Indonesia Sambut Dimulainya Perundingan Damai Afghanistan
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyambut dimulainya perundingan perdamaian Afghanistan. Dia berharap negosiasi dapat berjalan lancar dan konflik yang berlangsung selama hampir dua dekade di negara tersebut dapat berakhir.
“Hari ini satu tahapan penting dalam sejarah Afghanistan dilakukan, yaitu dimulainya negosiasi perdamaian Afghanistan. Saya sangat berharap ini merupakan awal yang baik yang akan membuka masa depan Afghanistan yang damai dan inklusif,” kata Retno saat memberi keterangan pers secara virtual, Sabtu (12/9)
Retno mengaku telah diundang dalam pembicaraan perdana intra-Afghanistan. Indonesia merupakan satu dari lima negara yang sejak awal mencoba berkontribusi dalam proses perdamaian Afghanistan bersama Qatar, Norwegia, Jerman, dan Uzbekistan. Kendati demikian, peran terbesar dalam proses ini tetap diemban oleh Amerika Serikat (AS).
Dalam pertemuan itu Retno kembali menyampaikan komitmen Indonesia untuk terus mendukung proses perdamaian Afghanistan. “Kepentingan rakyat Afghanistan harus menjadi yang utama dalam proses perdamaian ini. Pelibatan elemen di Afghanistan, termasuk peran perempuan Afghanistan menjadi sangat penting dalam proses perdamaian ini,” ucapnya.
Selain itu Retno menekankan tentang pentingnya penciptaan kondisi yang kondusif bagi pembicaraan dan perundingan damai. “Jadi kita ingin kemajuan terus terjadi. Sementara itu kita semua wajib menciptakan kondisi yang kondusif, baik secara internal maupun eksternal. Menumbuhkan kepercayaan di antara pihak yang berunding menjadi sesuatu yang esensial,” imbuh Retno.
Retno berpendapat masyarakat internasional harus mendukung proses perdamaian Afghanistan. “Indonesia siap mendukung proses perdamaian ini, termasuk memobilisasi dukungan internasional bagi suksesnya perundingan damai di Afghanistan, termasuk melalui Dewan Keamanan PBB,” kata dia.
Retno memperingatkan bahwa proses perundingan bukan sesuatu yang mudah. “Kita harus bekerja keras agar harapan masyarakat Afghanistan yang lestari tidak sirna,” ucapnya. (sumber: ROL)
Naskah Terkait Sebelumnya :
- Amerika Konfirmasi Pesawat Militernya Jatuh di Afghanistan, Tak Mengakui Ditembak Taliban
- Bom Mematikan telah Menewaskan 50 Orang di Afghanistan
- Muslim Inggris Bagi-bagikan Mawar Kampanyekan Islam Damai
- Pakistan Usir 450 Imam Asal Afghanistan
- PBB: Jumlah Kematian Warga Sipil Afghanistan Catat Rekor Baru
Indeks Kabar
- Aliran Sesat Berkedok Ormas Islam
- Grand Launching ODOJ, Masjid Istiqlal Sesak Seperti Lebaran
- Lusa, Mualaf Sunda Kelapa Gelar Halal Bihalal
- Prof. Shalih bin Abdullah Asy-Syatsri: Pentingnya Umat Islam Pelajari Bahasa Arab
- Duh, Selama Ini Jepang Ternyata Awasi Muslim
- Kanselir Jerman Sebut Islam Adalah Agama Damai Dan Bukan Ancaman
- Soal Larangan Muslim, Obama Luapkan Kemarahannya pada Trump
- Pakar Ungkap Mengapa Saudi Datangkan Nuansa Barat
- Mualaf Majelis Az-Zikra Capai 656 Orang
- Kementerian Agama Luncurkan Aplikasi Al-Quran Digital
-
Indeks Terbaru
- Ucapan Islami Ini Membuka Mata Hati Mualaf Ismael Lea South untuk Masuk Islam
- Pelaku Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan Berseragam Polisi
- Mantan Ateis Asal Prancis Masuk Islam di Qatar, Kehangatan Muslim Kuatkan Keputusannya
- Kemenlu Rusia Kutuk Swedia Izinkan Politikus Denmark Bakar Alquran di Stockholm
- Trudi Best Jadi Mualaf karena Takjub Lihat Muslim Melakukan Sesuatu karena Allah
- Hidayah adalah Misteri, Dunia Clubbing Pintu Masuk Mualaf Ameena Bersyahadat
- Eks Marinir yang Berniat Mengebom Masjid Tak Kuasa Bendung Hidayah, Ia pun Bersyahadat
- Pemerintah Afghanistan Tak Pernah Larang Pendidikan untuk Perempuan
- Mantan Ateis Asal Prancis Masuk Islam di Qatar, Kehangatan Muslim Kuatkan Keputusannya
- Jenazah Tertukar, RS di Jerman Justru Kremasi Muslim
Leave a Reply