Kategori: Rasulullah

Hanya Kata-Kata Baik yang Keluar dari Lisan Rasulullah SAW

Dalam Alquran telah ditegaskan bahwa Nabi Muhmammad SAW adalah uswatun hasanah yang memiliki akhlak paling terpuji. Akhlak Nabi yang sempurna salah satunya berasal dari lisannya, sebab hanya kata-kata baik yang keluar dari mulut kekasih Allah SWT tersebut.

Dari berbagai literatur banyak ditegaskan bahwa karena ketepatan gaya bahasa yang dipilih Rasul kerap diceritakan oleh semua orang yang pernah bertemu, berinteraksi, dan merasakan kedekatan dengan beliau. Tutur kata dan sikap Nabi membuat setiap orang yang berkomunikasi dengan beliau merasa dekat, merasa dihormati dan dihargai apapun latar belakangnya.

Muhammad SAW Tokoh Berpengaruh Sepanjang Sejarah Manusia

Pada 12 Rabiul Awal merupakan tanggal yang penting bagi umat Islam di seantero dunia. Pada tanggal itulah manusia termulia dan teragung sepanjang masa terlahir ke muka bumi. Manusia terhebat itu bernama Muhammad SAW, utusan Allah SWT yang membawa ajaran Islam.

Menurut John L Esposito dalam Ensiklopedi Oxford, Muhammad SAW adalah seorang Nabi dan Rasul Allah yang telah membangkitkan salah satu peradaban besar di dunia. Tak heran jika Michael H Hart dalam bukunya The 100 menetapkan Muhammad SAW sebagai tokoh paling berpengaruh sepanjang sejarah manusia.

Hikmah Maulid Bagi Generasi Millenial

Kemeriahan perayaan maulid merupakan wujud dari kegembiraan dan kecintaan kepada Rasulullah. Sosok yang menjadi uswatun hasanah (teladan terbaik) bagi seluruh umat. Di dalam surat al-Ahzab ayat 21, dijelaskan bahwa Nabi Muhammad saw adalah panutan terbaik bagi orang yang ingin mendapatkan ridha Allah ta’ala serta menggapai kebahagiaan akhirat.

Imam Ibnu Katsir (774 H) dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ayat di atas merupakan pijakan utama untuk mencontoh dan mengikuti Nabi Muhammad saw. Karena itu, peringatan maulid menjadi momen untuk meneguhkan sikap dan komitmen kita bersama mengikuti akhlak mulia baginda Nabi. Baik dalam rangka beribadah kepada Allah ta’ala, ataupun akhlak berhubungan dengan sesama makhluk-Nya.

Nabi Tidak Melakukan Puasa Awal Dzulhijjah, Benarkah?

Benarkah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah melakukan puasa awal Dzulhijjah, yaitu dari tanggal 1 hingga 9 Dzulhijjah?
Awal Dzulhijjah, Waktu Utama Beramal Shalih. Intinya, awal Dzulhijjah adalah waktu utama untuk beramal shalih. Di antaranya dengan banyak dzikir, bertakbir, dan termasuk pula berpuasa.

Di antara yang menunjukkan keutamaan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah adalah hadits Ibnu ‘Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

« مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ ». يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ « وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ ».

“Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.” (HR. Abu Daud no. 2438, At Tirmidzi no. 757, Ibnu Majah no. 1727, dan Ahmad no. 1968, dari Ibnu ‘Abbas. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim)
Puasa di Awal Dzulhijjah.

Menyibak Hikmah Masa Kecil Rasulullah

Sebelum kelahirannya, dunia di ambang kehancuran. Allah Subhanahu wata’ala sendiri –sebagaimana hadits riwayat Muslim- sampai memurkai mayoritas penduduk bumi kala itu. Hanya segelintir kecil orang yang membawa cahaya. Namun, laksana kunang-kunang di tengah pekatnya malam. Mereka ada, tapi tidak bisa menjadi lokomotif perubahan.

Saat kegelapan berada pada titik puncaknya, lahirlah bayi yang dipilih Allah Subhahanu wata’ala menjadi agen perubahan bagi seantero alam. Kehadirannya menurut pemaparan al-Qur`an, sejak jauh hari sudah diprediksi oleh Injil, dengan nama Ahmad (QS. As-Shaf [61]: 6). Bahkan, uniknya para nabi pun disumpah agar beriman ketika menjumpainya (QS. Ali Imrân[3]: 81).