkan di rumah masing-masing. Ia menambahkan, sebaik-baiknya ibadah shalat adalah shalat yang
dilaksanakan di rumah.
Sebab shalat di rumah adalah keutamaan, kecuali ibadah yang harus dilaksanakan di masjid yaitu shalat tahiyatul masjid.
“Ini meningkatkan ikhtiar batin, apalagi menjelang ramadhan maka memperkuat ibadah dari rumah,” katanya. (sumber: ROL)
Naskah Terkait Sebelumnya :
Indeks Kabar
- Anggota Baleg: RUU Ketahanan Keluarga Perlu Perhatikan Aspek Sosiologis
- Tiga Bulan, 150 Penduduk Mentawai Bersyahadat
- Maksimalkan Ramadhan, Penasihat Kedubes Saudi: Balik ke Qur’an, Tinggalkan HP
- UIN Syarif Hidayatullah Dukung Penuh Mahasiswa Penghafal Alquran
- Jenderal Gatot: Selagi Masih Ada Ulama, Indonesia Tetap Aman
- Pihak Berwenang Yunani Dinilai Ingin Tempatkan Orang Kristen di Kantor Mufti
- Prancis Menutup Banyak Masjid Jelang Debat ‘RUU Separatisme’ yang Kontroversial
- Israel Tutup Al-Aqsha karena Bangsa Arab tidak Bersatu
- Oman Resmikan Masjid Berarsitektur Mamluk di Wilayat A'Seeb
- Selama Ramadhan, Relawan Muslim dan Kristen Kota Tulsa Bagikan Bantuan Makanan
-
Indeks Terbaru
- Ucapan Islami Ini Membuka Mata Hati Mualaf Ismael Lea South untuk Masuk Islam
- Pelaku Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan Berseragam Polisi
- Mantan Ateis Asal Prancis Masuk Islam di Qatar, Kehangatan Muslim Kuatkan Keputusannya
- Kemenlu Rusia Kutuk Swedia Izinkan Politikus Denmark Bakar Alquran di Stockholm
- Trudi Best Jadi Mualaf karena Takjub Lihat Muslim Melakukan Sesuatu karena Allah
- Hidayah adalah Misteri, Dunia Clubbing Pintu Masuk Mualaf Ameena Bersyahadat
- Eks Marinir yang Berniat Mengebom Masjid Tak Kuasa Bendung Hidayah, Ia pun Bersyahadat
- Pemerintah Afghanistan Tak Pernah Larang Pendidikan untuk Perempuan
- Mantan Ateis Asal Prancis Masuk Islam di Qatar, Kehangatan Muslim Kuatkan Keputusannya
- Jenazah Tertukar, RS di Jerman Justru Kremasi Muslim
Leave a Reply