Meneliti Kekurangan al-Qur’an, Hasilnya Malah Terpesona Lalu Masuk Islam
Gary Miller adalah seorang ilmuwan di Universitas Totonto, Kanada. Selain menjadi anggota dewan ahli di universitasnya, ia juga aktif sebagai misionaris Kristen. Ia Masuk Islam justru setelah meneliti kekurangan al-Qur’an.
Gary adalah ilmuwan yang sangat meminati bidang logika dan hal-hal logis. Di samping itu, ia juga belajar teologi di Universitas Wheeling Jesuit, Amerika Serikat. Namun ia mendapat gelar doktor dalam bidang matematika dari Universitas Toronto.
Sebagai misionaris ia khawatir melihat arus Islam di Barat yang terus menguat. Untuk melawan arus itu, ia kemudian mempelajari al-Qur’an dengan fokus mencari kesalahan kitab suci itu. Sebagaimana kitab-kitab lain, ia yakin al-Qur’an pastilah juga punya kelemahan.
Namun sebelum mengekaji al-Qur’an ia membaca buku-buku Islam karangan para orientalis. Cuma, ketika membaca buku itu, Gary tidak bisa melepaskan sikap kritisnya sebagai ilmuwan. Ia mempertanyakan kesimpulan-kesimpulan orientalis yang kerap memojokkan ajaran Islam dan Nabi Muhammad SAAW.
Bagaimana mungkin, tanya Gary, seorang nabi yang ajarannya mendunia disebut tidak waras. Apakah mungkin sosok utusan Sang Pencipta yang membawa dan menyebarkan risalah Ilahiyah hidup dengan abnormal. Kesimpulan-kesimpulan semacam itu sama sekali tidak masuk akal. Gary pun mengabaikannya.
Gary menginginkan kebenaran. Jika Muhammad adalah orang yang baik dan cerdas, mengapa ia harus berbohong untuk mengklaim kenabiannya. Atau, jika Rasul gila, kata Gary, sehingga tidak sadar dengan tindakannya, bagaimana mungkin ia memahami wahyu Ilahi.
Tak puas dengan buku-buku para orientalis, Gary mempelajari sumber ajaran Islam paling akurat yaitu al-Qur’an. Hasilnya, malah ia terpesona. Mengapa? (sumber: hidayatullah/youtube)
Nah, selengkapnya tonton videonya
https://www.youtube.com/watch?v=fTaeDEfQMYQ
Leave a Reply