Lana, Islamofobia Tidak Hilangkan Keindahan Islam

Pada 30 Juli 2006 / Rajab 4 , 1427,  atas kehendak Allah, lana mengucapkan dua kalimat syahadat. Lana percaya, ia bukan perpindah agama, namun kembali pada agama yang sesungguhnya.

“Saya dibaptis sebagai seorang Kristen Ortodoks, namun saya jarang mengunjungi gereja atau benar-benar mempraktekan agama,” ucap dia seperti dilansir onislam.net, Kamis (8/5).
Di Rumania, agama adalah hal yang tabu. Ini merupakan efek dari tekanan pemerintah komunisme. Baru setelah komunisme tumbang, Rumania mulai terbuka terhadap agama. Namun, keterbukaan itu tidak berlaku bagi keluarga Lana. “Kelurgaku hanya ke gereja ketika ada kelahiran atau kematian,” kata dia.
Banyak hal yang tidak disukai Lana ketika berada di Gereja Ortodoks. Pertama, banyaknya lilin. Kemudian, di dalam gereja tidak ada bangku, sehingga jamaah gereja ketika mendengarkan khutbah harus berdiri. Demikian pula dengan suara khutbah yang nyaris tak terdengar lantaran jamaah banyak berdesak-desakan.
“Jadi, saya tidak pernah merasa ada panggilan pada agama saya,” ucap dia. Di rumah, kedekatannya dengan sahabatnya yang Muslim mulai memberikan perspektif baru. Memang, sahabatnya itu bukanlah penganut yang taat. Namun, ketika Lana menyaksikan pernikahan secara Muslim, entah mengapa ia menjadi begitu kagum.
Dahulu semasa kuliah, ia juga berteman dengan Muslim asal Indonesia dan Maroko. Di mata Lana, kedua temannya itu memiliki kepribadian yang menyenangkan, down to earth serta memiliki hobi menarik lain. Mereka tidak mengkonsumsi babi dan alkohol.
Semangat Lana mempelajari Islam semakin menjadi ketika ia bertemu dengan pria yang kelak menjadi suaminya. Pria itu memberikannya Alquran dan literatur lain tentang Islam dan Muslim. Dari bacaan tersebut, Lana mulai merasakan ajaran-ajaran Islam memberikannya sebuah ‘panggilan’.
“Suami saya tidak pernah memaksa saya menjadi Muslim. Bahkan ia tidak pernah berbicara soal Islam, baginya Islam itu harus datang dari hati bukan dipaksakan atau karena dorongan orang lain,” kata Lana menirukan perkataan suaminya.
Suatu hari, ia memutuskan pergi ke Qatar, tempat dimana ia dan suaminya akhirnya menetap. Lana seorang yang mengaggumi bentuk bangunan. Ketika berkeliling Qatar ia melihat bangunan dengan menara menjulang berikut pemandangan pantai yang luar biasa.
“Bangunan itu masjid. Dalam hati, saya akan mengucapkan dua kalimat syahadat di sana,” kata dia.
Pada pagi hari 30 Juli , pada mendadak , saya hanya mengambil mobil dan berhenti di pusat Islam dan memutuskan untuk mengambil syahadat. Suami Lana kaget bukan kepalang. Alhamdulillah, Lana pun bersyahadat.

“Saya berharap makin banyak orang-orang di negara saya memilih Islam. Saya percaya seberapun besar pandangan bias media terhadap Islam, agama ini tetap indah,” ucapnya. (sumber: ROL/8/5/2014)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>