Mengaku Kecolongan, Turis Asing Sumbang Paket Natal Sebuah Pesantren di Bali
Jelang Hari Natal pada Desember mendatang, pondok pesantren perlu hati-hati dalam menerima sumbangan. Baru-baru ini, sebuah pesantren di Denpasar, Bali dikunjungi sejumlah turis asing.
Yang masalah, bule tersebut menyumbangkan hadiah paket bernuansa Natal. Kasus itu diungkap oleh seorang pengurus Yayasan Al Islam Denpasar Bali, Dhiyauddin, pada Ahad (23/11/2014) kemarin.
“Kami kecolongan oleh dua orang turis yang datang menyumbang buku-buku gambar, pensil warna, pasta gigi, dan beberapa barang lainnya. Yang ternyata muatan dari buku-buku tersebut tentang Natal dan Santa Claus,” ungkap Dhiyauddin yang membeberkan kasus itu ke grup media sosial forum santri nasional pesantren tersebut.
Berdasarkan informasi yang dihimpun hidayatullah.com, sebanyak 2 orang bule pria-wanita datang ke pesantren pada Sabtu (22/11/2014) sekitar pukul 11.00 Wib. Tamu wanitanya tidak berpakaian Muslimah dan sempat dipakaikan hijab oleh pihak pesantren.
Keduanya tampaknya sepasang suami-istri karena membawa dua orang anak. Mereka ditemani seorang guide. Kedatangan tamu ini diterima oleh Rasyid, pengurus bagian kerumahtanggaan pesantren.
“Ana (saya) terima di depan, seterusnya sama Ustadz Bahriawan lebih jelas. Karena Ustadz Bahriawan yang menguasai bahasanya (bule),” terang Rasyid kepada media ini melalui pesan seluler, Senin (24/11/2014) pagi, sembari menyebut pengurus lainnya.
Pengurus Pimpinan Yayasn, Ustadz Syamsuddin membenarkan adanya sumbangan paket bernuansa Natal itu. “Benar ada. Tapi ana tidak hadir (saat kunjungan tersebut. Red). Ana kantornya agak jauh dari pondok,” ujarnya saat dikonfirmasi secara terpisah.
Tidak Mencurigakan
Dhiyauddin yang juga bagian kepengasuhan santri kepada hidayatullah.com mengatakan, awalnya pihak pesantren tidak tahu jika sumbangan tersebut bernuansa Natal. Sebab kemasan paketnya tidak mencurigakan sama sekali. Kemasan paket bernuansa Natal itu tampak biasa saja dari luar.
Kemasan paket bernuansa Natal itu tampak biasa saja dari luar. Selain itu, pesantren yang terletak di Jl Raya Pemogan, Gang Taman No 20X ini memang sering dikunjungi oleh tamu-tamu bule dan non-Muslim. Seperti diketahui, umat Islam minoritas di Bali. “Ia, ndak tahu (kalau paket bernuansa Natal), karena emang biasa bule datang ke sini,” ujar pria asal Balikpapan, Kalimantan Timur ini.
Dalam foto yang dikirimkan Dhiyauddin kepada media ini, tampak sumbangan tersebut dikemas seperti halnya buku, alat gambar, benda lain pada umumnya. Namun ketika mereka buka, ternyata isinya bernuansa Kristen. Misalnya, pada sampul buku ada gambar Sinterklas dan lonceng khas Natalan. Ada pula buku gambar bertuliskan “Christmas Colouring Fun”, yang artinya kira-kira “gembira mewarnai Hari Natal”.
“Jadi hadiah itu masih dalam bentuk pack-pack-an gitu. Memang ada beberapa buku yang tidak ada unsur Natalnya. Ini barang-barangnya masih ada sih, mau dimusnahkan semua,” jelas Dhiyauddin.
Ia menjelaskan, acara serah terima sumbangan hanya dilakukan sebentar. Bule itu berbicara dalam bahasa Inggris sehingga para santri pada bingung. Mereka lalu meminta foto bersama anak-anak dan membagi-bagikan hadiah.
“Saya kagak ada tuh pas acara, jadinya dah terlanjur dibagikan (hadiahnya ke santri). Begitu sore saya tahu muatannya begitu, malam langsung saya tarik semua dari santri-santri. Sayangnya, kebetulan ada santri yang bawa pulang ke rumahnya, karena kebetulan sore itu waktunya untuk pulang ke rumah,” ujarnya.
Dhiyauddin menduga, pemberian sumbangan itu bisa pemberian biasa atau juga bisa karena modus ‘Kristenisasi’. Namun ia mengaku ke depan akan lebih berhati-hati.
“Saya mengingatkan sudara-saudaraku yang lain untuk lebih berhati-hati dalam menerima atau pun mendapatkan donatur atau penyumbang. Salah satu contoh nyata kami kecolongan,” ujarnya. (hidayatullah/24/11/2014)
Indeks Kabar
- Sebuah Kota di Denmark Jadikan Babi Makanan Wajib
- Pendeta Ortodoks Yunani Mengatakan Hagia Sophia Dilindungi dengan Baik oleh Turki
- Masjid Sydney Membuka Pintu bagi Korban Kebakaran Hutan
- Cara Unik Muslim Chicago Berbagi Kebahagiaan Idul Fitri
- MUI: Kunjungan Yahya Cholil Staquf ke Israel Tidak Perlu Dilakukan
- 12 Ribuan Jamaah Indonesia Berjalan Kaki Menuju Mina
- Jenderal Gatot: Selagi Masih Ada Ulama, Indonesia Tetap Aman
- Prancis Menutup Banyak Masjid Jelang Debat ‘RUU Separatisme’ yang Kontroversial
- Prof. Shalih bin Abdullah Asy-Syatsri: Pentingnya Umat Islam Pelajari Bahasa Arab
- 2 Desember Diusulkan Jadi Hari Persaudaraan Islam Indonesia
-
Indeks Terbaru
- Seorang Ibu Tunaikan Nazar Jalan Kaki Lamongan – Tuban setelah Anaknya Tuntas Hafal Al-Quran
- Menemukan Kedamaian Dalam Islam
- Dahulu Anti-Islam, Politikus Belanda Ini Temukan Hidayah
- Masjid di Siprus Yunani Diserang Bom Molotov Disertai Vandalisme: Islam tidak Diterima
- 24 Jam Sebelum Meninggal, Anthony Jadi Mualaf
- Pengadilan Turki Perintahkan Tangkap Rasmus Paludan, Pembakar Al-Quran di Swedia
- Georgette Lepaulle Bersyahadat di Usia Tua
- Uni Eropa Tegaskan Pembakaran Alquran tidak Memiliki Tempat di Eropa
- Pendeta Armenia Razmik Kastoryani Masuk Islam setelah ‘Dicekik Kalung Salib”
- Jalan Hidayah Mualaf Yusuf tak Terduga, Menjatuhkan Buku Biografi Rasulullah SAW di Toko
Leave a Reply