Ketua Dewan Fatwa UEA ‘Dicopot’ dari Keanggotaan Konferensi Islam setelah Mendapat Reaksi Keras

Ketua Dewan Fatwa Uni Emirat Arab (UEA) tidak akan lagi menghadiri konferensi Islam global. Hal itu menyusul reaksi keras atas dukungan ulama yang dirasakan terhadap penargetan Negara Teluk terhadap organisasi Muslim, lapor The New Arab.

Syeikh Abdallah Bin Bayyah, seorang sarjana dan politikus Islam Mauritania yang terkemuka, dijadwalkan untuk berbicara dalam konvensi tahunan Reviving the Islamic Spirit (RIS) pada 26-27 Desember. Sebelumnya, dalam pertemuan virtual hari Senin (23/11/2020), Abdullah bin Bayyah –pembicara reguler pada acara yang biasanya diadakan di Toronto, Kanada ini– mendukung pernyataan ulama Arab Saudi yang menyebut gerakan Ikhwanul Muslimin sebagai ‘teroris’.

“Pembaruan Program: Syaikh Abdallah bin Bayyah tidak akan berpartisipasi dalam konferensi tahun ini,” kata RIS di halaman Twitter resminya. “Kami berdoa agar konferensi virtual RIS yang pertama memberikan pengalaman yang menggembirakan, sejauh mungkin dari cobaan di zaman kita, untuk memasuki beberapa hari yang singkat ke dalam ruang bersama dari ide-ide luhur dan ketinggian yang menginspirasi,” tambah pos itu.

The New Arab menghubungi RIS untuk mengklarifikasi apakah Bin Bayyah telah menarik diri dari konvensi atau telah dibatalkan undangannya, tetapi tidak menerima tanggapan pada saat publikasi. Pengumuman itu datang hanya beberapa hari setelah UEA mencap Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi “teroris” – sebuah langkah yang dikecam oleh organisasi dan pemimpin Muslim di seluruh dunia.

Hal ini diumumkan dalam pertemuan virtual yang dipimpin oleh bin Bayyah, hanya beberapa bulan setelah keputusan serupa oleh Arab Saudi. Bertahun-tahun sebelumnya pada 2014, UEA menunjuk Islamic Relief Worldwide – badan amal yang menyelenggarakan RIS – dengan tuduhan organisasi teroris.

Langkah seperti itu dikutip oleh Imam Khalid Latif, seorang imam Amerika terkemuka, dalam pengunduran dirinya dari konferensi RIS awal pekan ini. “Selama beberapa tahun terakhir, ada banyak posisi berbahaya dari dewan yang berbasis di UEA yang menyebut pemimpin dan organisasi Muslim individu seperti ISNA, Islamic Relief, dan CAIR terkait dengan terorisme,” kata Latif dalam sebuah posting Facebook yang mengumumkan.

“Fatwa terbaru yang dikeluarkan oleh Dewan UEA Syekh Bin Bayyah yang menganggap Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris hanya menambah agenda geopolitik yang sudah bermasalah,” tambah Latif. (sumber: hidayatullah)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>