Dulu Panas Dengar Alquran, Mualaf Veronica Bersyahadat Justru Berkat Surat Al Fatihah

Veronica Olivia Lolonlun (21 tahun) merupakan mahasiswa semester tujuh di Universitas NU Purwokerto. Vero panggilan akrabnya berasal dari keluarga non Muslim yang taat.
Bahkan kakek dan neneknya merupakan pemuka agama di tempat ibadahnya. Namun kemudian hidayah Islam sampai kepada ibunda Vero. Pada 2014, ibu Vero membahas keinginannya memeluk Islam. Namun Vero yang saat itu masih SMP, masih merasa egois dan tidak menerima keputusan ibunya
.
Apalagi ketika suatu hari niat ibunya menjadi Muslimah benar-benar direalisasikan. Ibunya pulang telah berubah penampilan, dengan berhijab syari. “Saya menganggap ibu saya telah mengkhianati ayah saya dengan berpindah keyakinan dan tidak lagi sayang dengan saya dan adik,”ujar dia dalam video yang diunggah ngaji cerdas.
Ibunda Vero pun menjelaskan bahwa dengan menjadi Islam tidak mengubah rasa sayang kepada anak-anaknya. Bukan hanya tidak berkurang tetapi kasih sayang ibunda Vero semakin bertambah. Pilihan ibunda Vero menjadi Muslimah adalah pilihan terbaik. Sejak saat itu Vero tak lagi saling berbicara dengan sang bunda hingga 2016.
Tetapi setelah beberapa tahun memeluk Islam, Vero melihat banyak perubahan yang terjadi pada ibunya. Dahulu emosi ibunda Vero selalu meledak-ledak. Tetapi setelah memeluk Islam Vero memperhatikan bahwa ibundanya kini bersikap lembut saat berbicara dan bersabar menghadapi perilaku Vero. Demikian juga dengan penampilannya yang tetap menggunakan hijab meski hanya di teras rumah.
“Saat saya marah-marah, bunda justru malah mendoakan saya agar menjadi anak salehah dan pintar,”tutur dia. Kemudian Vero mulai tertarik dengan keseharian ibunda. Mulai dari sholat lima waktu. Namun Vero masih menganggapnya aneh karena setiap hari ibundanya sibuk dengan sholat lima waktu. Kemudian belajar Iqra dan sering membaca surat-surat.
Saat bundanya pergi, Vero diam-diam mencari buku tuntunan sholat untuk memuaskan keingintahuan. Saat bunda pulang, dia pura-pura sedang melakukan hal lain.
Awalnya saat mendengar bunda mengaji dan sholat, Vero merasa sakit kepala dan dada terasa panas. Tetapi lambat laun dia terbiasa mendengar rutinitas ibadah ibunya. Setelah lama mendengar, Vero baru mengetahui ibundanya sering melafalkan surat Al Fatihah. Usai mencari arti ayat-ayat Al Fatihah, Vero meminta kepada ibunda untuk diajarkan memakai hijab.
Sang bunda pun terkejut, karena masih belajar Vero pun masih buka tutup hijab. Berbeda dengan ibunda sejak memakai hijab langsung berpenampilan syar’i. Setelah belajar berhijab, Vero pun diajak ibunda pergi ke kajian di Masjid Al Furqan, kompleks perumahannya. Vero kemudian dipertemukan dengan ustazah dan menyambut baik keinginan Vero untuk belajar Islam.
Ustadzah di Masjid tersebut kemudian mengajarkan syahadat beserta artinya. Bertahap Vero pun belajar sholat lima waktu. Meski tidak rutin untuk datang ke kajian. Tidak beberapa lama, Vero meminta sang bunda untuk diajarkan syahadat. Untuk memantapkan keimanan jika akan menjadi Muslim.
“Tolong bantu kakak untuk menjadi seorang Muslimah, begitu saya meminta bantuan bunda saya,”ujar dia. Bunda Vero pun sangat terharu dan bahagia. Dan kemudian mengajak Vero untuk pergi ke Masjid Fatimatuzzahra di daerah Universitas Soedirman pada 2016. Vero kemudian bersyahadat dan seketika hatinya bergetar.
Sebelum bersyahadat, Vero memiliki banyak kekhawatiran. Karena ayahnya yang berwatak keras dan kakek neneknya yang seorang pemuka agama. Apalagi keluarga juga agak tidak suka dengan Muslim. Saat adzan misalnya televisi akan dimatikan karena tidak suka suara adzan. Tetapi setelah bersyahadat kekhawatiran tersebut hilang. Apalagi melihat dia masih memiliki ibu yang akan mendukungnya.
Ibundanya bisa komitmen untuk menjalankan sholat dan puasa Ramadhan. Apalagi sikap ibunya yang semakin baik dan tidak ada perilaku buruk yang dia lihat dari sang ibu setelah memeluk Islam. Vero kemudian mendapat ucapan selamat dari sesama Muslimah yang menjadi saksi saat bersyahadat dan telah menjadi saudara seagama. Mereka juga mendoakan agar Vero menjadi istiqamah.
“Saya menangis dan meminta maaf kepada bunda saya karena perilaku saya yang dahulu saya lakukan terutama sikap dan kata-kata saya yang kasar,”tutur dia. Dia menjelaskan banyak kesalahan dan dosa-dosa yang dia lakukan dahulu. Tetapi sang bunda memakluminya, karena Vero masih remaja dan masih mencari jati diri.
Ibunda Vero bahkan tidak pernah merasa sakit hati dengan apapun segala perlakuan Vero kepadanya saat awal dia memeluk Islam. Apalagi Allah SWT memberikan hadiah yang sangat besar dengan hidayah yang didapatkan anaknya. Ibunda Vero bahkan bahagia kini bisa membimbing anaknya untuk menjalankan syariat Islam. Dan setelah mengenal Islam, Vero merasa bahwa ketenangan inilah yang sering disebutkan dan kini dia telah merasakannya.
Vero tak lagi khawatir dikejar rasa takut dan khawatir karena memiliki Allah SWT dan ibu yang mendampingi langkahnya. Terutama ketika menghadapi keluarga besar ayahnya yang non Muslim. Bahkan setelah memeluk Islam, Vero memahami segala hal kejadian yang dialaminya pasti memiliki hikmah tersendiri. Sebagai manusia Vero hanya bisa menjalaninya saja. (sumber: ROL)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>