Ali Erbas, Presiden Direktorat Urusan Agama Turki, mengkritik pernyataan yang dibuat Uskup Agung Athena dan Yunani Ieronymos yang diklaim menghina Muslim. Kepala Kementerian Agama yang dikenal sebagai Diyanet itu meminta Ieronymous menarik ucapannya yang menyebut Islam ‘sakit mental’.

“Tugas terpenting dari para ulama yang harus berjuang untuk perdamaian dan ketenangan, harus berkontribusi pada budaya koeksistensi,” kata Erbas dalam sebuah pernyataan yang dikutip di Ahval News, Senin (18/1).

“Dunia Kristen harus melawan mentalitas yang sakit ini. Wacana yang bertujuan untuk menyudutkan Muslim ini hanya akan menambah perspektif rasis terhadap mereka dan mengarah pada serangan terhadap kehidupan dan tempat ibadah mereka,” sambungnya.

Dia mengatakan bahwa pernyataan uskup agung dapat memprovokasi masyarakat dan menyebabkan meningkatnya kebencian, permusuhan, dan kekerasan terhadap Islam.

Erbas juga menegaskan, Islam adalah agama damai dan peradaban Islam selalu memungkinkan orang untuk hidup bersama selama berabad-abad, terlepas dari keyakinan, agama, dan budaya mereka.

Pada Sabtu (16/1) lalu pada peringatan 200 tahun Perang Kemerdekaan Yunani yang mengakhiri kekuasaan Kekaisaran Ottoman pada 1821, Ieronymous menyebut, Islam sebagai gerakan politik dan bukan agama. Dia juga mengatakan bahwa penganut Islam hanyalah orang-orang yang gemar berperang.

Dia kemudian mengklarifikasi komentarnya, perkataannya hanya ditujukan untuk ekstremis Muslim dan menegaskan kembali rasa hormatnya pada semua agama. (sumber:ROL)