Muslimah Pimpin Serikat Mahasiswa City University of London
Shaima Dallali adalah Muslim Arab pertama yang memenangkan kursi kepresidenan Serikat Mahasiswa Universitas London. Ia menegaskan akan kembali mengkritisi upaya pemerintah Inggris yang menekan aktivitas mahasiswa dalam mendukung perjuangan Palestina.
“Siswa sudah lebih aktif dan interaktif mengenai pendidikan dan masalah akademis. Mereka membela kebebasan berekspresi mengenai masalah ini meskipun tekanan terus menerus diberikan oleh pemerintah,” ujarnya, dilansir dari Middle East Monitor, Jumat (19/3).
Menurut Dallali, mahasiswa saat ini memiliki kesadaran dan bisa menahan upaya pemerintah membungkam suara mereka. Dallali telah membentuk asosiasi untuk mendukung perjuangan Palestina dan sebelumnya telah meluncurkan lebih dari satu kampanye untuk meningkatkan kesadaran tentang Palestina.
Dallali juga membahas masalah yang menjadi perhatian mahasiswa, menyuarakan hak-hak mereka dan membela tuntutan mereka. Hal itu membuatnya mendapatkan kepercayaan dari staf dan mahasiswa.
Baik mahasiswa Muslim dan non-Muslim memilih Dallali, yang menjadi wanita Muslim berkerudung pertama yang memimpin persatuan mahasiswa dalam sejarah universitas. Dalam pemilihan yang berlangsung awal bulan ini, Dallali mendapatkan 19 ribu suara.
Mengenai rencananya mengatasi gelombang pasang Islamofobia di barat dan sayap kanan Inggris, Dallali menyatakan akan bekerja sama dengan komunitas pelajar dan lokal. “Dari posisi saya di universitas ini, saya akan fokus untuk menjadi efektif, dan kita perlu lebih terlibat dalam menerapkan strategi yang memungkinkan kami bekerja dengan komunitas pelajar dan komunitas lokal untuk menolak rasialisme dalam segala bentuknya,” ucapnya.
Selain Dallali, dua wanita Muslim Arab berjilbab lainnya juga memenangkan posisi wakil presiden. Tim ini akan memimpin serikat mahasiswa selama satu tahun penuh setelah menjabat pada Juli.
Dallali lahir dari ayah Tunisia dan ibu Sudan. Dia datang ke Inggris pada 2000 dan belajar di City University of London, memperoleh gelar master di bidang hukum. Wanita berusia 26 tahun itu berharap kesuksesannya akan membuka jalan bagi kemenangan lain bagi Muslim dan semua tujuan yang adil. (sumber: ROL)
Naskah Terkait Sebelumnya :
Indeks Kabar
- Mendagri Prancis: Muslim Tak Boleh Shalat di Jalanan
- Kecam Syariat Islam di Aceh, Aktivis Perempuan Dinilai Ingin Cari Simpati Barat
- Muhammadiyah Kehilangan Bahtiar Effendy, sosok Intelektual Muslim Berintegritas
- Anak-anak Korban Terbesar Konflik Suriah
- MUI Singkawang: Pelaku Usaha Tulis Sendiri Label Halal
- Produser 'Fitna' Naik Haji
- MUI Apresiasi Perda Larangan Mushala di Basement
- Muncul Lagi Penistaan Agama pada Panci Bertuliskan “Alhamdu Allah”
- Busana Muslim Diprediksi Jadi Arus Utama Mode
- Masjid di Gujarat India Diubah Jadi Pusat Perawatan Covid-19
-
Indeks Terbaru
- Masjidil Haram Dinodai Ponsel dan Kamera
- Masuk Islam, Zilla Fatu Putra Umaga Pegulat WWE Ini Beberkan Alasannya yang Mengejutkan
- China Tangkapi Warga Muslim Hui yang Tolak Penghancuran Masjid
- Dari Benci Jadi Cinta Islam
- OKI Adakan Pertemuan Darurat Membahas Sudan, Militer Setuju Gencatan Senjata Seminggu
- Yusuf Masuk Islam Setelah Temukan Alquran di Stadion Old Trafford
- Pelaku Penembakan Kantor MUI Tewas, Sebelumnya Incar Ketua Umum dan Mengaku Nabi
- Viral Video Protes Suara Bising di Masjid, Kakek Australia Ini Malah Masuk Islam
- Pelaku Penembakan Kantor MUI Tewas, Sebelumnya Incar Ketua Umum dan Mengaku Nabi
- Mualaf Fano, Dulu Benci dan Caci Maki Adzan Tapi Kini Malah Merindukan Kemerduannya
Leave a Reply